BAB 58

534 40 6
                                    

Pernikahanku tinggal menghitung hari, namun aku masih harus di sibukkan dengan pekerjaan. Segala persiapan telah hampir selesai karena sejak awal mbak Mauralah yang lebih banyak mengurus, sementara aku hanya tinggal terima beres saja.

Beberapa prosesi menjelang pernikahan seperti lamaran, tunangan, pengajian, dan sejenisnya tidak kami lakukan. Aku dan Darren memang meminta agar semua proses itu di tiadakan. Selain karena sibuk bekerja, kami berdua juga merasa jika semua prosesi itu sangat merepotkan serta melelahkan sehingga kami menolaknya ketika mbak Maura menanyakannya.

Berbicara tentang Darren, besok pagi dia akan pergi ke Singapura. Semenjak mendapatkan informasi mengenai pria itu membuat pikiran serta perasaanku menjadi kacau, bahkan semalam aku sampai bermimpi buruk. Aku bermimpi melihat ibu yang tengah menangis darah sementara pria itu tertawa bahagia dengan keluarga barunya. Terbangun dari mimpi buruk itu membuatku langsung menangis histeris, sampai-sampai kepalaku menjadi sakit karena memikirkan tentang keluargaku dan juga keluarga Kinan.

Aku marah. Aku terluka. Dan aku juga kecewa. Di satu sisi aku adalah korban, namun di sisi lain aku justru telah menjadi tersangka di dalam kerusakan rumah tangga seseorang. Sebuah ironi yang mengenaskan bukan?

"Ini laporan terbaru mengenai proyek perusahaan Richard. Elo baca dan pahami saja dahulu. Kalau ada yang enggak ngerti elo bisa tanyain langsung ke gw atau ke Richard."

A'Muda menyerahkan map berisi laporan dari proyek perusahaan pak Richard kepadaku. Setelah berdiskusi panjang hingga melibatkan dan membawa nama dewan direksi, akhirnya kami berdua sepakat jika aku akan kembali memegang proyek ini dalam waktu dekat. Namun begitu proyek hotel di Jogja masih tetap akan aku selesaikan hingga benar-benar rampung nantinya.

"Pokoknya selesai honeymoon elo langsung pegang ini proyek. Enggak ada kata nanti. Oman sudah gw utus buat mantau proyek di sini dan setiap harinya dia bakal kasih laporan buat elo. Sama saja kan? Jadinya elo enggak perlu cemas. Elo juga bisa ngecek langsung sekali atau dua kali selama sebulan."

"Elo jadi balik ke Jakarta hari ini A'?"

Sudah 2 hari ini A'Muda berada di Jogja. Dia datang untuk memantau perkembangan proyek yang sedang aku kerjakan, selain tentunya mengingatkan kembali mengenai proyek pak Richard. Berulang kali.

"Jadi, penerbangan sore. Siang nanti gw masih ada meeting sama pak Beni soalnya. Oh iya, ibu bilang kalau dia bakal ke Jakarta 3 hari sebelum acara pernikahan elo."

"Enggak bakalan hidup tenang dong lo A' nantinya. Secara tameng terakhir yang elo punya sudah enggak ada. Kayanya bakal ada yang semakin di suruh nikah nih."

"Sombong amat mentang-mentang mau ganti status."

"Enggak ya, biasa saja tuh."

"Masa sih?"

"Apaan sih A', enggak jelas deh. Garing bercandaan elo, tahu?"

"Iya deh yang mau punya suami mah sekarang kerjaannya ngomel melulu. Hahaha. Buat hadiah pernikahan, elo mau apa?"

"Beneran elo mau kasih apapun yang gw mau?"

"Iya buruan sebelum gw berubah pikiran nanti."

"Tiket ke Eropa?"

"Bukannya elo berdua mau bulan madu ke India? Enggak jadi?"

"Jadi kok. Semuanya juga sudah selesai di urus sama mbak Maura. Gw dan Darren tinggal berangkat saja nanti."

"Itu ide siapa sih buat bulan madu ke India? Elo atau Darren? Atau jangan-jangan Maura?"

"Gw. Elo kan tahu A', kalau gw pengen banget ke sana. Berhubung sudah lama enggak liburan ke India dan mumpung ada waktunya, ya sudah gw pilih saja India sebagai destinasi honeymoon. Lagian Darren juga setuju kok."

Tante, I Love You (TAMAT/ Baca Selagi Tersedia)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt