11. Blazing week

112 24 5
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆















"Keputusan kamu sudah bulat untuk keluar dari perusahaan ini?" Hartanto, Founder sekaligus Chairman dari Hartanto &Team memandang Kath dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Apa ini gara-gara perselisihan dengan salah satu asisten saya?"

Kath menggigit bibir bagian dalamnya, mencoba sebisanya menahan dengusan, "Saya tidak merasa punya masalah pribadi dengan staf manapun di perusahaan. Saya pikir menilai potensi saya yang ingin lebih fokus mengembangkan perusahaan yang saya bangun bersama teman-teman saya lalu membandingkannya dengan gosip yang belum tentu kebenarannya adalah hal yang sedikit konyol kan?"

Kath duduk dengan lebih tegak, "Dan maaf, asisten yang Anda maksud baru bekerja kurang dari 3 bulan di perusahaan sedangkan tim saya sudah memulai operasi pemindahan pusat perusahaan sudah dari sekitar setengah tahun yang lalu. Itupun karena kami tidak buru-buru dan fokus riset pasar terlebih dulu.

Saya dan kedua rekan saya sudah menyelesaikan target dan laporan yang menjadi tanggung jawab kami," Kath mengacu pada tumpukan berkas yang kemarin dia serahkan pada Angel, Sekretaris Hartanto

"Dan kebetulan saya juga sedang tidak memegang tanggung jawab khusus atau dalam posisi penting di proyek besar perusahaan.

Bila perihal kerahasiaan, Bapak bisa tenang karena pun, selama saya disini, saya jarang dilibatkan dalam rapat dan proyek penting perusahaan. Jadi rahasia perusahaan yang saya pegang hampir sama seperti karyawan lain di perusahaan. Almost zero."

Kath tidak berbohong, memang seperti itu kenyataannya. Menjadi keponakan Bos Besar tak banyak menguntungkannya malah seperti berada dalam kekangan. Tak heran Vall dan Lody meradang.

Hartanto memandang anak dari Adiknya itu dengan pandangan menilai. Mencari kesalahan. "Jadi kapan rencana kamu resign?"

"Secepatnya, setelah surat pengunduran diri saya dan tim diterima" jawab Kath resolute. Dia benar-benar bertekad untuk pergi dari perusahaan ini.

Hartanto membuka berkas yang sedari tadi diabaikannya, menandatanganinya dengan muka datar, "Selamat atas berdirinya perusahaan kamu, dan… "









☆○●♡●○☆








Vallery dan Lody menyambut Katherine yang masuk ke ruangan dengan muka datar. Dia harus menahan ekspresi yang sama sejak mendengar ucapan Bos sekaligus Om nya yang cenderung meremehkan dan menyalahkannya atas apa yang terjadi dalam hidupnya. How dare he!!.

"Jadi?," Vall bertanya dengan antusias "dia bilang apa?"

Mereka bertiga sudah mendiskusikan hal ini dan tahu si Belio ini tak mungkin melepaskan mereka secara sukarela tanpa keuntungan apapun.

"Beliau tau dari awal kalo Draft plan yang dibawa Delia waktu itu punya gue," Kath menghempaskan diri ke kursi lalu mulai memijat kening

"Knew it!!" desis Vall berapi-api "si tua bangka itu!!"

Through the year(n)sWhere stories live. Discover now