stupid feeling, apologizing - bonus chapter [1]

3.4K 573 175
                                    

Good morning, Ana. Get ready and wear that 'thing' we have in common :p
It's quite cold outside. I love you ha! :) x

Sebuah pesan yang masuk ke dalam ponsel Ana itu dapat membangkitkan semangatnya di pagi hari, percaya atau tidak. Mungkin kau bisa membayangkan dirinya. Terbangun di hari Senin pada hari aktif sekolah hampir selalu membuatmu malas, bukan? Dengan hadirnya Zayn beberapa bulan ini--yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya--sungguh berbeda ketika ia masih sendiri, dulu. Zayn selalu mengingatinya akan hal-hal kecil, dan semua itu menjadi indah seketika. Apalagi tahun ini merupakan tahun terakhir mereka di high school. Oh, tipikal remaja sedang jatuh cinta ya.

Ana segera bangkit dan bersiap-siap ke sekolah. Pelajaran English akan mengawali pagi harinya di sekolah nanti, dan itu membuat moodnya bertambah baik. Kau tak mungkin lupa itu merupakan hal favoritnya dengan Zayn. Terkadang mereka suka berdiskusi bersama, perbincangan hangat. Yang tadinya pelajaran itu menyusahkan menjadi mudah. Ayolah, kau berdiskusi dengan kekasih yang paling kau sayangi, yang paling kau ikuti omongannya, tentu masuk kepala dengan gampangnya.

Well, biarlah Ana bersiap-siap dahulu. Lalu kita bisa melihat bagaimana hari Seninnya di sekolah.

•••••

Ana baru saja sampai di sekolah dengan bus. Sejak kejadian beberapa bulan lalu, menaiki bus menjadi kegiatan favoritnya. Herannya, ia tidak menemukan Zayn tadi. Biasanya, kan, kekasihnya itu hampir tidak pernah absen naik bus pulang atau pergi.

"Morning, Anastasia," sapa seseorang tepat di belakang Ana, ketika ia tengah berjalan beberapa langkah dari bus menuju sekolahnya. Ia menoleh, menemukan Harry di sana tengah menyeringai yang ia sendiri tak tau mengapa. Lalu mereka berjalan beriringan.

"Morning too, Harry. Tumben kau jalan kaki? Mana mobilmu?" Setau Ana, Harry selalu menggunakan mobil mewahnya setiap ke sekolah. Setiap tiga bulan ia pasti berganti mobil, dan selalu bertambah mahal saja. Ana tidak mengerti.

"Well, aku hanya malas. Kurasa kau yang tumben, Ana, ke mana Zayn, hm?" Pertanyaan Harry sukses membuatnya kembali bertanya-tanya keberadaan Zayn. Ia sempat mengirimi pesan padanya tadi saat di bus, namun tidak dibalas.

"I have no idea," adalah jawaban singkat untuk pertanyaan Harry barusan. Faktanya, ia memang tidak tau sama sekali. "Kudengar kau akan berkuliah di New York University tahun depan?" tanya Ana, mengalihkan topik.

"Right. Kau akan rindu padaku, eh?" Goda Harry. Ia bersiul-siul tidak jelas. Ana tertawa kecil. Percaya diri sekali orang ini.

"Bukan. Pastikan kau tinggalkan satu mobil mewahmu padaku. I insist, Styles."

"Ya, aku akan memberikannya." Oh my God!

"Benarkah?!" Ana menatap Harry di sebelahnya berbinar-binar. Oh, betapa baiknya Harry ini. Padahal tadi niatnya bercanda. Oh, ternyata--

"Only if your name is Anastasia Malik. Then, yes."

--Harry Styles benar-benar menyebalkan.

Ana memutar bola matanya, ia berdecak. Kemudian ia mendaratkan pandangannya dekat pintu kelasnya. Ada Zayn di sana, tertawa, bersama Aimee--penggemar Zayn--pula! Dan hei, Zayn tidak mengenakan sweater couple mereka, yang ia sendiri suruh di pagi hari. Malah ada Aimee, mengenakan sweater yang sama. Apa ini?! Zayn memberikan sweaternya pada Aimee? Itu kan barang penting mereka berdua.

Ketika tak sengaja melihat kedatangan Ana dan Harry, Zayn tersenyum lebar. Sementara Ana justru kebalikannya. Matanya berkaca-kaca, Zayn belum menyadari itu.

"Hai Harry, pagi Ana," sapa Zayn bersamaan dengan Aimee berlalu pergi. Ia memeluk Ana, kebiasaannya setiap kali bertemu dengan kekasihnya di pagi hari. Ana cepat-cepat melepaskan pelukan itu. "Pagi," sapa Ana balik. Singkat, padat, jelas.

sweater ☂ zjmWhere stories live. Discover now