28. Oleh-Oleh

12.7K 1.3K 48
                                    


Sore hari seluruh keluarga Jagat berkumpul di ruang keluarga. Adik-adik Jagat, Lanang dan Ranan, juga sudah pulang dari kuliah dan sekolah. Suasana terasa sangat ramai karena Jagat sudah agak lama tidak pulang kampung. Semuanya duduk lesehan di karpet. Jagat, ayahnya, dan adiknya Lanang mengobrol tentang hal-hal berbau laki-laki. Sedangkan Shanum, ibu Jagat, dan Ranan, adik perempuan Jagat, duduk berkumpul di sisi yang lain. Tentu dengan Ayang yang setia duduk di pangkuan mamanya. Ranan duduk di dekat Shanum. Sejak bertemu tadi, gadis itu sudah langsung akrab dengan sang calon kakak ipar. Terlebih karena dia sekolah di SMK jurusan tata boga, sehingga obrolannya berkaitan dengan dunia tata boga sangat nyambung.

"Mas Jagat, tolong ambilin oleh-oleh yang ada di koper dong," pinta Shanum pada Jagat.

Jagat langsung ke kamar dan mengambil satu koper besar dan 2 paper bag. "Ini, Sha."

"Makasih Mas"

Shanum memberikan 2 paper bag-nya terlebih dahulu. Keduanya berisi kemeja dan gamis untuk kedua orang tua Jagat.

"Pak, Bu, ini ada titipan dari mama saya. Ayang, tolong kasih ke Akung sama Uti, ya."

"Ciap, mama." Ayang segera mengambil 1 paper bag untuk diberikan pada utinya kemudian kembali lagi mengambil yang satunya untuk diberikan ke akungnya.

"Wah, sampakne makasih ya Nduk buat mama kamu. Ini bagus banget." ucap Ibu Jagat.

"Cekalang Ayang buka kopelnya ya mama." Tanpa menunggu jawaban Shanum, tangan-tangan kecil itu membuka resleting koper. Dan ketika dibuka koper itu penuh dengan............coklat. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si tuan putri kecil ini. Sejak tahu akan berlibur ke rumah uti dan akungnya, Ayang memaksa untuk membawa oleh-oleh coklat yang banyak. Bahkan dia minta satu koper besar untuk diisi coklat semua.

Ayang dengan kedua telapak mungilnya meraup coklat-coklat itu dan membaginya untuk semua yang ada di situ. Tentu saja disertai pesan-pesan khas Ayang.

"Ini buat Akung. Akung makan cokatna catu aja, gigi Akung kan udah ompong, anti abis gigina." 

"Ini buat Uti. Janan lupa cikat gigi ya Uti abis makan cokatna. Kalo ndak kata mama gigi bica bolong."

"Ini buat Bulik. Janan makan cokat banak-banak. Anti endut kata mama."

"Ini buat paklik. Cowok dikit aja cokatna.Okee.."

"Yang pilih cokatnya Ayang loh. Tapi kata mama ndak boleh makan cokat banak-banak. Anti cakit gigi. Jadi ini Ayang cimpenin dulu cicanya."

Siapa yang tidak gemas dengan anak secerewet dan selucu ini. Lanang yang tidak bisa menahan gemas langsung menguyel-uyel ponakannya sampai si bocah cerewet itu berteriak kesal. Setelah lepas dari uyelan pamannya, Ayang langsung meminta ayahnya untuk memarahi Lanang.

Shanum hanya bisa tertawa melihat kelucuan putrinya itu. Sambil menyingkirkan coklat-coklat ke tepi koper, dia mengambil dua kotak yang tadi tertutupi coklat-coklat Ayang. Kotak yang berisi sneakers special edition dari brand yang cukup ternama. Shanum membeli sepatu ini dengan titip ke Cia yang sedang ada acara di amerika.

"Yang ini buat Dek Lanang sama Dek Ranan dari Mbak. Semoga suka ya." kata Shanum sambil menyerahkan kotak sepatu itu pada kedua adik Jagat itu.

"Wah, Mbak. Ini special edition to," mata Lanang bersinar melihat sepatu itu. Dia memang menginginkan sepatu ini tapi karena harganya yang mahal saat ini dia sedang mengumpulkan uang untuk membelinya. Siapa sangka calon kakak iparnya malah membelikan untuknya.

Ranan juga sangat senang menerima oleh-oleh dari Shanum. Seingatnya teman-teman Ranan yang dari keluarga berada pun belum ada yang memiliki sepatu model seperti ini. Ketika sedang mencoba sepatu barunya, terdengar suara dari depan rumah.

BersamaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant