12. Dia berbeda!

651 36 3
                                    

"ERLANNNN!" Suara teriakan Darrel menggema di dalam kamar, membuat si empu yang di sebut namanya segera membekap mulut Darrel.

"Usstttt! Yodah aku bagi nih tapi jangan sampai ketahuan ayah" bisiknya membagikan es krim yang di makanya dengan Darrel.

"Iya iya, aaaaaa..." Darrel membuka mulutnya meminta suapan pada Gerlan dengan terpaksa Gerlan memberikan sesuap es krim.

"Kalau om Galang tau trus lo di bunuh gue bakal bodoh amat, toh ini emang salah lo" ujar Aran.

"Iya jir iya!"

"Lagian udah tau nih bayi gede lagi sakit malah di kasih lihat es krim. Gue tanya deh anak mana yang di kasih es krim trus di tolak? Emak-emak aja di kasih es krim mau cok!" Omel Aran.

"Bawel lu ah!"

Sekarang masih jam 5 pagi, Darrel tertidur dengan Adri yang memeluknya di kasur sementara Galang tidur di kursi kamar Darrel. Tadi saat jam setengah 5, Darrel mendatangi Gerlan dan Aran yang tidur bersama di kamar Gerlan. Darrel naik di antar mereka berdua kemudian menggoyang tubuh keduanya sembari berkata lapar. Keduanya yang merasa terganggu pun terbangun. Aran yang ingat kalau bubur yang di buat kakaknya masih ada sisa di pemanas, dia pun mengambilnya dan memberikannya pada Darrel.

Saat di tengah keasikannya memakan bubur, Gerlan yang dari dapur masuk dengan membawa cup es krim membuat Darrel memandangnya lapar. Dan terjadilah drama anak kecil yang memohon kepada ibunya untuk di berikan es krim.

"Mandi sana!" Suruh Gerlan pada Aran.

"Gue kan baru sembuh nih kemarin.... Bolehlah gak masuk dulu sehari" ucap Aran dengan wajah memelas.

"Terserah lo sih... Tapi kak Adri...."

"Ck! Iya deh iya"

Sial! Aran lupa kalau kakaknya ada di sini juga.

"Gue mandi dulu ya biar kita cepat pergi" Gerlan mengangguk mengiyakan.


••
•••

Adri menggeliat di atas ranjang meraba-raba posisi kirinya guna mengetahui keberadaan si bayi besar a.k.a Darrel. Saat di rasa tak ada siapa-siapa di sebelahnya, Adri langsung bangun dan mengecek seluruh kamar Darrel. Tak mendapati keberadaan Darrel di kamarnya, Adri segera keluar memastikan anak bosnya itu ada di rumah. Melihat ke lantai bawah dan tak menemukan keberadaan siapapun, Adri menuju kamar Gerlan yang terdengar ramai dengan suara gelak.

*Ceklek

Kedua pasang mata yang saling berpandangan itu kini menoleh ke arah pintu yang terbuka menampakkan Adri yang berdiri dengan wajah bantalnya.

"Di sini rupanya"

Adri menghampiri Darrel dan menggendongnya ala koala.

"Dia minta es krim?" Tanya Adri ke Gerlan.

"Iya kak, salah gue juga sih makan es krim depan dia" aku Gerlan.

"Gak papa asal kak Galang gak lihat. Btw Aran di mana?"

"Kamar mandi kak"

"Owh... Lo siap-siap juga sana soal Darrel biar gue yang urus"

"Iya mom" ledek Gerlan.

"Mom mom mom babi lu!" Maki Adri.

"Eh jangan di tiru ya dek sayang" bisik Adri pada Darrel saat sadar akan keberadaannya.

Dengan Darrel di gendongannya, Adri berjalan menuju dapur, niatnya ingin memasak tapi saat sampai di dapur dia melih bi Nova yang sudah siap untuk memasak.

"Bibi datangnya memang jam segini?"

"Iya tuan" jawab bi Nova dengan tersenyum.

"Jangan panggil tuan bi, panggil Adri aja atau nak juga bisa. Kita di sini sama-sama kerja kok bi" balas Adri tidak enak.

Not BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang