PH 2

24.7K 1.7K 89
                                    

“APA?” tanya Jeno kaget.

Jaemin sudah menduga bahwa Jeno akan terkejut seperti itu akan permintaannya.

“Apa maksud Tuan? Mengapa Tuan datang dan mengatakan ingin menikah denganku? Kita bahkan tidak saling mengenal dan aku bahkan tidak berpikir untuk segera menikah apalagi dengan orang asing...” Jeno tampak gelagapan sendiri.

Pernyataan Jaemin yang mengejutkan membuat dia bingung setengah mati.

“Tenanglah dulu.” Sahut Jaemin tenang, menatap Jeno yang panik dan gelisah di depannya.

“Aku akan menceritakan semuanya.”

Jeno mulai mengatur nafasnya hingga stabil, dia menatap Jaemin masih dengan kebingungan. Bagaimana mungkin, pria itu bisa begitu santai setelah membuatnya terkejut bukan main.

“Ayahku sedang sakit, jadi dia memintaku untuk segera menikah, karena dia khawatir dia pergi sebelum mengantar putranya pada pasangannya.” Jaemin mulai bercerita, di akhir kalimatnya, dia tertawa kecil mengingat ucapan sang Ayah yang menurutnya konyol dan lucu.

“Aku tidak memiliki kekasih, bahkan tidak sempat untuk mencarinya karena aku sibuk bekerja.”

“Lalu, kenapa Tuan tiba-tiba memilihku? Kita bahkan tidak saling mengenal.”

“Aku tertarik padamu saat pertama kali melihatmu.” Sahut Jaemin membuat Jeno tersentak lagi.

“Aku tidak butuh hubungan seperti pernikahan, aku menyukai kesendirianku. Aku menikah hanya untuk menuruti keinginan Ayahku.” Jelasnya membuat Jeno kian bingung.

“Dan aku, sepakat untuk memilihmu. Dan lagi, aku suka melihat tubuhmu.”

“Apa?” Tanya Jeno kaget.

Mau berapa kali dia di buat terkejut dengan pengakuan pria asing di depannya.

Jeno tak tahu mengapa hari ini begitu aneh, dia di undang seperti orang penting, hanya untuk mendengar omong kosong pria di depannya.

“Baiklah, akan kukatakan dengan jelas semuanya...” Jaemin menghela nafas jenuh.

“Aku tidak butuh pasangan, jadi dengan kata lain, pernikahan kita adalah kepalsuan, aku hanya butuh suami pura-pura untuk mengabulkan keinginan Ayahku dan memuaskanku di atas ranjang.”

“Apa maksud Tuan?” Tanya Jeno semakin bingung. “Apa Tuan pikir aku pemuas nafsu seseorang atau semacamnya?” Omel Jeno seraya berdiri.

Jaemin mengulum seringai melihat reaksi serta wajah kemarahan di pria tampan itu. Dia ikut berdiri dan berusaha setenang mungkin.

“Tidak. Tapi aku, menebak, bahwa kau adalah seseorang yang bisa memuaskanku. Jadi, aku ingin kau menikah dan memuaskanku di atas ranjang.”

“Anda gila!” Umpat Jeno seraya beranjak pergi.

“Apakah hutangmu bulan ini sudah di bayar?” tanya Jaemin menoleh ke arah Jeno membuat langkah kaki pria itu terhenti.

Rahang Jeno jatuh saat Jaemin tiba-tiba bertanya tentang masalah pribadinya. Dia lantas berbalik, menatap Jaemin yang mengulum seringai dengan marah.

“Anda mencari tahu tentangku?” Tanya Jeno menatap Jaemin tajam.

Jaemin tersenyum dengan kepala tertunduk, dia melangkahkan kakinya menghampiri Jeno, jemari lentiknya bergerak mengusap pipi Jeno, lalu turun ke rahang kemudian ke dada bidang pria itu dan mengusapnya lembut.

“Aku tahu semua tentangmu. Bahkan Ibumu yang menderita gagal ginjal dan harus cuci darah.”

Jemari Jeno di bawah sana mengepal erat mendengar ucapan Jaemin. Dia tak suka, saat kehidupannya di Kulik. Apalagi, di jadikan alat untuk menjeratnya seperti ini.

Partner or Husband [NOMIN]✓Where stories live. Discover now