🦊 Uncle & Aunty 💙

1.4K 35 2
                                    

“Jadi kalian datang ke sini untuk menjenguk istri dan anakku tapi tidak membawakan parsel untukku, begitu?”

Chaewon dan Sakura menatap datar Yeonjun yang berkacak pinggang di ambang pintu.

“Lantas kau pikir yang berada di tanganku ini apa, hah? Bom?” sarkas Chaewon menunjukkan keranjang berisi buah-buahan segar ke hadapan wajah bosnya yang absurd itu.

“Tapi kan itu untuk Karina. Bukan untukku.”

“Yang melahirkan dan baru keluar dari rumah sakit kan Karina, bukan kau.” timpal Sakura yang turut prihatin kenapa Chaewon harus punya bos model begini.

“Nah, benar! Lagipula untuk apa aku harus membelikan parsel untuk orang yang jelas-jelas lebih kaya dariku? Kalau kau mau parsel sebaiknya kau sakit dulu.”

Yeonjun nyaris saja mengumpat mendengar celetukan asbun yang dilontarkan sekretaris gilanya tersebut.

“Doamu jelek sekali, Ya Tuhan! Padahal kalau aku sakit kau juga yang ikut repot, Chae! Kerjaanmu pasti akan dobel karena kau juga harus menghandel pekerjaanku.”

“Iya juga ya? Ya sudah, kalau begitu aku menarik kembali ucapanku. Semoga kau sekeluarga sehat selalu. Sekarang minggir, aku mau melihat saingan terbesarmu.”

Wanita berambut sebahu itu merangsek masuk diikuti Sakura. Sementara Yeonjun masih blank di tempat, belum konek akan maksud dari ucapan barusan.

Saingan? Perasaan ia tidak punya saingan. Entah itu di dunia bisnis atau di dunia modeling, selama ini hidupnya damai-damai saja.

“Apa sih?! Dasar wanita tak jelas!” hardiknya kemudian kepada Chaewon yang sudah berada di dalam.

Ternyata bukan hanya kedua wanita itu saja. Tak lama kemudian Hueningkai dan Kazuha juga datang berkunjung, berbarengan dengan datangnya Taehyun dan Ningning.

“Hai, Karina.” sapa Sakura sambil cipika-cipiki kepada sang bestie. “Selamat ya atas kelahiran anak pertamanya. Aku turut senang. Aku dan Chaewon membawakanmu dan bayimu ini.”

“Ah iya, aku dan Zuha juga membawakan kalian berdua ini.” Hueningkai pun turut menyodorkan tentengan yang dibawanya.

Karina menerima parsel dan semua bingkisan itu dengan riang gembira. Semakin bahagia karena ternyata banyak juga yang memberikan kado untuk bayinya.

“Ya ampun, repot-repot kalian membawa semua ini. Sayang, lihat? Kamu dapat kado lagi lho! Terima kasih banyak ya, Uncle dan Aunty. Rion sukaaaaa sekali~”

Mereka semua terkekeh pelan. Ternyata bukan hanya bayinya yang menggemaskan, tingkah polah ibunya yang kelewat antusias itu juga tak kalah bikin gemas.

Chaewon berbinar takjub melihat Rion. Karena walaupun baru berusia satu hari, pahatan wajahnya sudah terlihat rupawan sekali.

Tapi jika dipikir-pikir lagi tak mengherankan juga. Orangtuanya saja sama-sama good-looking. Kakek dan neneknya apalagi. Jadi wajar kalau bayi ini sudah mewarisi ke-glowing-an dari lahir.

“Hallo Baby~ Ini Aunty~”

Ia menyapa sembari menungging mengungkungi bayi lucu itu yang tertidur nyenyak di kasur mininya. Saat hendak menciumnya, tiba-tiba Yeonjun muncul dan ribut mencegahnya.

“Jangan cium-cium anakku, Chae!”

“Astaga, pelit amat kau.”

“Pokoknya tidak boleh! Kalau mau cium-cium sana buat saja anak sendiri!”

Penuturan barusan spontan membuat Chaewon menaikkan sebelah alisnya dengan swag. Seakan mempertanyakan ‘yang benar saja orang ini?’

Sedangkan Karina memilih no comment. Ia menyentuh jidatnya putus asa. Suaminya yang berbicara begitu tapi ia yang malu di sini.

Hamil || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang