PH9 🔞

25.3K 1.2K 67
                                    

Suasana kamar Jaemin tampak gelap, hanya ada satu lampu nakas di sebelah Jeno yang menyala. Pria itu masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka, setelahnya dia naik ke atas ranjang, mulai membalut tubuhnya dengan selimut.

Netranya bergerak menatapi langit-langit kamarnya, di tengah sepinya suasana kamar, hanya suara dengkuran halus sang suami yang terdengar, di jam setengah satu malam, Jaemin masih terjaga dan belum mengantuk.

Dia kemudian menoleh ke arah Jeno yang tampak pulas. Dia pandangi wajah suaminya, lalu melihat rahang tegas pria itu, hidung mancungnya, serta bibir tipis Jeno lalu turun ke jakun.

Kemudian membayangkan bagaimana seksinya tubuh telanjang sang suami, lalu saat pria itu berada di atasnya dan menggagahinya.

Jaemin menghela nafas seraya melirik ke arah selangkangannya.

Dasar penis payah. Hanya membayangkan saja dia ereksi.

Pria itu berdecak lalu memijat penisnya sendiri, matanya lagi-lagi menatap sang suami lalu menatap penisnya. Melihat Jeno yang sudah terlelap, haruskah dia membangunkan suaminya?

Tapi tak mungkin dia bermain solo lagi, dia punya suaminya yang bisa memuaskannya.

Pria itu tampak berpikir beberapa menit, menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan sampai akhirnya dia mengambil keputusan.

Ia sibak selimut yang membalut tubuh keduanya, tubuhnya ia bawa mendekat ke arah sang suami, dia pandangi lagi sang suami yang tampaknya sangat lelap, ia terkikik tanpa suara lalu mulai mengusap penis sang suami dari luar celana.

“Tadi siang kau susah untuk tegang. Kenapa huh?” Omel Jaemin berbisik pada penis Jeno yang masih lemas.

“Apakah kali ini tidak bisa juga?” Ia bertanya-tanya sendiri masih memijat penis suaminya.

Sesekali matanya menatap sang suami yang masih asik mendengkur. Lucu juga baginya, dia tengah asik memainkan penis Jeno sementara si pemilik masih menyelam dunia mimpi.

Merasa tak juga bergeming, Jaemin semakin berani dengan membuka resleting celana Jeno dan mengeluarkan penis suaminya perlahan. Lagi-lagi dia terkikik setelah mengeluarkan penis Jeno, melihat bagaimana penis itu terkulai tak berdaya.

“Kalau lemas lucu juga” Monolognya memainkan penis Jeno, menggoyangkan ke kanan dan kiri lalu membuat gerakan memutar, menganggap penis lemas suaminya seperti squishi.

Jaemin tersenyum geli merasakan tekstur penis lemas Jeno yang kenyal, benar-benar seperti mainan. Namun bagaimana mungkin penisnya berukuran tiga atau empat kali lebih besar saat menegang, dengan urat-urat yang menghiasi batang penisnya sehingga semakin terlihat seksi.

Berbeda dengan miliknya yang mungkin hanya dua kali lebih besar saat menegang.

Jemarinya mulai bergerak mengurut penis Jeno naik turun dengan pelan, mulutnya mulai maju dan lidahnya menjulur, menyentuh kepala penis Jeno, membuat gerakan memutar. Dia mulai memasukkan kepala penis Jeno perlahan ke dalam mulutnya, menyedot penis lemas itu dan menggerakkan kepalanya naik turun.

Lidahnya juga turut menggoda batang penis Jeno, di sela kegiatannya, matanya bergerak menatap sang suami yang tak bergeming, masih begitu lelap menjemput mimpi sepertinya benar-benar lelah.

Jaemin mulai menggerakkan mulutnya naik turun dengan cepat memompa penis Jeno hingga akhirnya menegang, dia menyedot kuat-kuat penis suaminya, merasakan precum Jeno menyapa indra perasaanya, lalu melepaskan mulutnya.

“Huh tegang juga.” Gumamnya menatap penis Jeno, dia meludah di penis suaminya lalu mengurutnya pelan.

Dia tatap Jeno yang masih lelap, bibirnya mengulum seringai lalu dia membuka celana pendeknya, menatap penisnya yang tegang, ia meludahi telapak tangannya lalu mengurut penisnya hingga mengeluarkan precum lalu melumasi analnya dengan precumnya.

Partner or Husband [NOMIN]✓Where stories live. Discover now