6. Hard

140 33 0
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••













Vallery menaruh notes kecil yang selalu dibawanya setiap rapat ke meja dengan asal lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang kerja Kath. Siap mengomel.

"Nyebelin banget. Untung dia Omnya lu, Kath!!" dia masih misuh-misuh soal perdebatan kurang memuaskan yang diterimanya tadi di ruang rapat "apa maksud coba Belio masih pertahanin si Delia yang jelas-jelas nggak jelas itu?

Setting proyektor aja nggak bisa?! and she's a fugging Chairman's assistant!!"

Amarah Vall masih membara, "Udah nggak keitung berapa kali dia salah bawa dokumen, lelet, yang paling ceroboh itu pas ninggalin dokumen penting di toilet pegawai, like, WHAT IS SHE EVEN DOING WITH THE DOCS THAT SHE BARELY ABLE TO UNDERSTAND IN A FREAKING LAVATORY?!

and the wonderful part is, she can get away from it, peacefully! Like nothing happens!. WOW!!".

Gadis itu merentangkan tangannya, "demi energi baik yang ada di seluruh semesta, berkumpulah semua, masuki ragaku. Kuatkan aku untuk menghadapi segala kegeblekan ini!" lalu dengan dramatis menangkupkan kedua tangannya di depan muka.

"Kita pindahin Olympus kesini aja nggak sih? atau buka cabang?" Vall kembali membujuk Kath untuk meninggalkan perusahaan absurd ini dan membuka lembaran baru dengan perusahaannya sendiri. Toh perusahaan mereka di Sydney sana lumayan punya nama meskipun masih berupa perusahaan rintisan alias belum lama didirikan.

Sebenarnya Kath pun beberapa kali mempertimbangkan hal itu namun sosialisasi yang harus dia lakukan sebagai pemimpin perusahaan adalah hal yang paling dia hindari. Tentu saja alasan utamanya adalah karena dia malas bertemu beberapa kenalan lama.

"Tarik Damon ke sini, dia yang jadi CEO. Kita cukup jadi pegawai kayak sekarang. I'm good" usul Vall

"Biar gue sama Damon yang urus tetek bengeknya. Lo fokus dulu sama proyek yang lo pegang biar si Hartanto nggak curiga kita mau kabur" Vall bersemangat "kalau Belio ngeyel nggak mau lepasin lo, pake jalur Papa Samuel" gadis itu menaik turunkan alisnya

"Plis Katherine?? Huuhh??

Lo nggak mau terus-terusan jadi babunya si Belio kan?" Vall kekeh

"Kasih gue waktu 3 hari buat mikir" putus Kath

"No, 3 jam"

"Lo pikir keputusan resign dan rintis perusahaan sama kayak mutusin makan siang pake nasi padang atau nasi goreng?!!" Kath menendang sedikit ujung sepatu Vall yang langsung memberi tanda peace

"Berchandyaaaa!!" katanya

"Ewh, pergi sana yang jauh. Alergi tante alay"










••☆••♡♡♡••☆••










Bunyi notifikasi pesan membuat matanya sedikit melirik hp yang sedari tadi menganggur di atas meja. Ternyata dari Jazz. Ada apa lagii??, Kath mengurut kening.

Through the year(n)sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang