Chap 1 - Transmigrasi?!!!

391 36 0
                                    

Di rumah sakit ternama ada seorang perempuan yang masih nyaman tertidur. Sudah 3 bulan dia dinyatakan koma. Siapa lagi kalau bukan Esya.

"Nak, kamu sadarnya kapan? Disini ibu dan ayah sudah lama menunggu mu nak" Ujar Ibu Esya sedih, dia masih sangat berharap agar Esya segera sadar.

"Udah Bu jangan sedih lagi, kita berdoa aja ya biar Esya cepat sadar dan berkumpul lagi dengan kita"

"MAU SAMPAI KAPAN AYAH?!!" Teriak Ibu Esya. Lalu dia menangis histeris dan pingsan.

Semenjak Esya dinyatakan koma orang tua Esya sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya. Orang tua mana sih yang seneng liat anaknya berjuang antara hidup dan mati. Itulah yang dirasakan orang tua Esya.

Dibawah alam sadar Esya

Esya sedang duduk dibawah pohon rindang yang sangat besar. Dengan pemandangan taman yang sangat indah. Dia merasa sangat nyaman berada disini. Seolah-olah ia tidak mau beranjak barang sedikitpun.

Lalu, "Ini gue dimana? Kok gue disini? Bukannya gue tadi kecelakaan trus meninggal ya? Apa ini di surga?" Kata Ghesya.

"Eh, hai Ghesya namaku Lulu Ghesya Riyadi biasa dipanggil Esya" Sapa Esya.

"Lo siapa? Kok lo bisa kenal gue? Lo bidadari surga ya?" Jawab Ghesya bertanya-tanya. Ghesya melihat wajah ayu Esya yang sudah seperti bidadari. Dia insecure.

Esya tersenyum, "Untuk semua pertanyaan kamu aku jawab ya biar gak bingung. Jadi kamu ada dibawah alam sadarku, dan kenapa kamu disini? Karena aku yang meminta jiwa yang kuat kepada tuhan untuk menempati ragaku di dunia"

"WHAT?! Kenapa gue sii? Kan lo bisa cari jiwa yang lain harusnya gue udah di surga ini" Kesal Ghesya.

"Karena kamu dan aku meninggal di waktu yang sama, bahkan nama kita juga sama dan jiwa kamu juga meminta untuk dihidupkan kembali karena kamu mau membanggakan orang tua kamu, right?" Ujar Esya.

"Sial gue lupa waktu mau meninggal gue minta buat dihidupin lagi arghhh tapi masa diraga orang lain sii sama aja  boong" Batin Ghesya.

"Ya sudah karena kamu udah tau, jadi aku akan pergi kamu tinggal pejamkan mata kamu dan saat kamu membuka mata, kamu udah ada diraga aku. Oh iya ini bersifat selamanya jadi kamu gak bakal bisa kembali ke raga kamu" Ujar Esya, lalu dia berdiri dan hilang terbawa angin.

Diruangan Esya.

Tit tit tit

"DOKTER DOKTER CEPET KESINI" Teriak Ayah Esya.

"Ya ampun Ayah anak kita kenapa yah?" Tangis Ibu Esya, dia dan suami sedang menonton TV didalam ruangan Esya tetapi tiba-tiba mesin yang menjadi alat penunjang Esya hidup berbunyi nyaring.

"Bapak dan ibu dimohon untuk keluar terlebih dahulu agar dokter yang menangani pasien"

"Tolong dokter selamatkan anak saya" Mohon Ayah Esya, lalu ia dan sang istri pergi menuju keluar ruangan.

"Ayah anak kita akan baik-baik aja kan?" Khawatir ibu Esya.

"Iya Bu anak kita kuat pasti dia baik-baik aja, lebih baik kita berdoa agar Esya bisa segera sadar"

Didalam ruangan

"Dokter pasien bangun dok"

Esya mulai membuka matanya, ia melihat secara perlahan ke arah orang-orang yang ada didepannya.

"Air" Lirih Esya.

Dengan segera suster memberi air minum kepada Esya.

"Apa yang kamu rasakan Esya? Bagian mana yang sakit?" Tanya dokter.

Esya diam, "Ini gue beneran ada di raga Esya? Mereka semua manggil gue Esya, berarti bener dong gue transmigrasi. Duh gue harus gimana ya" batin Esya.

"Dok pasien sepertinya masih syok dia hanya diam saja" Kata suster.

"Em Esya baik-baik aja dok, cuma agak pusing dikit" Jelas Esya canggung.

"Baiklah kamu lebih baik istirahat yang cukup kami akan keluar dan memanggil orang tua kamu" Esya hanya mengangguk.

"Duh sial banget Esya, dia gak bilang asal usul dia, apa gue sok tau aja ya? Ahh bodo amat pusing" Gumam Esya.

Ceklek

"Esya kamu udah sadar nak" Kata Ibu Esya langsung saja dia memeluk Esya. Sambil menangis.

"Kayanya dua orang ini bokap sama nyokap nya Esya deh" batin Esya.

"Bu sesek" Lirih Esya, dia merasa tulangnya akan patah jika terus-terusan dipeluk seperti itu.

"Ahh maaf nak, ibu terlalu senang. Kamu mau apa? Nanti Ibu belikan hadiah karena kamu bisa bertahan selama ini" Ujar Ibu Esya.

"Esya cuma mau pulang Ibu, disini gak enak bau obat"

"Nanti ya nak, kalau dokter ngizinin kamu pulang pasti kita pulang" Ujar Ayah Esya.

"Tapi yah aku udah kangen sama rumah" Rengek Esya. Sebenarnya dia juga malas berada di rumah sakit lama-lama.

"Oke-oke ayah akan bilang ke dokter dulu"

"Yes terimakasih ayah" Senang Esya, dia langsung memeluk ayahnya.

Ghesya merasa nyaman di dunia ini padahal dia tau mereka bukan orang tua kandungnya tetapi dia merasa dilindungi dan disayangi oleh mereka berdua.

***

Hey guys moga suka Yee
Janlup vote and comment

27sep23

From Ghesya To EsyaWhere stories live. Discover now