Part 1

5.7K 241 6
                                    


Rony menggeliat ketika sebagian tubuhnya terasa sedikit pegal karena menjadi tumpuan tidur seorang perempuan yang begitu ia cintai dalam dekapannya. Netranya terbuka sempurna untuk menatap lebih dalam sang istri yang masih saja terpejam dalam tidurnya. Mungkin masih kelelahan akibat tidur terlalu malam setelah menemani sang suami mengerjakan beberapa berkas dari perusahaannya. Ya, Rony memilih berhenti untuk menjadi penyanyi dan memilih untuk meneruskan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang properti. Sedangkan Salma, ia tetap menjadi seorang penyanyi meski tidak semua tawaran event akan ia ambil mengingat sekarang ia telah menjadi seorang istri yang akan mengurus hal lain selain pekerjaan. Bukan permintaan Rony, ini kemauan Salma sendiri.

Hari ini, tepat 2 bulan pernikahan Salma dan Rony. Sebuah kehidupan yang tak pernah terlintas dibayangan mereka untuk sampai pada titik ini. Di mana beberapa tahun silam mereka telah melewati berbagai badai kisah percintaan yang begitu rumit nan pelik. Rony begitu bersyukur dengan semua yang ia dapat saat ini. Terutama memiliki Salma sebagai istrinya untuk hidup bersama dengannya dalam waktu yang panjang.

"Morning sayang," ucap Rony kala lelaki itu melihat istrinya mulai membuka pejaman matanya.

"Morning. Udah bangun dari tadi Ron?"

"Sayang jangan panggil aku nama ah, kita udah jadi suami istri selama 2 bulan masa masih panggil nama." Salma terkekeh mendengar nada merajuk itu.

"Terus aku panggil nya apa?"

"Sayang, kaya aku."

"Gamau ah Ron aku geli kalo panggil kamu gitu, kalo mas aja gimana?" Salma mendongak dengan senyumannya. Rony menggaruk hidungnya yang tiba tiba gatal. Benar, dia salah tingkah.

"Coba panggil aku kaya gitu,"

"Mas Rony," Salma tersenyum setelah menyebutkan itu. Sedangkan Rony menyembunyikan raut merahnya pada ceruk leher sang istri.

"Dih salting, udah ah sholat yuk abis tuh aku mau masak,"

"Morning kiss dulu sayang," Rony memperkuat rengkuhan tangannya agar Salma tak kabur.

"Gamau, kamu banyak modus ah sekarang,"

"Yaudah ga aku lepas kalo kamu ga mau,"

"Ron," rengek Salma. Menatap memelas pada suaminya. Bukannya iba, Rony malah semakin gemas.

"Morning kiss dulu,"

"Yaudah buruan ah," kesal Salma. Dengan sigap Rony mengecup seluruh bagian dari muka istrinya.

Keduanya bangkit dari nyamannya ranjang dan sebuah pelukan. Melaksanakan ibadah berdua dengan akhiran untaian doa yang tersusun indah dalam hati untuk kebaikan pernikahan mereka dan hal hal baik lainnya. Segala luka yang mereka terima dulu mendapat imbalan kebahagiaan yang tiada tara. Siapa sangka perasaan sepihak yang membuat salah satunya hampir menyerah itu kini menjadi rasa yang terbalasnga lebih besar dari perkiraannya.

Setelah sholat, Salma menyalami tangan Rony lalu dibalas kecupan singkat di kening perempuan itu.
"Sal, ucapan terimakakasih ga akan ada bosannya aku ucapkan buat kamu dan segala perjuangan kamu dulu. Terimakasih sudah mencintai pria seburuk aku, terimakasih sudah setia menungguku dalam waktu yang lama, terimakasih sudah membantuku dalam banyak hal, terimakasih sudah menjadi kekuatanku untuk menjalani semuanya dan segala terimakasih lainnya yang gak bisa aku sebutkan lewat ucapan. Maaf atas segala kesalahanku yang begitu menyakitimu di masa lalu sal, begitu banyak sehingga aku sendiri pun malu untuk menyebutkannya satu persatu. Sekarang aku hanya bisa menebus semua itu lewat kebahagiaan Sal, lewat cinta yang bisa aku beri buat kamu. Rasa cinta yang entah datangnya kapan dengan porsi yang kian besar dari hari ke hari. Aku tidak bisa menjanjikan apapun, karena bagaimanapun aku juga manusia biasa. Tapi aku berkomitmen dengan diriku sendiri untuk mementingkan dan memposisikan kamu dan kebahagiaanmu lebih penting dari apapun." Rony menatap dalam mata istrinya. Wanita yang perjuangannya begitu besar untuknya, meski balasan darinya ialah rasa sakit yang amat hebatnya. Rony tau itu, oleh karena itu setiap kali ia bersyukur dengan adanya Salma dihidupnya, rasa bersalah atas kesalahannya dulu dulu begitu menghantuinya. Hinga ia sendiri begitu malu dengan hal buruk yang ia lakukan pada saat itu.

"Mas udah ah kamu jangan selalu merasa bersalah gini. Aku sudah bilang untuk melupakan segala hal sakit itu, aku sudah memutuskan unuk menerima kamu kembali dihidupku karena aku juga sudah menerima segala rasa sakit yang aku terima dulu dulu. Aku sudah memaafkanmu jadi kamu ga perlu lagi untuk mengatakan hal itu padaku. Kita manusia biasa yang ga akan luput dari salah dan dosa. Tuhan saja bisa memaafkan kesalahan hambanya dengan mudah lalu kenapa aku harus tidak? Lagian umitu juga bukan sepenuhnya salahmu, kan pada saat itu kamu memang belum tau apapun tentang perasaanku. Jangan juga kamu bilang terimakasih yang begitu banyak karena aku sendiri ikhlas melakukan segala hal baik itu. Bukan hanya kamu yang merasa kebaikanku, karena aku pun juga merasa kebaikanmu. Terimakasih juga untuk sudah hadir dihidupku. Banyak hal baik dari kamu buat aku yang ga bisa aku sebutkan satu persatu saking banyaknya. Kamu sudah menepati komitmenmu dibukit kala itu untuk menebus segala rasa sakit itu dengan kebahagiaan buat aku hingga aku lupa bagaimana rasa sakitnya. Dan aku benar benar sudah merasakan itu, aku benar benar lupa dengan rasa sakit itu. Yang aku rasakan saat ini adalah kebahagiaan yang semoga tidak akan ada habisnya. Terimakasih kembali atas semuanya mas sayang," Salma tersenyum. Ia begitu bersyukur dengan hidupnya yang sekarang.

Keduanya berpelukan, menyalurkan rasa syukur telah saling memiliki satu sama lain. Meleburkan dua rasa cinta menjadi satu rasa yang begitu kuat. Semoga kebahagiaan ini akan bertahan dalam waktu yang lama. Selamanya jika bisa. Karena kini untuk membayangkan hidup seorang diri tanpa salah satunya adalah bayangan yang begitu menakutkan dan menyakitkan. Mereka harus selalu bersama sama. Hari ini, esok, hingga nanti.

***

Tipis" dulu yakkk. Gimana sama part ini? Coment ya!!!!

GEMURUH RASA 2Where stories live. Discover now