BAB 40

781 41 8
                                    

"Gw akan mengganggap kalau elo enggak pernah kasih ini. Jadi lebih baik elo keluar sekarang."

"Ini sudah menjadi keputusan gw. Gw harap elo menyetujuinya." dengan wajah yang terlihat kesal, A'Muda lalu merobek kertas yang aku berikan dan setelahnya dia pun membuangnya ke tempat sampah.

"Jika alasan elo karena pria itu, sampai kapan pun enggak akan gw setujui. Jadi lebih baik lupain keinginan elo ini."

"Ini yang terbaik A'."

"Terbaik? Kata siapa? Apa menurut elo dengan keluarnya elo dari perusahaan, maka Kevin akan berhenti mencintai elo? Apa dia akan membatalkan perceraiannya? Atau membuat orang-orang berhenti membicarakan kalian? Enggak Vit! Jadi yang di maksud terbaik di sini itu apa? Untuk siapa? Itu hanya alasan elo saja."

Ya, pada akhirnya aku kalah dan memilih pergi. Aku hanya merasa jika ini adalah satu-satunya pilihan yang aku punya untuk saat ini. Aku lelah dan ingin menyerah.

"10 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar Vit. Apa elo lupa sama semua perjuangan yang sudah elo lakuin untuk sampai di titik ini? Apa elo lupa dengan semua impian elo selama ini? Please, pikirkan semuanya kembali. Bukan demi gw atau perusahaan, tetapi demi diri elo sendiri."

Mendengar kata-kata A'Muda tadi membuatku seketika menangis. Sore ini selepas jam pulang bekerja, aku memang sengaja datang ke ruangannya untuk memberikan surat pengunduran diriku. Meskipun masih merasa ragu, namun aku tetap saja melakukannya.

"Gw akan kasih elo cuti selama beberapa hari. Elo bisa beristirahat di rumah atau kalau perlu elo bisa pergi jalan-jalan ke luar kota, Bali mungkin? Intinya pergunakan cuti elo ini untuk kembali memikirkan semuanya. Ini terlalu berlebihan dan juga gegabah."

"Dan membuat pegawai lainnya berpikir kalau gw memanfaatkan kedekatan kita untuk urusan pribadi? Enggak A'. Gw enggak mau. Cukup dengan mereka ngomongin gw dan Kevin selama ini. Gw enggak akan membiarkan elo dan mbak Maura ikut terseret. Karena jika iya, maka gw akan semakin merasa bersalah nanti."

"Dengerin gw baik-baik. Sebagai sahabat, tentunya enggak akan gw biarin elo mengambil keputusan besar seperti ini dalam kondisi labil. Ini hanya akan membuat elo menyesal di kemudian hari. Selain itu, gw juga mengatakan hal ini sebagai atasan elo. Elo adalah salah satu karyawan terbaik yang gw punya. Jadi gw enggak akan melepaskan elo begitu saja terlebih jika alasannya karena Kevin."

"Tetapi..."

"Satu lagi. Nama elo juga masuk ke dalam daftar pegawai yang akan menerima promosi jabatan tahun depan. Bukan kah selama 2 tahun ini elo sudah berusaha untuk mendapatkannya? Jadi ketika kesempatan itu sudah ada di depan mata, kenapa mau elo lepasin begitu saja? Ini enggak seperti Vitalia Cecilia yang gw kenal selama ini."

A'Muda tiba-tiba saja menyodorkanku sebuah map. Dengan wajah yang terlihat bingung, aku pun mulai membuka dan membacanya.

"Ini proyek kita yang ada di Jogja. Proyek pembangunan hotel. Sebenarnya ada sedikit masalah di sana tetapi kalau elo setuju, gw akan kasih proyek ini buat elo. Gw rasa elo lebih dari mampu untuk menyelesaikannya."

"Lalu proyek yang di Jakarta, bagaimana?"

"Mungkin akan gw berikan ke Erick. Rencananya proyek hotel ini akan di pegang sama dia. Namun melihat keadaan elo sekarang, gw rasa tidak masalah jika kalian bertukar. Lagipula Erick pasti lebih menyukai pertukaran ini. Dia memang selalu berharap dapat mengerjakan proyek perusahaan Richard jadi gw pikir enggak akan ada masalah."

Aku terus saja menatap berkas-berkas proyek yang di berikan A'Muda kepadaku. Di satu sisi aku ingin menerimanya. Namun di sisi lain, aku merasa jika ini juga bukan lah sesuatu yang baik. Maksudku...

Tante, I Love You (TAMAT/ Baca Selagi Tersedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang