PH11 🔞

30.6K 1.3K 166
                                    

Jeno melangkahkan kakinya menuju ruang ramu setelah meminta seorang koki membuat jus alpukat untuknya. Dia dudukkan tubuhnya di sofa berwarna putih itu lalu menyambar rekor televisi di meja dan mulai menyalakannya, mencari-cari siaran untuk di tonton.

Dia tersenyum pada maid yang menyajikan minumannya sebagai bentuk terima kasih, lalu wanita itu pergi, membiarkan sang atasan menikmati waktu bersantainya.

Di tengah keseruannya menonton televisi di temani segelas jus, ponselnya di saku celana berdering, dia merogohnya dan melihat panggilan masuk dari sang suami, alisnya bertaut lalu melihat jam di pergelangan tangannya. Hari masih sore, lalu apa yang membuat sang suami menghubunginya.

“Ada apa?” Tanya Jeno setelah menjawab panggilan sang suami.

“Aku pulang malam.”

“Lalu?”

“Aku sangat lelah jadi aku butuh sesuatu yang membuatku bersemangat lagi.”

“Maksudmu?”

“Kau tahu apa kan? Lubangku sudah sembuh. Aku ingin melakukannya nanti malam. Dan aku mau kau bersiap, kita sudah satu Minggu lebih tidak melakukannya, malam ini kau tidak bisa mengecewakan aku lagi” Omel Jaemin di sepanjang kalimatnya membuat Jeno menghela nafas lesu mendengarnya.

“Baiklah.” Jawab Jeno.

Pria itu tersentak setelah memberikan jawaban dan sang suami langsung memutus sambungan teleponnya. Dia hanya bisa memandangi layar ponselnya, tak habis pikir dengan sang suami yang sudah menuntut minta di puaskan.

Jeno meneguk jus alpukatnya hingga tandas, dia meletakkan gelas itu dengan kasar ke atas meja lalu beranjak setelah mematikan televisi.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Mesin mobil milik Jaemin mati setelah terparkir di garasi rumah mewahnya, dia turun dengan wajah datar, melangkah dengan sangat untuk masuk ke rumah, jemari kanannya bergerak membuka kancing atas kemejanya karena merasa gerah.

Dia pandangi rumah yang tampak sepi, mungkin Ayahnya sedang istirahat dan suaminya mungkin di kamar.

Dan benar saja, saat dia membuka pintu kamar, dia melihat suaminya tengah duduk di sofa kamar, tampak sibuk pada laptop di pangkuannya, mungkin mengurus beberapa hal terkait restoran yang baru ia kelola.

Jaemin berlalu begitu saja untuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Selalu tak pernah ada pembicaraan yang berarti bagi keduanya, mereka tak pernah bicara tentang sesuatu yang serius dan dalam. Mereka bicara seperlunya, mengatakan apa yang ingin mereka katakan.

Mereka menjadi asing saat berdua.

“Kau mau anggur?” Tanya Jaemin membuat Jeno menoleh.

Ah~
Terlalu fokus pada pekerjaannya, dia sampai tak sadar jika suaminya sudah selesai mandi, sudah mengenakan riasan tipis, wewangian dan kemeja satin berwarna merah maroon, memakai celana pendek yang tertutupi kemejanya. Penampilan seksi yang Jaemin sukai.

Jaemin benar-benar bersiap untuk pergumulan ini, seperti dia menyambut malam pertama lagi.

“Boleh.”

Jaemin meletakkan botol parfumnya lalu melangkah keluar untuk mengambil anggur. Jeno langsung menghela nafas dan meletakkan laptopnya ke atas meja, dia beranjak dan tampak gelisah.

“Bagaimana ini? Kali ini aku siap kan?” Tanyanya seraya mengusap dagunya.

“Baiklah, kau pasti bisa Jeno.” Pria itu bermonolog untuk menyemangati dirinya sendiri.

Partner or Husband [NOMIN]✓Where stories live. Discover now