5. Berteriak dalam hati (2)

36 7 0
                                    

Selamat membaca semua.

Setelah perut kenyang, Alvian membawa mobilnya menuju Mal yang cukup besar di kotanya. Niatnya kali ini pergi menonton bioskop. Kali ini mereka akan menonton film action yang sedang ramai diperbincangkan karena katanya ini adalah film yang menarik. Sambil menunggu waktu menonton, ketiganya pun memilih melakukan foto box yang berada tak jauh dari bioskop.

Menunggu beberapa menit hingga akhirnya giliran mereka yang masuk ke dalam box. Mereka pun memakai aksesoris yang disediakan agar terlihat lucu. Rena memakai bando pita Mickey Mouse, Pandu memakai kacamata bulat dengan frame berwarna merah terang dan juga topi pantai, sedangkan Alvian memakai kacamata hitam garis-garis.

Mereka mulai melakukan pose selucu dan sekeren mungkin. Mereka membuat 3 strip dan mengambil 18 gaya yang nantinya akan dibagi 6 foto di masing-masing strip. Setelah selesai, masing-masing mendapatkan satu strip untuk disimpan sebagai kenangan.

“Ihhh kita lucu banget!” pekik Rena kesenangan.

“Lucu karena ada gue di situ, coba kalau nggak ada, nggak bakal lucu,” sahut Pandu dengan percaya diri.

“Gue bisa buktiin kalau tetep lucu tanpa adanya lo.” Alvian melirik Pandu sinis. “Ayo, Ren, kita foto berdua.”

“Eh? Kasian Pandu, Al!” ucap Rena diakhiri dengan kekehan. “Nanti dia kaya bocah ilang!”

“Gue bercanda doang kali!”

“Ayo ke bioskop, udah mau mulai,” ajak Rena pada dua sahabatnya. Mereka pun pergi kembali ke bioskop. Alvian membeli pop corn dan es Milo sebelum teater dibuka. Tak lama kemudian teater 1 telah dibuka dan mereka bergegas masuk ke sana.

Mereka duduk dengan posisi Rena berada di tengah. Sebelum film dimulai Rena mengajak kedua sahabatnya untuk ber-selfie. Ia juga mengambil beberapa foto keadaan teater dan pop corn untuk di-posting di akun Instagram-nya. Tak lama kemudian film pun dimulai.

Ada beberapa adegan yang membuat Rena menutup mata sambil berteriak. Pandu yang berada di sebelahnya pun mendelik tajam ke arahnya. “Lo berisik banget sumpah.”

“Apa sih orang filmnya bikin kaget.”

“Tapi ini bukan film setan, Ren.”

“Emang yang bikin kaget setan doang? Muka lo juga bikin kaget alias muka lo serem kaya setan!” kesal Rena. Sedangkan Pandu mengikuti ucapannya dengan suara dibuat-buat.

“Ngeselin banget sih jadi orang!” Rena menabok lengannya, suaranya lumayan terdengar membuat beberapa orang menoleh ke arahnya.

Sssttt... jangan diladenin, Ren,” ucap Alvian yang merasa terganggu dengan perdebatan keduanya. Pandu tersenyum jahil, ia mengambil pop corn lalu sengaja melemparnya ke arah Rena. Gadis itu menggeram menahan amarah, tak mau membalas karena ia cukup kapok dengan tatapan orang yang menatapnya kesal saat berteriak tadi.

“Maaf nggak sengaja, Ren.”

*****

Acara refreshing kali ini tak seru jika pulang sampai sore saja, jadi Alvian dan Pandu sepakat untuk pulang sampai malam. Namun tidak dengan Rena yang harus pulang sore karena Mamanya sudah menelepon sejak masih di bioskop. Akhirnya setelah membeli es krim, Rena diantar pulang oleh Alvian dan Pandu.

Kini Alvian dan Pandu memilih untuk nongkrong di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari rumah Rena. Di sana mereka hanya memesan minum dan beberapa camilan ringan untuk menemani acara merokok mereka.

Tak munafik, meski Alvian anak yang baik dan juga pintar tapi ia juga seorang perokok. Pandu pun sama, ia juga suka merokok meski tak sekuat Alvian. Alasannya karena Pandu tak memiliki banyak uang untuk membeli benda tersebut. Ibaratnya, rokok adalah pelarian keduanya dari segala masalah yang ada.

OMONG KOSONG KITA (Sistem Sekolah yang Rusak)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz