17. Reuni

13.8K 987 12
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak malam di mana Shanum menghibur Jagat. Kemurungannya juga sudah sirna. Hari-hari Jagat sudah kembali seperti biasa. Kesibukannya masih seputar pekerjaan, antar-jemput Ayang sekolah, dan menghabiskan waktu berdua dengan kekasihnya. Hari ini dia akan mengajak Shanum untuk bertemu dengan teman-teman semasa kuliah. Kebetulan mereka ingin mengadakan reuni mini hanya untuk alumni kelasnya yang bermukim di Jakarta. Tentu saja salah satunya Ardhian, kakak Shanum. Jagat juga sekaligus ingin memperkenalkan Shanum kepada sahabat-sahabatnya. Dia seolah ingin menunjukkan bahwa saat ini ada seorang perempuan tercantik di sisinya, serta menjadi miliknya. Mungkin naluri teritorial khas laki-lakinya sedang ingin menampakkan diri.

Rencananya mereka akan berangkat satu mobil dengan Ardhian dan Mila. Sedangkan anak-anak akan di rumah bersama Mama Dewi dan Keanan. Kebetulan si bungsu itu sedang tidak ada kegiatan, sehingga dia ditugasi kedua kakaknya untuk mengasuh keponakan-keponakannya. Untungnya Ayang dan Ale tidak rewel ketika diberitahu bahwa orang tuanya akan pergi sebentar. Mereka berdua justru asyik dengan mainan puzzle yang dibelikan Keanan tadi siang.

Jagat sedang menunggu Shanum yang sedang bersiap-siap di kamarnya yang terletak di lantai atas sambil berbincang dengan Ardhian dan Mila. Sepuluh menit kemudian Shanum turun dan menghampiri Jagat dan kakaknya. Acara mini reuni ini bukan acara formal, Shanum hanya memakai dress yang simple. Namun tetap saja, Jagat terpesona dengan penampilannya. Karena memang Shanum lihai dalam memadupadankan outfit. Jagat terkadang berpikir, mungkin Shanum dulu lahirnya kalung usus, di kepercayaan Jawa, orang yang terlahir kalung usus besarnya memiliki pesona lebih dan pakai apa saja terlihat pantas.

 Jagat terkadang berpikir, mungkin Shanum dulu lahirnya kalung usus, di kepercayaan Jawa, orang yang terlahir kalung usus besarnya memiliki pesona lebih dan pakai apa saja terlihat pantas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berangkat sekarang, Mas?" tanya Shanum.

"Yuk," Jagat mengiyakan.

Mereka berempat berpamitan dengan kedua anak kecil yang sedang bermain puzzle dan Mama Dewi. Kemudian mereka berjalan menuju mobil. Ardhian yang menyetir mobil dan Jagat duduk di kursi depan. Sedangkan Shanum dan Mila duduk di kursi belakang. Sepanjang perjalanan kedua perempuan itu mengobrol berbagai hal. Termasuk tentang reuni pasangan mereka. Mila sendiri juga pertama kali ini ikut acara reuni suaminya. Meskipun dia sudah mengenal beberapa sahabat Ardhian, termasuk Jagat, tapi tetap saja dia sedikit nervous akan bertemu teman-teman kuliah suaminya dulu.

Shanum sendiri belum pernah bertemu sahabat-sahabat Jagat. Kecuali Ardhian tentu saja. Dia hanya tahu kalau Jagat memiliki tiga sahabat dekat sejak kuliah. Namun Jagat belum sempat mengajaknya bertemu mereka karena kesibukan masing-masing.

Tak terasa mereka tekah sampai di tempat reuni diadakan. Karena ini hanya reuni kecil, dengan kurang dari 100 orang, venue yang digunakan juga tidak terlalu besar namun tetap terasa intimate

Jagat memegang pinggang Shanum sambi berjalan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jagat memegang pinggang Shanum sambi berjalan masuk. Jagat dan Ardhian menggandeng pasangan masing-masing menuju meja yang terletak agak di pojok dimana ada dua orang laki-laki dan 2 orang perempuan di sana. Salah satu laki-laki itu melambaikan tangan ke arah mereka menyuruh untuk mendekat. Ketika sampai, keduanya langsung disambut heboh. Terutama Jagat.

"Weiiissssss, Bro ! Akhirnya bawa gandengan juga lo!" seru laki-laki berkemeja biru sambil tos dengan Jagat dan Ardhian.

"Tiga tahun jomblo nggak nyesel ya Bro kalau dapatnya cakep kayak gini," goda laki-laki satunya yang berambut agak gondrong.

Jagat hanya tertawa mendengar godaan-godaan dari sahabatnya itu. "Sha, kenalin, yang rambutnya plontos itu Kala, yang gondrong ini Damar."

"Shanum," kata Shanum sambil menyalami kedua laki-laki itu.

Selanjutnya mereka saling mengenalkan pasangan masing-masing. Shanum, Mila, Fani (istri Kala), dan Gita (tunangan Damar) memilih untuk duduk di meja lain sambil mengobrol dan memberikan kesempatan pada pasangan-pasangan mereka untuk berbincang dan bernostalgia. Keempat perempuan itu semakin klik karena ternyata semua berkecimpung di dunia yang masih berhubungan dengan kuliner.

"Jadi kafe 'The Fragments' itu punya lo, Sha? Nggak nyangka di acara reuni suami bisa ketemu owner kafe favorit gue. Hebat lo masih muda tapi punya kafe yang full terus tiap hari." kata Fani menatap kagum pada gadis yang usianya lebih muda darinya itu. Dan memang di antara mereka berempat Shanum yang usianya paling muda.

"Ah, biasa aja Kak. Masih kafe kecil-kecilan kok itu. Bakery kakak juga hits banget kan di Bandung. Kalau aku ke Bandung pasti mampir loh. Bolu kejunya mantap, Kak."

Obrolan mereka terus berlanjut. Gita yang seorang ahi gizi dan sering menjadi konsultan gizi di beberapa restauran juga penasaran dengan usaha katering milik Mama Shanum dan Mila.

"Yang punya sih mertua aku Git. Aku cuma bantu-bantu bagian administrasi aja," kata Mila.

"Ih, jangan merendah lah Mbak. Manajemen katering mama bisa kacau balau kalau nggak dihandle Mbak Mila," ujar Shanum sambil meminum orange juice di depannya.

"Jadi ada katering untuk diet juga, Mil?" tanya Gita.

"Iya, baru mulai sebulanan ini sih. Baru ada sekitar juga yang langganan," jawab Mila. "Eh bisa kali ya nanti konsul ke lo soal menu dietnya."

"Sure.. tentu bisa dong. Nanti kita bisa sambil bahas program-program diet yang cocok buat menu kateringya."

Keasyikan obrolan berakhir dengan beberapa rencana kerja sama di antara mereka berempat. Setelah ini pun mereka akan ada rencana untuk hang out bersama sambil membicarakan rencana kerja sama yang akan dijalin ini.

Sementara di meja para pria, juga terjadi obrolan yang tak kalah serunya. Sebagian besar perbincangan mereka berpusat pada Jagat yang memacari adik salah satu dari mereka.

"Gila, gue nggak nyangka lo bakal jadi sama adiknya Ardhian, Gat." kata Kala sambil geleng-geleng kepala.

"Gue juga. Mana sekarang adiknya Ardhian cakep banget. Eh, tapi emang dari dulu adik lo emang cakep sih Ar. Cuma sekarang makin cakep makanya tadi sempet pangling."

"Gue juga nggak ada rencana buat deketin mereka berdua awalnya, tapi namanya jodoh kan. Sohib gue malah pacaran sama adek gue."

"Dih, lo mah kalau sama Jagat langsung kasih lampu ijo. Perasaan dulu pas gue bilang mau deketin adik lo, lo malah ngamuk, Ar." ucap Damar setengah bercanda.

"Ya lo bilang gitu pas adek gue masih SD kampret!" jawab Ardhian tidak terima diikuti tawa Damar.

"Gat, gimana rasanya punya cewek cakep gitu? Mana masih muda lagi. Kok mau gitu sama lo yang jauh lebih tua, mana duda lagi. Beruntung banget sih lo." goda Kala.

"Udah jodoh mau gimana, to. Alhamdulillah dia mau sama aku yang kayak gini," jawab Jagat sambil tertawa. Dia tidak memungkiri bahwa laki-laki beruntung. The lucky bastard.

Di antara mereka berempat, Jagat memang bukan yang paling tampan. Kalau diurutkan mungkin dia yang paling biasa saja. Dia juga bukan yang paling kaya, sahabat-sahabatnya itu bisa dibilang berasal dari keluarga yang sangat mampu. Statusnya juga paling mengenaskan karena seorang duda cerai beranak satu. Tapi Jagat merasa beruntung bisa bertemu mereka ketika kuliah dan menjadi sahabat sampai sekarang. Mereka tidak pernah memandang rendah dirinya. Sahabat-sahabatnya ini juga lah yang membantunya membuka jalan untuk mendirikan usaha kontraktor di Jakarta.

"Gue mah percaya kalau adik gue jalannya sama Jagat. Gue yakin bakal dijagain. Dari dulu kan dia orangnya paling anteng di antara kita. Nggak neko-neko." tambah Ardhian.

"Tapi gue bersyukur sih, Gat. Setelah apa yang lo laluin sama Anti, lo nemu pengganti yang speknya bidadari gitu. Eh, btw Shanum bisa terima anak lo kan?" tanya Damar.

Jagat mengangguk, "Malah anakku lengket banget sama dia. Kalau lagi sama Shanum, bapaknya ini cuma jadi pajangan aja."

"Finally. You deserved it, Bro. You are a good man, and i'm sure Shanum is a kind one. Ucapan gue tadi bercanda ya. Kalian kelihatan cocok kok. And she looks so inlove with you, so are you.  Semoga lo habis ini bisa happy terus ya," ucap Damar tulus yang didukung oleh sahabatnya yang lain.

"Thanks. Doain aja ya dia jadi pemberhentian terakhirku." 

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang