15. Misunderstanding

199 25 7
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••











Jeremy duduk di sofa dengan tv yang dibiarkan menyala, menayangkan entah apa di chanel entah yang mana. Dia diseret pergi oleh kedua temannya, Hans & Jian– sesuai perintah Jeffrey.

Dipandanginya handphone yang terbuka di jendela chat dengan dokter yang menangani Kath tadi, tapi beliau pun tak mau disclose tentang kondisi Kath lebih lanjut— hanya sekedar kalimat dia akan baik-baik saja— yang tentunya memberikan banyak sekali dugaan di kepalanya sekarang.

“Aarrghh!!,” Jere menarik rambutnya keras-keras berharap bisa sedikit meredakan pusing yang dialaminya. Mengingat-ingat apa yang sedang mereka bahas sebelum Kath menangis keras seperti itu.

Jasson, perasaannya, dan sepertinya memang hanya dua topik itu.






"Apa kamu pikir aku nggak penasaran?

I am!!

Apa kamu pikir aku nggak butuh penjelasan?

I desperately need them.

Kenapa kamu tiba-tiba ilang saat aku kira kamu mulai nerima aku, after what we've been doing that night.

And BOOM, tiba-tiba kamu kasih hadiah video perpisahan yang hampir bikin aku jantungan.

You're his Fiancee, you're never mine.

Only I'm..., a fool"






Ekspresi wajah pria tampan itu tiba-tiba menegang, Apakah gara-gara itu? Apa karena dia mengungkit mendiang Percy?

GOD!!,

Jeremy merasa amat bodoh. Padahal dia sudah tahu bagaimana keadaan Kath saat kehilangan Percy waktu itu. Berapa lama yang wanita itu butuhkan sampai akhirnya bisa setengah pulih dan bisa kembali melangkah keluar dari keterpurukannya.

“Haaaa, Hahahaha….,” tawa frustasi terdengar di ruangan gelap itu, “jadi aku emang nggak pernah menang ya?”.









••☆••♡♡♡••☆••








Kath membiarkan Axel memeluk dan menduselkan kepala ke perutnya yang rata sedangkan tangannya menepuk punggung jagoan kecilnya yang gelisah.

“ I hate him!,” kata Axel berkali-kali, tidak mau mendengar perkataan Katherine sama sekali yang menjelaskan kalau dia salah paham dan bukan Jeremy yang salah.

“He makes you cry,” jawabnya setiap Kath mencoba membetulkan kesalahan pahaman.

Matanya beradu pandang dengan Gisselda yang menggeleng, menyuruhnya untuk berhenti mengcounter Axel. Istri dari Hansson itu lantas menepuk lengan Axel sekilas dan mencoba mencairkan suasana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Through the year(n)sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang