vi - same sweater, opposite feelings

2.7K 559 190
                                    

Well, double update. Kalau belum baca part sebelumnya, baca ya :) x

Hari senin. Atau mon(ster)day.

Kali ini Zayn berjalan ke arah bus pulang ditemani Niall. Bukan, Niall tidak ikut naik bus. Ia hanya sedang menawari Zayn acara berkumpul bersama dengan sahabat yang lain. Benar. Bersama Louis, Liam dan Harry.

"Kau akan datang, Zayn?" tanya Niall untuk yang ke berapa kalinya. Langkah Zayn jadi tersendat-sendat karena teman blonde-nya ini. Padahal Zayn ingin mengambil spot favoritnya.

Zayn berdecak. "Kau sudah hampir ... sepuluh kali menanyakan itu, Niall."

"Salah sendiri kenapa kau suka membatalkan kedatanganmu secara mendadak. Aku jadi tidak yakin."

Satu sifat Zayn yang perlu diingat. Ia memang suka membatalkan kehadirannya di dekat-dekat acara. Seperti dua jam sebelumnya.

"Aku ingin pulang, Niall." Zayn menatap Niall malas.

"Janji dulu kau harus datang?" Dasar kurang kerjaan. Untung ia tidak menyuruhku melakukan pinky promise.

Zayn mengangguk meng-iyakan. Dan dengan begitu, Niall pergi entah kemana. Zayn juga tidak peduli. Toh ia ingin segera pulang.

Yang tidak ia angka, ia menemukan Ana di tempat biasanya. Tengah menatap jendela. Dan ... Zayn berani bersumpah Ana mengenakan sweater yang sama seperti miliknya. Yang pernah Ana tanyakan tempo hari.

"Ana?" panggil Zayn ketika ia sudah dekat. Ana mendongak. Ia juga terkejut melihat keberadaan Zayn, apalagi sweater yang dikenakannya.

"Oh, hei, Zayn. Tiga hari tidak berjumpa." Suara Ana terdengar lesu di telinga Zayn. Jelas ini bukan Ana yang biasa.

Zayn mendaratkan bokongnya di kursi bus. "Tumben kau ... memakai sweater?" tanya Zayn.

"Kau pernah menawariku, kan? Jadi ... aku ingin memakainya saja." Zayn mengangguk singkat. Sepersekian detik kemudian, bus berjalan.

Zayn memiliki pertanyaan yang ingin ia tanyakan sejak tiga hari lalu. Ia lalu bertanya pada Ana, "Hari Jum'at, kau ke mana?"

"Aku tidak datang, Zayn." Jadi Ana benar-benar sakit?

"Sakit? Sekarang kau sudah baikan?"

Ana tertawa kecil. "Tentu."

Zayn memikirkan apa yang harus dikatakannya pada Ana. Ia sedari tadi berpikir apa sebaiknya ia ajak saja Ana bertemu sahabatnya? Zayn tahu betul sahabat-sahabatnya itu akan membawa kekasih-kekasih mereka. Kecuali Niall, yang kebetulan sedang available.

"An? Boleh kuajak kau sekarang?"

Ana mengernyit bingung. "Kemana?"

"Bertemu sahabatku."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Entah. Biasanya aku jarang datang, tapi mereka memaksaku. Kita bisa berangkat dari rumahku kalau kau mau," tawar Zayn. Ana tampak menimbang-nimbang sebentar sebelum ia mengangguk.

Setelah ajakan itu, Zayn maupun Ana tidak memulai percakapan lagi. Ana sesungguhnya tidak di dalam zona nyamannya. Ia sendiri bingung ingin apa. Perasaannya campur aduk. Baru kali inilah Zayn tidak peka terhadap keadaan. Atau mungkin ia peka, hanya saja tidak ia tampakkan.

"Zayn Malik!" seru Mr. Leon. Zayn menggumamkan kata 'ya' lalu menarik perlahan tangan kiri Ana. Menggandengnya. Mereka berdua keluar dari bus melewati pintu belakang.

"Di mana rumahmu?" tanya Ana. Mereka berhenti di persimpangan. Dekat halte.

"Jalan beberapa langkah lagi. Ayo," Zayn mengajak Ana. Ia tidak sadar tangan Ana belum ia lepaskan. Ana sendiri hanya mengikuti Zayn dari belakang. Pandangannya menghadap ke bawah.

"Ana?" Begitu dipanggil, Ana menoleh ke depan. Hanya tubuh belakang Zayn yang kelihatan. "Ya? Ada apa, Zayn?"

"Kau manis dengan sweater itu, An," puji Zayn. Ana tersenyum memaksakan. Ia mengucapkan terima kasih setelahnya.

Little did Zayn know something wrong was happening to Ana.

Sweater is warm, but Ana is the complete opposite.

⚫⚫⚫⚫⚫

Ini tinggal 5 chapter lagi duh hahahah. Gak nyangka. :')

Okay, Zayna is good

#TeamZayna
#ZaynaAf

Dedicated for -baymaxs :D
Leave your vomments below, no silent readers, please?

Rika x

sweater ☂ zjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang