Chap 21 - Arga khawatir?

152 25 5
                                    

Jam istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Esya dan temannya pun sudah berada di kantin menunggu makanan mereka datang.

Saat sedang sibuk masing-masing dengan handphone nya. Tiba-tiba Esya disiram air mineral oleh seseorang.

Byur

Esya langsung mendongak melihat siapa pelakunya, ah ternyata besti nya Cellin. Masih ingat dengan Cellin kan? Ya dia gebetan Arga si buadjingan.

"P maksut?" Tanya Esya datar. Dia tetap harus tahan amarahnya agar tidak meledak-ledak.

"HEH JALANG LO BERANI-BERANINYA DEKETIN DEVON!!! KEMARIN LO DEKETIN ARGA KE LONTE SEKARANG LO MAU NARGETIN DEVON JUGA IYAAA!!!!" Teriak Gea besti satu-satunya Cellin.

Esya menghela napasnya berat, kenapa masalah tadi pagi tidak selesai-selesai. Dia sudah sangat gedek dengan itu. Tau begini tadi pagi dia menolak mentah-mentah dan membiarkan dia dipotong uang jajannya.

"Terserah lo mau bilang gue apa, tapi jujur gue gak minat sama dia" Balas Esya.

Mendengar itu Gea langsung menjambak rambut Esya, "JUJUR AJA SI LO!!! DULU LO NGEMIS-NGEMIS PERHATIAN ARGA SAMPE LO BULLY TEMEN GUE. SEKARANG LO MAU NGEMIS-NGEMIS PERHATIAN JUGA SAMA DEVON?!!!! GAK TAU MALU BANGET LO!!!"

Alina yang melihat sahabatnya di jambak pun membela, "HEH LO KALI YANG LONTE! NGAPAIN LO MARAH-MARAH SAMA ECA CUMA GEGARA DIA BERANGKAT BARENG SAMA DEVON?! IRI LO!!!!"

"IRI?!!!! NGAPAIN GUE IRI SAMA LONTE YANG NGEMIS PERHATIAN ORANG!! IYUHHHH"

"Kalau iri bilang aja si, Ampe ngelak segala" Kata Lula.

"LOO!!!!" Geram Gea dia melepas jambakannya pada Esya lalu hendak beralih ke Lula. Sebelum itu terjadi ternyata Cellin datang dan langsung memeluk Gea agar dia tidak semakin ngamuk-ngamuk.

"Udah Ge jangan gini, mending kita ke UKS aja nenangin diri lo" Kata Cellin.

"Oke kita ke UKS" Kata Gea dia langsung pergi begitu saja diikuti Cellin dibelakang cewe itu.

"Anjir si Gea gaje banget"

"Iya tiba-tiba dateng marah-marah gak jelas"

"Eh tapi ada benarnya ucapan Gea ke Esya"

"Ya udah si mending kita makan bel masuk tinggal 5 menit lagi"

"Caa lo gak papa?" Tanya Alina khawatir.

Esya menggeleng, "Nggak papa rada pusing sedikit"

"Kalau pusing UKS aja Sya nanti gue ijinin" Kata Lula.

"Nggak usah mending kita abisin makanan kita bentar lagi mau bel" Mereka pun menghabiskan makanannya.

Di sisi lain tepatnya meja paling pojok dikantin. Para cogan sedang duduk bahkan sejak belum bel istirahat mereka sudah berada disitu. Mereka tidak bolos, tetapi sedang jamkos jadi mereka ke kantin.

"Eh Dev gue masih penasaran lo beneran ada something sama Esya?" Tanya Arsen.

Bumi menghela nafasnya lelah, dia sudah mendengar 10 kali pertanyaan yang sama dalam hari ini.

"Sen, menurut gue mending lo diem gue udah gedeg banget lo tanya itu terus. Lagian kalau ada hubungan juga gak papa kali. Kan jadinya si Arga gak bakal ditempel sama Esya lagi" Ucap Bumi.

Arsen mengangguk, "Bener juga. Yaudah deh"

Kring kring kring

Bel istirahat berbunyi terlihat semua siswa-siswi berlarian menuju kantin agar bisa mendapatkan tempat duduk dan antrian pertama di stand jajanan disana.

William matanya sudah jelalatan kesana kemari tentunya caper pada ciwi-ciwi cantik.

"Eh eh eh itu Esya sama temen-temennya" Ujar William. Membuat semua yang berada dimeja itu ikut menoleh.

Devon hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus pada handphone-nya. Begitupun Arsen dia kan rival sejati Esya jadi mana mau dia mandang-mandang Esya.

Tapi tidak berlaku bagi Arga dan Bumi, mereka terus memandang Esya dengan tatapan yang berbeda-beda.

"By the way Esya cantik nambah cantik ya. Kaya vibes nya tuh positifffffff banget. Ya kalau marah emang ke macan tapi lucu ga sih" Kata William tanpa sadar membuat mereka memandang aneh.

"Heh lo naksir sama nenek lampir" Kata Arsen.

"Ya nggak lah, tapi kaya hawa nya tuh pen dijadiin istri aja gitu hahahaha"

Arga memandang William tajam, dia tidak terima kalau Esya dipuji oleh cowo terlebih lagi dia temannya. Mana dia mau dijadiin Esya istri sangat tidak bisa dibiarkan.

"Willl" Kata Arga dengan nada beratnya.

William menoleh kearah Arga dia sudah seperti hendak di telan hidup-hidup sama temannya itu, "Sorry-sorry em gue bercanda aja tadi. Biasa aja dong matanya"

Arga memutar bola matanya malas, lalu dia memilih untuk bermain handphone. Arsen sendiri bingung kenapa Arga nampak terlihat marah saat William memuji Esya? Apa dia cemburu?

"Permisi anak ganteng ini pesanannya" Kata Mak Jum Bu kantin langganan Arga and friends.

"Makasih Mak" Ucap mereka lalu mereka mulai memakan makanannya dengan khidmat.

Tiba-tiba ada yang heboh siapa lagi kalau bukan Gea dan Esya. Mereka melihat semua pertengkaran itu.

"Gila si Gea bisa-bisanya dia lawan Mak lampir nanti dia kena ngap abis dah itu" Ucap Arsen.

"Eh gila kayanya si Gea cemburu deh lo berangkat sama Esya" Kata Bumi. Devon mengangkat alisnya emangnya dia peduli oh tentu tidak.

"Eh eh liat Cellin dateng. Gila si Gea langsung kicep pas Cellin nenangin dia" Kata William.

"Mungkin itu gambaran kalau Arga ngamuk maka Cellin solusinya" Ujar Arsen.

Mendengar itu Bumi menyela, "Yang ada Cellin jadi sarang amukan Arga. Mana bisa gitu"

"Ya kan Cellin tuh cintanya Arga jadi pasti langsung kicep juga lah. Kan katanya pelukan orang yang kita cintai itu menenangkan" Lanjut Arsen.

"Terserah" Daripada jadi panjang jadi Bumi memilih menyerah dan diam saja.

Lalu keadaan kantin sudah seperti semula lagi, mereka mulai menghabiskan makanannya masing-masing.

Arga entah kenapa dia merasa khawatir pada Esya, dia melihat seberapa kerasnya Gea menjambak rambut Esya. Dia juga melihat Esya sepertinya pucat. Apa dia sakit?

***

Kembali lagi dengan Mumu
Btw makasih buat yang udah baca dan vote
Sayang kalian banyak²

20jan24

From Ghesya To EsyaWhere stories live. Discover now