Chapter 3: An Option He Can Avoid

37 6 23
                                    

Zygo berada di tepi danau Yvetu seorang diri. Dua buah botol ramuan yang telah kosong tergeletak di dekat kaki Zygo setelah pemuda itu dengan rakus meneguk isinya. Sampai khasiat ramuan bekerja, Zygo mencoba bertahan agar tubuh jangkungnya tidak tumbang akibat terkena paparan langsung kabut racun yang mulai menyelubungi area danau pada tengah malam.

Beberapa menit setelahnya, napas Zygo yang tersenggal berangsur tenang, begitu pula dengan seluruh sensasi kejang yang berkedut di seluruh ototnya menjadi perlahan sirna. Pandangan Zygo menyapu ke seluruh permukaan danau yang senyap, hanya ada beberapa kelompok serangga bercahaya yang terbang berputar-putar di sekitar bangkai monster yang separuh membusuk dan terapung di pinggiran danau bagian lain.

Zygo menarik napasnya dalam-dalam dan yakin bahwa keadaan tubuhnya telah prima, padahal beberapa detik lalu ia tak berdaya. Sungguh, terkadang Zygo nyaris ngeri pada kekuatan ramuan buatan Hunter. Formula yang diracik tangan Hunter begitu akurat hingga kemujarabannya tak pernah mengecewakan. Zygo selalu merasa kemampuan Hunter luar biasa dan mengerikan secara bersamaan. Mungkin, ia tak akan begitu terkejut jika suatu hari nanti Hunter mampu menciptakan ramuan yang dapat menghidupkan orang mati sekali pun—tidak, Hunter bukan dewa.

Zygo mengenakan kain yang menutup mulut dan hidungnya. Iris zamrud miliknya memercik di tengah keremangan. Kemudian Zygo berbisik, "stealth."

Zygo bergerak dengan gesit memasuki perairan. Kakinya dengan lincah menapak dengan senyap ke permukaan lembaran-lembaran daun teratai yang mengkerut ganjil ketika tersentuh kakinya. Namun ia tak bisa menghindari cipratan yang tercipta dari langkah-langkahnya, Zygo harus merelakan ujung celananya bolong-bolong terkena air danau yang asam. Kedua telapak tangannya melahirkan dua bilah sabit dalam sekejap.

Pandangannya sangat jernih dan cerah berkat ramuan rekayasa pengelihatan yang dicurinya. Kapabilitas sensor matanya juga makin meningkat ketika Zygo ikut mengaktifkan kemampuan mata Praying Mantis, lalu tiga permata hijau muncul di dahinya sebagai mata ekstra.

Tak membutuhkan waktu lama hingga Zygo sampai pada bagian tengah, di mana Nyx Lotusia merekah indah dengan pendar cahaya lembut. Hanya saja, ukuran bunga itu jauh lebih besar ketimbang yang ia lihat sebelumnya. Kelopak merah muda itu berayun-ayun bagai tertiup angin sepoi. Untuk sesaat, Zygo tergigit perasaan nostalgia yang lekat.

"Zyg, kamu sudah janji tidak akan mencuri bunga dari kolam Paman Harry, kan?" Sosok wanita berwajah lembut memandang lekat ke arah bocah berambut kehijauan yang dipenuhi lumpur yang mengering. Bocah lelaki itu tampak sedih karena kakaknya tak menyukai hadiah yang ia berikan.

"Tapi hari ini ulang tahunmu, Kak. Ayah dan ibu pasti sibuk dan melupakannya, tapi aku pasti mengingatnya!" Zygo kecil merajuk. "Bukankah kau selalu menyukai bunga teratai? Aku memetiknya untukmu."

Baginya Ariana adalah pengganti sosok ayah dan ibunya yang selalu sibuk bekerja. Ariana lah yang merawat Zygo sejak ia masih balita hingga memasuki masa remaja. Namun sosoknya yang berkilauan itu sangat rapuh seperti gelas kaca yang mudah pecah.

"ARIANA!" Zygo berteriak histeris, ketika ia menemukan keadaan kakaknya yang carut-marut. Teronggok di sudut bangunan terbengkalai tanpa secrik kain pun di tubuhnya. Wajah dan badannya dipenuhi lebam dan memar, tetapi hal yang paling hancur dari Ariana kala itu adalah jiwanya.

Ariana hilang akal setelah dilecehkan seseorang tak dikenal dan ditinggal begitu saja. Sejak saat itu sosok Ariana yang lama telah mati dan hanya tersisa cangkang kosong yang terlanjur rusak. Kemudian hal yang tersisa dari musibah itu adalah kebencian.

Pantulan kelopak Nyx Lotusia bergerak lebih cepat di mata Zygo, mereka terulur lebih panjang dan melecut-lecut di udara. Bagai terhipnotis, pemuda itu masih terbenam dalam ingatan dan kebusukan trauma masa lalunya. Akal sehat di kepalanya dipenuhi amarah yang benggebu-gebu, sementara kedua tangan Zygo makin erat menggenggam dua bilah sabit tulangnya. Tiba-tiba kelopak-kelopak Nyx Lotusia terulur cepat hingga beberapa menusuk Zygo sebelum lelaki itu sempat merespons.

Wanderer of The DawnOnde histórias criam vida. Descubra agora