🦊 Teman Hidup 💙

1.6K 38 0
                                    

Yeonjun masuk ke dalam ruang rawat inap Karina, dan melihat istrinya itu kini tengah tertidur pulas.

Taehyung, Jennie, Ningning, dan Taehyun pamit pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Mereka juga tidak mau mengganggu istirahat pasutri ini, apalagi Yeonjun wajahnya sudah kusut sekali.

“Nanti malam kami ke sini lagi ya, Nak.” kata Jennie di ambang pintu. “Kamu sekarang istirahat, mandi juga supaya segar. Di tas besar itu sudah Mamah bawakan juga baju ganti buat kamu. Untuk baju kotor dan segala macamnya nanti masukan saja ke dalam tentengan itu. Kalau butuh apa-apa nanti telpon saja Mamah atau Papah ya?”

Yeonjun mengacungkan jempolnya menanggapi ceramah panjang lebar sang ibu. “Iya, Mah. Paling aku minta dibawakan makanan yang enak saja.”

“Oke, nanti Mamah belikan. Ya sudah, kami pulang dulu ya?”

“Iya, hati-hati. Kalau bertemu polisi tidur jangan dibangunkan, biarkan saja.”

“Aish, kau ini!”

Lelaki itu terkekeh melihat raut wajah Jennie yang awalnya sangat menyimak tahu-tahu malah dapat zonk.

Walaupun cerocosannya kadang sudah seperti orang nge-rap, tapi Jennie itu sangatlah perhatian. Dia bahkan sudah mengganti pakaiannya Karina, dan ikut membantu suster mengelap tubuhnya yang kotor berbanjir peluh seusai persalinannya barusan.

Yeonjun menutup pintu. Ia bersyukur Jennie bisa memperlakukan Karina seperti anaknya sendiri. Tidak ada jarak di antara mertua dan menantu itu. Karina benar-benar memiliki sosok ibu lagi.





































.

.

.

Selepas membersihkan diri, Yeonjun kini berdiri mematung di samping ranjang memperhatikan sang istri.

Sekelebat perasaan gusar tiba-tiba melintas di benaknya saat sadar kalau posisi tidur Karina sama sekali tidak berubah dari semenjak ia datang ke sini tadi.

Kedua tangannya bertumpuk di atas perut. Wajahnya nampak sangat kelelahan dan mengkhawatirkan. Bahkan mulutnya sedikit terbuka. Seumur-umur baru kali ini Yeonjun melihat istrinya tertidur dalam kondisi seperti itu.

“Karina...”

Guna menepis pikiran buruknya yang semakin liar, Yeonjun memberanikan diri mendekatkan jarinya ke bawah hidung Karina. Mengecek hembusan nafasnya yang jelas saja masih ada.

Syukurlah.

Barulah kini ia merasa lega. Istrinya yang cantik ini hanya tertidur saja. Paras cantik itupun dibelainya, dan saat ia mendekat untuk menciumnya di sanalah Karina membuka mata.

“AAAAAAAAAAA!” dan adegan selanjutnya adalah wanita itu yang menjerit sejadi-jadinya.

Bangun-bangun mendapati ada wajah asing berjarak dua senti dari wajahnya, bagaimana tidak kaget dia?

“AAAAAAAAAAA!” dan bodohnya di sini Yeonjun juga malah ikutan berteriak. Dia juga syok karena reaksi tak terduga yang diberikan istrinya.

“MAS! ASTAGA, AKU KIRA KAU APA?!” protes Karina setelah sadar bahwa itu adalah wajah suaminya. “Hih! Membuatku kaget saja kau ini!”

Yeonjun yang sudah menarik diri itu mengusap dada ratanya. “Kau juga mengagetkanku, tahu! Menjerit begitu aku kira kenapa?!” balasnya tak kalah sengit.

“Wajahmu terlalu dekat!”

“Aku itu tadi mau so sweet, mau cium kamu! Tapi kamu malah bangun! Gagal kan sekarang jadinya, ah!”

Hamil || YeonRina [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu