02. Perhatian

811 43 2
                                    

Pagi ini kedua saudara tak se-ibu itu duduk berdampingan di meja makan. Para pelayan menyingkir memberi ruang untuk keduanya.

Hening melanda mereka, hal biasa yang terjadi di keluarga ini. Darrel berusaha acuh pada keadaan sekitar. Sebenarnya dia tidak suka dengan suasana ini, itulah kenapa Darrel suka mencari ribut dengan Gerlan atau pergi lebih dulu.

Tangan kanan Gerlan yang masih dibalut perban mengalihkan pandangan Darrel. Entah mengapa dia merasa terganggu dengan itu.

Gerlan terlihat kesusahan memegang sendoknya. Dalam hati Darrel berdecak kesal.

"Kalau sendok aja gak bisa dipegang, gimana mau sekolah" - Darrel

*brak

Darrel menggebrak meja dengan kasar, membuat Gerlan menatapnya heran.

"Lo kalau gak bisa gak usah sok jagoan!" Bentaknya.

Gerlan masih tidak mengerti apa yang Darrel singung. Melihat Darrrl pergi begitu saja membuat dia mau tak mau menyusulnya. Karena tangannya sakit, dia tak bisa mengendarai motor ataupun mobil. Jadi Gerlan berinisiatif numpang dengan Darrel.

Merasa di ikuti, Darrel berbalik. Mendapat Gerlan yang mengekor dibelakangnya.

"Apa lo?!"

Gerlan menggeleng dan memainkan ujung bajunya.

"Ka-"

"Jangan panggil gue begitu!" Potong Darrel.

"G-gue boleh ikut nebeng sama lo gak?" Tanya Gerlan hati-hati.

"Gak ada! Gak sudi gue satu mobil sama lo!"

"Bi Nova!" Panggil Darrel.

Orang yang tadi dipanggil Darrel datang menghampiri. Bi Nova adalah kepala pelayan disini. Dia tahu segalanya, karena dia bekerja sejak Darrel dan Gerlan masih berumur 3 tahun.

"Jangan biarkan anak ini keluar rumah!" Perintah Darrel.

Mata Gerlan seketika membola, apa maksudnya?

"Tapi kenapa?"

"Diam lo! Kalau makan aja lambat, gimana urusan sekolah!"

Setelahnya Darrel keluar rumah dengan mengunci pintu utama. Meninggalkan Gerlan yang diam menunduk. Tatapannya sendu namun bibirnya tersenyum.

"Ambil semua kunci rumah dan pastikan jendela terkunci. Jangan sampai ada yang membiarkan anak itu keluar. Jika aku tahu dia keluar, habislah kalian semua" kata Darrel pada kepala bodyguard keamanan.


••
•••

"Heh! Lo kemana? Kenapa gak masuk? Tadi pelajaran bu Rita terus kita ulangan harian bab 5 secara mendadak, gue jamin lo bakal dapat panggilan" ucap Aran dalam telfon.

"Si Darrel buat ulah" balas Gerlan.

"Apa?"

"Kemarin tangan gue disiram susu, mana susunya panas lagi. Jadi tangan gue bengkak, gue perban malah ganggu. Terus pas makan tadi dia bilang 'kalau gak bisa jangan sok jagoan' gitu. Terus pas mau pergi dia larang gue nebeng terus bilang 'makan aja lambat gimana urusan sekolah' gitu" curhat Gerlan.

"Eh? Ciee di perhatiin" goda Aran.

"Apa sih lo" kata Gerlan malu-malu.

"Kakak lo itu kalau khawatir ribet ya? Harus banget pake marah-marah terus nyari alasan lain, padahal mah kelihatan banget kalau lagi khawatir"

"Ya gitu deh"

Setelahnya hanya dilanjutkan oleh obrolan tak berfaedah dari kedua sahabat yang lagi gabut tersebut.

Not BrotherWhere stories live. Discover now