3

1.7K 145 0
                                    

☞Itoshi Sae (30) Pemain sepakbola profesional

☞Itoshi (Name) (30) penulis novel




"Menonton apa?"

"Berita."

Sae ikut duduk di sofa, bersebelahan dengan (Name).

"Ingin berbaring?"

"Hah?"

(Name) menepuk pangkuannya.

"Kenapa harus disitu? Kan ada bantal sofa."

"Katanya mau belajar."

"Tidak jadi. Kelihatannya kau akan menyesatkan."

"Enak saja! Kalau kamu tidak mau, aku saja kalau begitu."

(Name) membaringkan kepalanya di pangkuan Sae.

Sae terkejut.

Dia bingung mau meletakkan tangannya dimana.

Bukannya Sae malu atau apa. Hanya saja dia takut membuat (Name) tidak nyaman jika sembarang menyentuh.

(Name) mengambil salah satu tangan tanpa arah Sae dan meletakkannya diatas perutnya. Tangannya yang tidak dibimbing (Name), Sae letakkan di sandaran sofa.

"(Name)."

"Hmm?"

"Mau jalan-jalan?"

"Kemana?"

"Pantai."

"Kau belum berubah."

Sae mengangkat bahu.

"Baiklah. Ayo kita pergi."

(Name) bangkit disusul dengan Sae.

Mereka pergi menggunakan mobil.

"Karena sudah sore pasti sepi."

(Name) memandang keluar jendela mobil milik Sae.

"Lebih bagus kalau begitu."

"Dasar ansos."

"Butuh cermin nyonya?"

(Name) mencibir.

Sae memarkirkan mobilnya kemudian mengajak (Name) turun.

(Name) melepaskan sandalnya untuk merasakan pasir pantai di kakinya.

"Suara laut."

Sae mengangguk.

Dia teringat masa lalu. Saat dirinya dan (Name) masih muda. Saat Sae mengajak (Name) ke pantai di Spanyol untuk menghilangkan penat.

Di Spanyol Sae tidak mempunyai teman untuk bisa dia ajak ke pantai. Memang lebih tenang saat pergi sendiri tapi di satu sisi itu juga menimbulkan rasa kesepian. Jadi, Sae mengajak (Name). Walau terkadang gadis itu berisik, Sae tidak masalah setidaknya laut menenangkannya dan (Name) menghilangkan rasa kesepiannya.

"Jadi teringat masa lalu."

"Saat itu kau masih bocah puber."

Sae memutar bola matanya malas mendengar kalimat (Name).

"Dan kau sama sekali tidak berubah. Kecuali fisik tentunya."

"Tentu saja. Aku jadi tambah cantik."

"Terserah. Apapun yang membuatmu senang."

(Name) tertawa. Sejak dulu cara Sae menanggapi candaan (Name) tidak pernah berubah. Mengucapkan "Apapun yang membuatmu senang" dengan wajah datarnya. Selalu sama.

(Name) menggandeng tangan Sae, tentu dibalas genggaman erat oleh Sae.

"Aku masih tidak percaya kita sekarang sudah menikah. Aneh rasanya."

"Tenang saja. Aku orang yang berkomitmen. Walaupun belum ada cinta. Aku yakin kita bisa menjalani pernikahan ini dengan bahagia."

(Name) mengangguk.

Cinta ada karena terbiasa.

(Name) ingin dirinya dan Sae merasakan hal tersebut di masa depan nanti.

















21 Oktober 2023
~Rexa

With You  [Itoshi Sae X reader]Where stories live. Discover now