🦊 Ras Terkuat di Muka Bumi 💙

1.4K 41 4
                                    

Ini adalah pagi pertama Yeonjun dan Karina bersama buah hatinya di rumah.

Karina harus rela terbangun dengan kondisi mata panda, karena saat tengah malam tadi Rion menangis sehingga ia harus terjaga dan menyusuinya lumayan lama. Yeonjun juga ikut menemaninya sebentar, tapi ujung-ujungnya dia malah terkulai di pundak Karina dan kembali menutup matanya.

Karina tidak mempermasalahkannya, justru dia malah menyuruh suaminya itu kembali berbaring supaya tidurnya lebih nyaman.

Kendati demikian, Yeonjun juga tahu diri dan pengertian. Pagi ini dia berinisiatif menyiapkan sarapan sekaligus mencuci pakaian.

Eunchae juga menawarkan bantuannya, namun Yeonjun menolak karena Eunchae di sini bekerja menjadi babysitter, bukan asisten rumah tangga. Tapi gadis itu tetap keukeuh dan akhirnya Yeonjun memintanya untuk membuat sarapan saja.

“Enak lho!” puji Karina yang merasa masakan Eunchae cocok di lidahnya. “Iya kan, Mas?”

Yeonjun mengangguk. “Iya. Sepertinya kamu bakal menjadi partner in crime istri saya nih dalam masalah perdapuran.” ucapnya kepada Eunchae.

Gadis itu memamerkan senyum lima jarinya. Memangnya siapa yang tidak senang dipuji? Ditambah lagi majikannya ini ramah dan menyenangkan sekali. Karina dan Yeonjun memanglah orang baik.

“Hehehe... Terima kasih banyak, Pak, Bu. Saya senang kalau masakan saya bisa diterima oleh kalian. Padahal saya takut sekali rasanya akan mengerikan.”

“Tidak, ini lezat kok. Nanti kamu ajari saya masak-masak begini ya, Chae.”

“Iya, Bu, Siap. Kalau begitu saya izin ke belakang dulu. Mau makan.”

Pasutri itu mengangguk dan melanjutkan sarapan berdua. Yeonjun kasihan melihat istrinya yang beberapa kali harus menguap. Kentara sekali masih mengantuknya.

“Yang, jangan lupa jaga kesehatan. Aku tidak mau kamu sakit.” ucapnya seraya mengusap remahan roti yang menempel di sudut bibir istrinya.

“Aku sehat kok, Mas. Hanya kurang tidur saja. Yah, namanya juga punya newborn pasti begadang bakal menjadi resikonya.”

“Iya, makanya kamu jangan sampai tumbang ya? Setelah ada Rion, keseharian kita berdua pasti akan banyak berubah. Tapi sebisa mungkin aku akan tetap membantumu. Aku tidak akan membiarkanmu lelah sendirian.”

“Terima kasih banyak ya, Sayang.” dengan tatapannya yang manja, Karina menggenggam tangan besar itu lalu menciumnya. “I love you, Papahnya Rion.”

Love you too, Mamahnya Rion.”

Yeonjun mengacak gemas pucuk kepalanya. Semenjak melahirkan, Karina jadi semakin spesial di matanya. Pesona wanita yang telah memberinya keturunan itu kian memancar dan selalu membuat rasa cintanya kian berkobar.

“Ngomong-ngomong, morning kiss-ku mana?” tagihnya kemudian.

“Selesaikan saja dulu sarapanmu, Mas.”

“Tapi aku maunya sekarang, Sayang. Ini minum dulu, supaya ciumannya rasa jeruk.”

Dengusan main-main diberikan Karina sebagai respon atas cengengesan mesum suaminya, tapi tetap saja sodoran jus jeruknya ia terima. Setelah cairan manis itu membasuh rongga mulutnya, lantas ia menangkup sisi wajah tampan Yeonjun dan mulai memagut bibirnya.

Yeonjun tak tinggal diam dan mulai menggerayangi tubuh istrinya. Rahang, leher, dada, pokoknya dipegang semua. Namun ia dibuat mengernyit ketika tangannya meraba area selangkangan.

“Yang, ini kamu pakai pembalut? Kamu datang bulan?” tanyanya sambil menggosok dan menekan-nekannya.

Karina menyingkirkan tangan Yeonjun karena takut Eunchae tiba-tiba muncul. “Bukan datang bulan, Mas. Aku kan sekarang berada dalam fase nifas.”

Hamil || YeonRina [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum