52

6K 374 0
                                    

"Bos!" Panggil Kai frustasi pada Andrew.

Ella mulai dari tadi menguncir rambut panjang pria itu dan menyusun bunga di sana.

"Sangat cantik." Ucap Ella membuat mereka semua saling menoleh, mereka tidak mau menjadi korban selanjutnya.

"Pagi begini makan spaghetti, boleh?" Tanya Ella pada Andrew.

"Apa bayimu perempuan atau laki-laki?" Tanya Doddy penasaran.

"Laki-laki. Aku selalu saja ingin belajar memanah, apa boleh?" Tanya Ella menatap sebuah panah yang dipajang di dinding.

  Andrew menggeleng. Niat hati membuat musuhnya tersiksa, sekarang malah dia yang tersiksa oleh wanita hamil itu. Dia menculik Ella baru satu malam, dan satu malam itu mereka dibuat kelelahan oleh permintaan-permintaannya.

Ella mengelus perutnya dengan lembut kemudian meringis. Dia menarik nafasnya dan melepaskannya, kemudian mengelus-elusnya lagi.

"Apa sudah waktunya?" Tanya mereka panik.

"Baby Elvin baru memasuki bulan ke delapan." Jawab Ella sembari menggeleng.

"Andrew! Dimana sarapan ku?" Tanya Ella santai.

"Mereka akan tiba, tunggulah!" Jawab Andrew dingin.

"Bos! Dia bukan nyonya Viona! Aku hanya mengingatkan mu tentang tujuan utama kita." Bisik salah satu bawahan Andrew.

"Kalian membahas apa? Kalian mengatai ku gemuk ya?" Tanya Ella mulai menangis.

"Sialan kamu, Rik!" Umpat mereka.

"Tidak! Sungguh! Aku hanya bilang jika sebaiknya aku membelikan mu lebih banyak makanan lagi." Ujar Riko.

"Benarkah?" Lirih Ella sesegukan dan Riko mengangguk cepat.

Ella terdiam. Dia mengingat kembali jika dia tengah disandera. Dia teringat suami dan kakaknya yang pasti sedang khawatir saat ini.

Andrew menyadari jika Ella sedang memikirkan sesuatu. Sungguh wanita itu membuatnya teringat akan sang istri.

"Suruh mereka cepat!" Perintahnya dingin pada Doddy.

Sementara itu, Daffin membanting setir mobilnya penuh frustasi setelah mendengar telepon dari Alex melalui Evans.

"Tapi semua jalan dan gang itu benar-benar menunjukkan lokasi ditemukannya para korban. Hanya saja tidak ada informasi tentang gedung itu." Jelas Alex lagi.

"Terimakasih Alex! Kumohon berusahalah lagi!" Ujar Evans dan mematikan ponselnya.

Dia menatap Daffin yang benar-benar khawatir itu dan menghela nafasnya.

"Sialan!" Umpatnya pelan.

"Markasnya sudah bukan yang dulu lagi, dan si brengsek itu benar-benar tidak meninggalkan jejak. Aku akan membunuhnya!"

🖤🖤🖤

Ella melihat-lihat salahsatu ruangan di gedung itu. Tangannya menyentuh buku-buku yang sudah berdebu dan menepuk-nepuk tangannya.

Dia menoleh pada bawahan Andrew yang banyak dan menjaganya ketat itu, kemudian kembali melihat-lihat.

Rak buku itu sudah busuk, gerakan kecil yang Ella buat saat mencoba mengambil buku besar di rak tertinggi membuat kaki rak itu tidak mampu menahan beban lagi.

"Kemana Chesa itu?" Tanya Andrew. Dia baru saja melakukan aksi bejatnya kembali, dia memuaskan nafsu buasnya di lunas siang yang panas itu.

Dia memasuki ruangan di mana Ella tidak sadar tindakannya. Dia masih berjinjit berusaha meraih buku itu.

Andrew menarik Ella cepat saat lemari itu tumbang.

"Sialan, apa yang kamu lakukan? Apa kamu tahu itu berb...."

"Maaf sayang! Maafkan mommy! Kamu terkejut? Aku memang bodoh!" Panik Ella mengelus-elus perutnya penuh khawatir.

"Aku memang payah! Aku bodoh! Maaf Elvin sayang," gumam Ella.

"Shit!" Umpat Andrew menendang udara.

"Dengar Chesa!" Bentaknya. Tatapan Ella yang takut-takut itu justru membuatnya tidak tega. Jika Ella tidak sedang hamil, dia akan benar-benar membunuh wanita itu dengan segera.

Ella mundur dan memegang erat ujung meja disebelahnya. Tangannya yang satu lagi mengelus-elus perutnya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Andrew khawatir. Dia menghampirinya bersamaan dengan para pengawalnya yang ikut panik.

"Apa sudah waktunya?" Tanya beberapa mereka panik, seolah-olah mereka adalah ayah dari sang bayi.

Ella menggigit bibirnya menahan sakit dan mencoba menenangkan dirinya. Pada usia 8 bulan, bayi akan tumbuh semakin besar dan akan mendorong perut ke atas. Hal ini akan menyebabkan asam lambung masuk ke kerongkongan serta memicu sensasi terbakar atau rasa mulas pada perut.

"Perutku sakit!" Lirihnya menggenggam erat tangan Andrew. Dia meringis dan tidak sadar jika kukunya membuat lengan pria itu memerah.

Close Your Eyes Where stories live. Discover now