Now Playing 🎵 Surat Hati — Devano Danendra.
AnSkha
- Untuk Sebuah Kisah Yang Belum Usai -***
5. BAHAGIAKU
SKHA sudah menunggu Andres di gerbang belakang sekolah. Lebih tepatnya sudah hampir lima belas menit lelaki itu belum kunjung kelihatan juga. Apakah Andres berbohong? Skha yang sudah sangat bosan akhir memutuskan untuk pergi. Namun, baru saja membalikkan tubuhnya, satu tangan mencekal jemarinya dengan lembut.
"Kak lo lama amat?"
Gadis itu membalikkan tubuh, netranya langsung menangkap sesosok lelaki yang berdiri menatapnya. Itu—Agam, kenapa lelaki itu bisa sampai ada di sini?
Skha mengira itu adalah Andres. Namun, ternyata orang lain yang kehadirannya tidak ia harapkan. Skha melepas paksa tangannya, menjauh dan berjalan perlahan.
"Ngapain lo di sini?" tanya Agam.
Gadis itu tidak menggubrisnya. Ia masih berharap Andres datang menjemputnya pergi. "Malah si oncom yang datang! Lo ke mana sih, Kak? Jangan bilang lo, bohong lagi?!" gumamnya pelan.
"Gue nggak bohong." Suara itu mengalihkan perhatiannya.
Skha melihat Andres yang tengah berdiri memerhatikan dirinya. "Gue nggak bohong, ya. Seorang Andres nggak mungkin bohong. Cowok sejati nggak bakal mengkhianati janjinya."
Gadis itu menghela napasnya. Syukurlah, setidaknya ia bisa segera pergi dari tempat ini. "Cepetan Kak!" Andres memberikannya helm, kemudian mereka berdua segera pergi.
Agam yang merasa diacuhkan hanya bisa tertawa. "Kita tanding secara sehat. Setelah itu segera pergi mengendarai sepeda motornya.
Andres sudah membawa Skha menjauh dari sekolah. Lelaki itu bisa melihat raut wajah Skha yang terlihat sebal. Ia tahu sebabnya dan tahu apa yang sedang gadis itu pikirkan.
"Gue baru aja mau jalan ke arah lo. Tapi nggak jadi karena si Agam yang lebih dulu ada di sana. Gue nggak salah, kan?" Skha hanya diam. "Lagian, siapa tau dia mau ngomong serius sama lo."
Skha menatap Andres dari balik kaca spion. Tidak peduli dengan ucapannya yang terlalu berisik. Skha sedang tidak bersemangat hari ini.
"Gue ngomong loh, kenapa malah diem? Ucapan gue salah?" Skha menggeleng. "Ya, terus?"
"Nggak apa-apa, Kak. Fokus aja bawa motornya."
Andres paham, akhirnya ia diam dan memberi Skha ruang untuk menenangkan diri. Kebetulan sekali cuaca sore ini cukup cerah, teduh dengan terpaan angin yang membelai tubuh keduanya. Skha memandangi jalanan yang sangat sepi tidak seperti biasanya. Memandang langit biru yang sebentar lagi berganti jingga. Tidak bisa ia mungkiri, hari ini menjadi salah satu hari paling bahagia di dalam hidupnya. Walaupun memang suasana hatinya sedari tadi sedang tidak baik-baik saja. Namun, berkat Andres perlahan semua itu berganti menjadi sebuah kebahagiaan.
YOU ARE READING
AnSkha: Untuk Sebuah Kisah Yang Belum Usai
Teen FictionAndres itu suka malam, tidak suka sunset. Tetapi ia menyebutnya pengawal malam. Skha itu suka awan, sunrise, dan suka pantai. Banyak hal yang ingin ia lakukan bersama Andres, jika Tuhan mengizinkannya. Menjalani kehidupan tanpa arah tujuan sangatlah...