Bagian 2

167 23 2
                                    

"Sebelum kita mulai perjalanan di dalam halaman-halaman cerita ini, penting untuk diingat bahwa segala sesuatu yang kamu temukan di sini hanyalah hasil imajinasi dan kreasi penulis. Setiap karakter, tempat, dan peristiwa adalah produk dari fiksi dan karangan belaka."

■□■□■□■□

Hujan mengguyur kota jakarta sejak pukul 11 malam tadi. Laju lalu lintas mulai sepi, semua toko maupun swalayan yang biasanya buka 24 jam pun terpaksa tutup karena cuaca hujan di sertai petir membuat mereka takut. Di jalan raya dekat apartemen mewah yang berada di pusat kota menjadi sangat sepi. Seorang laki-laki berpawakan tinggi dengan menggunakan jas hujan sedang berdiri di depan gedung apartemen sambil mendongak ke arah atas.

Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam apartemen dengan melihat ke arah pos satpam. Dia masuk dengan tenang sambil melirik ke arah kawasan yang di pasangi cctv. Laki-laki itu berhasil masuk ke dalam gedung apartemen. Ia berjalan santai masuk ke dalam tangga darurat. Ia mengencangkan sarung tangannya sambil melewati beberapa anak tangga.

Saat sampai di lantai 5, laki-laki itu membuka pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah kesunyian, terlihat senyuman merekah di bibir laki-laki tersebut. Ia berjalan lalu melihat setiap pintu yang ada di sana. Ia berhenti di depan pintu bertuliskan 235. Laki-laki tersebut segera mengambil sebuah kunci dari sakunya lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.

Saat di dalam, tanpa melepas sepatu ia masuk ke arah ruang tamu. Laki-laki tersebut tersenyum saat melihat sebuah foto keluarga terpasang di tembok. Ia berjalan kembali ke arah pintu dekat ruang tamu lalu membukanya secara perlahan. Terlihat seorang wanita tertidur dengan pulas di kasurnya. Laki-laki itu membuka resleting jas hujannya lalu mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

"Setiap tindakan lo akan berakibat pada kepunahan lo sendiri. Selamat tinggal." Ucap laki-laki tersebut lalu mengayunkan sebuah pisau ke arah wanita tersebut.

Schlik!

■□■□■□■□■

Neva dan Alsava sedang berbaring di tempat tidur mereka masing-masing. Alsava terlihat masih terjaga dan terus memikirkan perkataan Smith yang membenarkan jika Bima masih hidup. Neva tiba-tiba saja duduk di tempat tidurnya lalu melihat ke arah ranjang Alsava. Walaupun Alsava membelakanginya, Neva tau jika wanita itu sedang terbangun.

"Kalaupun Bima masih hidup, harusnya kita seneng kan?" Tanya Neva. Terlihat ada pergerakan dari tubuh Alsava.

"Tapi kita gak boleh terlalu berharap, bisa aja ada hacker yang lebih handal dari bang Smith dan dia bisa meretas akun itu kan?" Lanjut Neva, ia kembali tidur dan memeluk gulingnya dengan erat.

Alsava terdiam mendengar ucapan Neva tadi. Ia mengambil ponselnya lalu membuka Tweet untuk melihat akun N. Tiba-tiba saja grub chat kelasnya mendadak ramai, karena penasaran Alsava membuka dan terbangun. Ia beralih ke sosial media lain untuk melihat berita terkini.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BIMA SAKTI 2 | IT'S NOT OVER YET Where stories live. Discover now