09. Dewi Rasa Catering

15.3K 1.1K 2
                                    


Rumah mama Shanum pagi ini terlihat sangat sibuk. Dapur katering mamanya sudah pada tahap finishing seprti yang sebelumnya disampaikan Jagat. Sekarang sedang dalam proses mengisi dan menata barang-barang dapur. Dari tadi hilir mudik pekerja yang mengangkut alat-alat masak ke dalam rumah. Mama sibuk mengomando para pekerja itu untuk meletakkan peralatan masak seseuai dengan keinginannya. Wajah mama berseri-seri melihat dapurnya yang sudah hampir siap digunakan ini. Sepertinya mama sudah tidak sabar untuk memulai bisnisnya.

"Ma, bentar lagi Mas Jagat mau ke sini. Mantau sama mau mastiin hari ini bisa selesai semua," kata Shanum memberitahu mamanya.

"Iya-iya. Kemarin kan Mbak Sha udah bilang juga ke mama toh. Jadi datang sama anaknya kan? Ale udah dari tadi tuh nunggu, nggak sabar dia buat main katanya."

"Jadi kok, Ma. Putrinya Mas Jagat emang langsung deket sama Ale pas pertama kali main bareng di playground dulu. Padahal awalnya pemalu banget lho, Ma. Sha panggil aja malah ngumpet di bapaknya. Tapi habis main sama Ale langsung cerewet banget anaknya. Lucu lagi, Ma, anaknya Mas Jagat tuh. Sha suka gemes kalau lagi video call sama dia tu." dengan semangat Shanum menceritakan tentang putri Jagat.

Mama hanya tersenyum mendengar cerita Shanum. Tanpa dikatakan pun, mama Shanum itu tahu bahwa anaknya itu telah jatuh hati pada Jagat dan putrinya. Interaksinya beberapa bulan ini menunjukkan bahwa Jagat adalah laki-laki yang sangat sopan khas orang Jawa. Selain itu, Jagat juga sabar dan bertanggung jawab. Dia pikir Jagat adalah sosok yang baik untuk Shanum jika nanti mereka menjalin hubungan yang lebih serius. Semoga saja. Dia sungguh tidak sabar untuk menambah menantu lagi.

Setengah jam kemudian, Jagat dan Ayang sudah sampai. Begitu mereka keluar dari mobil, Ale langsung menyambutnya dengan heboh.

"Ayaaaaaaannnngggggg!!!!"

"Aleeeeeeeeeeee!!!"

Kedua anak itu langsung berpelukan dengan gembira. Kemudian Ale menggandeng tangan Ayang untuk mengajaknya masuk sambil berceloteh tentang koleksi mainannya. Para orang dewasa hanya tertawa melihat tingkah lucu kedua bocah itu.

"Ayo masuk, Mas." kata Shanum.

Jagat tersenyum menganggukkan kepala dan berjalan masuk ke rumah mengikuti Shanum.

***

Pembangunan dapur untuk katering mama akhirnya selesai. Semua barang dan alat masak sudah tertata rapi. Rencananya mama akan mulai membuka usaha kateringnya minggu ini. Dan kabar gembira lainnya, Mbak Mila akan membantu mama sepenuhnya. Ya, sejak hamil, Mas Ardhian memang meminta istrinya itu untuk berhenti bekerja. Hal ini karena ketika melakukan pemeriksaan minggu lalu, ternyata kandungan Mbak Mila agak sedikit lemah, sehingga dia harus mengurangi aktivitasnya. Oleh karena itu, Mbak Mila akan istirahat di rumah saja. Nanti Mbak Mila akan membantu bagian pencatatan. Mbak Mila juga akan menjadi admin yang menerima pesanan katering. Sedangkan untuk bagian memasak, mama sudah meminta beberapa ibu-ibu tetangga untuk bekerja dengannya.

Untuk mempersiapkan pembukaan usaha mama, semuanya sekarang berkumpul di ruang keluarga. Shanm dan Mila berdiskusi mengenai menu dan harga layanan katering yang akan digunakan. Sedangkan Mama, Ardhian, dan Keanan berdiskusi bagian teknis dan promosi.

"Mbak, menu utamanya ada tambahan nggak?" tanya Shanum.

Mila memeriksa daftar menu yang dibuat adik iparnya itu, "Boleh, Dek. Ini sudah oke. Proteinnya ayam aja? Apa ditambah seafood biar makin variatif?"

Mendengar saran Mila, Shanum langsung menambahkan beberapa menu olahan seafood. "Gini, Mbak?"

"Sip. Untuk harganya menurut Mbak segini sih bagusnya."

Kedua saudara ipar itu meneruskan diskusinya dengan fokus. Mereka ingin menu masakan mamanya variatif namun masih dengan harga yang terjangkau sehingga harus melakukan beberapa penyesuaian.

"Ma, kateringnya mau dikasih nama apa? Adek mau bikin logonya nih," tanya Keanan sambil membuat design logo dan juga brosur yang nanti akan digunakan untuk promosi.

"Bagusnya apa ya Dek? Mama bingung ih." mama balik bertanya.

"Lah, Adek mah ngikut. Mas, kasih ide kek."

"Nama yang gampang-gampang aja, Ma. Biar gampang diingat," saran Ardhian. "Pakai nama Mama aja juga bagus kok."

"Dewi Katering gitu?" 

"Tambahi kata 'Rasa' gimana, Ma? Jadi namanya 'Dewi Rasa Catering' aja."

"Bagus, tuh, Mas. Iya, pakai itu aja deh. Mas, Ale aku jadiin model katering mama nggak apa-apa? Mumpung punya keponakan lucu."

"Tanya mamanya aja tuh, boleh nggak Yang?"

Mbak Mila mengacungkan jempolnya menyetujui. Keanan segera merancang konsep pemotretan ala-ala. Jadi nanti setiap menu masakan Mama akan menggunakan Ale sebagai modelnya, tugas Ale hanya difoto saat makan. Enak sekali memang menjadi bayi terkecil di keluarganya ini. Nama katering sudah ditentukan. Menu makanan sudah tersedia. Logo dan bahan promosi juga siap digunakan. Satu keluarga itu bahu-membahu mendukung untuk menyukseskan usaha mama mereka. 

PO minggu pertama sudah terisi penuh walau kebanyakan masih dari orang-orang terdekat saja. Ciara memesan untuk acara gathering fansclubnya. Teman-teman kantor Ardhian juga pesan untuk makan siang selama 1 minggu, dan beberapa tetangga yang memiliki acara kumpul-kumpul. Awal yang bagus untuk usaha 'Dewi Rasa Catering'.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang