16

2.7K 30 4
                                    

"Kau berani membentakku. Dasar anak tidak tau tata krama!" Bentak Hartawan.

Pras membiarkan Bella berasa di belakangnya, dia dengan berani melawan Hartawan, seperti yang dia lakukan semalam.

"Kembalikan putri kami, biarkan dia pulang bersama kami," ucap Maryana pada Pras, dia masih bersikap tenang.

"Tidak saat aku tau kalian memperlakukan Bella dengan kasar. Tidak akan aku membiarkan dia pergi bersama kalian, walau kalian orang tuanya," tegas Pras.

"Kau itu berani sekali. Aku akan melaporkanmu karena sudah mencuci otak anakku, kau juga membuatnya pergi dari kami," ujar Hartawan. Harusnya memang dia berterima kasih, karena Pras, putrinya tidak sampai mati karena tekanan yang dia terima.

"Lakukan saja apa yang Anda inginkan. Aku tidak takut, karena aku merasa benar." Setelah mengatakan itu, Pras mengajak Bella meninggalkan mereka.

Mereka tidak kembali ke kelas, Pras membawa Bella pergi dari sekolah menggunakan motor sportnya. Dia benar-benar menantang orang tua Bella, tanpa rasa takut sedikit pun. Dia tau ini akan menjadi masalah besar saat Papanya tau, tapi dia tidak peduli.

Dalam boncengan Pras, Bella menangis di balik helm yang menutupi kepalanya. Dengan kecepatan tinggi Pras membawa Bella pergi. Berharap orang tuanya tidak melukai hati ceweknya lagi.

"Puaskan menangismu, aku tidak mau kau menangis lagi. Menangis bukan pemecahan masalah. Saat kau ingin mengatakan semuanya jangan takut akan dampaknya nanti, legakan hatimu dengan mengatakan apa yang kau rasakan. Menyakitkan memang, tapi luka itu akan semakin dalam saat kau terus menahannya. Buat orang tuamu mengerti apa yang membuatmu seperti ini, jika kau memilih diam, kuatkan dirimu, karena orang tuamu tidak akan tinggal diam. Aku tidak setuju saat kau pergi bersamanya, saat kau tidak bisa terbuka pada mereka. Yang mereka tau kau ini pembangkang," jelas Pras pada Bella yang duduk sambil menangis di atas motornya. Walau Pras tidak setuju Bella pergi bersama orang tuanya, tapi jika luka itu terus Bella pendam mereka akan berpikir sebaliknya.

"Aku hanya memberimu masalah," tuturnya di sela isak tangisnya.

"Jangan pikirkan itu. Aku hanya ingin kau membebaskan pikiranmu. Jangan terus menangis seperti ini, karena aku bingung membantumu seperti apa jika kau terus menangis. Haruskah menyeret orang yang menghancurkan dirimu itu pada orang tuamu?" tanya Pras dengan emosi tertahan. Dia tidak bisa meluapkan apa yang memgganjal di hatinya.

"Tapi aku--"

"Jangan pikirkan apapun tentangku. Ini tentang dirimu. Aku ingin kau membebesakan dirimu dari rasa itu. Kau ingin aku bertanggung jawab atas dirimu aku bersiap. Tapi, biarkan beban itu lepas dari pundakmu. Kau ingin aku mengaku pada papamu karena sudah membuatmu seperti sekarang?" Pras menantang Bella untuk mengakui kesalahan yang tidak dia mulai. Walau dia juga merasakan tubuh Bella, tapi semua itu bukan tentang dirinya, melainkan luka hati Bayu yang tidak kunjung hilang dari hati dan pikirannya.

"Tidak. Aku tidak mau membuatmu menanggung ini semua. Aku sudah memberimu kesulitan, tidak lagi. Aku mohon." Bella menarik baju Pras dan menyandarkan kepala di punggung Pras yang tetap di posisi yang sama, membonceng Bella.

"Akh!!" Teriak Pras meluapkan kekesalannya. Ingin sekali dia menyeret Bayu dan membuatnya meminta maaf pads Bella. Namun, apa itu tidak akan menjadi duka Bella, karena mengingatkan luka hatinya.

Dalam posisi memeluk tubuh Pras, Bella masih saja menangis meski apa yang Pras katakan sudah begitu jelas.

"Kau bisa membantuku?" tanya Pras pada seseorang yang dia hubungi. Dia membiarkan Bella menangis sampai dia puas. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi nantinya.

"Katakan apa yang kau butuhkan," jawab seorang teman Pras.

"Kau ingat target yang kau celakai waktu itu? Bawa aku padanya. Aku akan menemuimu di basecam 30 menit lagi, aku harap kau bisa mendapatkannya sekarang," jelas Pras dengan nada yang tampak menahan amarah.

"Baiklah, aku akan mencarinya sendiri untukmu," jawabnya, kemudian Pras menutup sambungan teleponnya.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Bella.

"Pegangan, kita pergi sekarang," sahut Pras tanpa peduli apa yang Bella tanyakan.

"Tapi sayang, katakan dulu kita mau ke mana?" tanya Bella yang mulai panik setelah mendengar obrolan Pras dengan temannya.

"Kau turuti aku atau aku pergi sendiri?" tanya Pras.

Pras tampak tidak mau ada penolakan. Bella kemudian melingkarkan tangannya pada pinggang Pras yang langsung melajukan motornya ke tempat yang dia tuju.

***

Sampailah Pras dan Bella di sebuah tempat yang baru Bella tau. Dia merasa aneh dengan sikap Pras karena dia tampak berbeda. Sorot matanya terlihat menakutkan. Begitu serius, bahkan dia tidak mengajak Bella bicara.

"Pras, kau sudah datang," sapa seseorang yang segera menghampiri Pras.

"Kau sudah menemukannya?" tanya Pras.

"Dia masih di jalan. Ah itu mereka," ujar teman Pras sambil menunjuk sebuah mobil yang datang.

Bella ikut menatap ke arah Pras menoleh, dan seketika terkejut dengan apa yang dia lihat. Dengan penyangga kaki, seseorang yang sudah merenggut hal berharga dalam diri Bella ada di depan mata.

Pras berjalan menghampiri dan melepaskan genggaman tangan Bella begitu saja tanpa penjelasan. Saat sampai di hadapan orang itu, Pras menedang sampai terjungkal.

"Pras!" Panggil Bella yang sadar apa yang sedang Pras lakukan. Dia berlari ke tempat Pras dan beberapa temannya yang memegangi orang yang membuat Bella seperti ini, siapa lagi kalau bukan Bayu.

"Haruskah aku membunuh pria ini untukmu?" tanya Pras pada Bella yang sudah memeluknya. Dia mencegah Pras untuk melukai Bayu yang sudah terduduk karena Pras menendangnya.

"Tidak. Jangan lakukan. Sadarlah, jangan mengotori tanganmu karenaku. Jangan." Bella menggeleng pelan sambil menatap Pras yang dia peluk dengan erat.

"Kenapa kau di sini, Bella?" Pertanyaan Bayu membuat Bella berhenti bicara.

"Dan siapa kalian ini, kenapa kalian membawaku ke sini?" tanya Bayu tanpa rasa berdosa.

"Katakan apa yang sudah kau perbuat padanya!" Bentak Pras pada Bayu.

"Apa maksudmu? Kalian yang membawaku ke sini, dan kau tiba-tiba menendangku," ujar Bayu, dia benar-benar tidak merasa bersalah.

"Katakan apa yang kau perbuat padanya. Kau tau, karenamu gadis polos ini menjadi hancur, kau merebut kesuciannya untuk kepuasanmu sendiri, apa kau lupa akan perbuatanmu itu!" tegas Pras.

"Sayang, aku mohon, sudah, kita pulang, hmm?" Bella tidak mau Pras semakin marah saat membalaskan rasa sakit hati Bella.

"Katakan!!" Bentak Pras.

Ini pertama kalinya Bella melihat Pras semarah itu, dia bahkan tidak menghiraukan ucapan Bella karena amarah yang sejak tadi dia tahan. Dia tidak peduli resiko nantinya, asal dia bisa meluapkan emosinya pada orang seperti Bayu.

"Aku tidak melakukan apapun. Kau itu membuat karangan apa, Bell." Jawaban Bayu membuat Bella tercengang. Disaat seperti ini, Bayu tidak berkata jujur pada Pras yang sudah ingin menghabisinya.

"Kau!!" Pras melepaskan pelukan Bella dan memukul wajah Bayu dengan keras sampai sudut bibirnya berdarah.

"Aku ingin membunuhmu! Ha!!" Teriak Pras dengan tangan yang terus mengarahkan bogem mentah pada wajah Bayu.

BELLA (Hilangnya Sesuatu Yang Berharga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang