11. Manjanya Darrel

887 35 1
                                    

*Brak!

Dobrakan pintu utama membuat semua orang yang duduk menunggu Steven yang memeriksa Darrel keluar, terlonjak kaget.

"Darrel gimana?" Tanya Galang panik.

"Di periksa om Steven, yah" jawab Gerlan.

"Kenapa bisa kayak gini?!" Bentak Galang.

"Gerlan! Jawab ayah!"

"Maaf yah, Gerlan salah. HP-nya Gerlan kasih mode silent"

"Kamu ini!"

Tangan yang melayang hampir menyentuh wajah Gerlan terhenti kala tangan lainnya mencengkeram erat tangan itu.

"Jangan main tangan sama anak" Adri menajamkan matanya kala melihat tindakan bodoh yang akan dilakukan Galang.

"Beraninya kamu! Dia itu salah!" Gertak Galang.

"Lo juga salah jing!" Balas Adri.

Aran mendengus kesal melihat kelakuan Adri. Kakaknya itu memang kasar saat marah tapi posisinya tak memungkinkan saat ini! Dia baru saja bekerja dengan Galang dan dengan lancangnya berbicara tak sopan seperti itu!

"Jaga bahasa kamu!"

"Lo sibuk kerja mulu, gue udah telfon kak Jason nyuruh lo biar cepat pulang tapi lo masih pentingin klien dari pada anak!"

"ADRIEL!"

*Plak

Yups! Suara tamparan guys :)

Adri memegang pipinya dengan wajah yang menoleh ke samping akibat kerasnya tamparan itu.

"Jaga batasan kamu! KAMU BAWAHAN SAYA!"

"BODOH AMAT!"

Aran yang melihat kondisi sudah tidak lagi aman, segera membawa Adri menjauh dari Galang. Di bawanya sang kakak ke halaman depan rumah.

"Sini duduk sini"

Adri memandang Aran kesal karena mengajaknya duduk diatas ayunan.

"Gue bukan bocah!" Teriak Adri.

"Gak ada yang bilang lu bocah, gue bilangnya duduk sini bangggg" kelas Aran.

Dengan langkah kesal dan sedikit terpaksa, Adri duduk di atas ayunan. Melihat sang kakak menurut kesal, Aran segera menggoyangkan ayunannya.

Adri kaget tapi terima-terima saja.

"Sakit gak bang?" Tanya Aran.

"Sakit sih tapi kesel gue lebih kerasa"

"Kok berani sih bang? Gimana kalau lo kehilangan pekerjaan?"

"Ya udah sih gak papa. Gue cuman gak suka lihat dia main tangan sama anak-anak, itu anak dia loh!"

"Iya deh iya, kakak gue emang yang paling pengertian"

"Ck! Bacot"

Sementara di dalam rumah....

Gerlan menghampiri Galang dan ikut duduk di sampingnya.

Dengan penuh hati-hati, Gerlan menggenggam tangan Galang yang memijat pangkal hidungnya.

"Gerlan minta maaf, yah"

Galang menatap anak bungsunya sendu "ayah juga minta maaf sayang" di peluknya tubuh sang anak penuh rasa sayang.

Galang tidak tahu apa yang terjadi padanya, semenjak kepergian kedua istrinya dia jadi mudah marah entah itu pada Darrel ataupun Gerlan tapi dia selalu berusaha untuk tidak bermain fisik. Tapi entahlah kenapa tadi dia seolah begitu tak bisa mengendalikan dirinya.

Not BrotherWhere stories live. Discover now