GEMURUH RASA 2

Part 4

'Apapun' tentangmu, semuanya masih dan selalu menjadi 'Anugrah' terindah bagiku.
Terimakasih sudah hadir di sini, menjadi sebuah alasanku untuk selalu tersenyum di setiap waktu yang akan kujumpai. Aku masih punya banyak mimpi, yang amat ingin ku gapai hal itu dengan genggaman dan langkah serentak kita untuk mencapainya. Aku juga masih ingin selalu meyaksikan senyummu, yang ku harap akan menyapu bersih seluruh luka yang kutorehkan di masa lalu. Kini kita akan jalan bersama dalam segala hal. Satu keinginan terbesarku. Bahagia selalu, duniaku. Altarisku.
~Gemuruh Rasa

Rony tersenyum dengan mata yang tak lepas menatap sang istri yang masih setia dalam tidurnya. Tangan lelaki itu enggan beralih dari genggaman tangan wanitanya. Ia bahagia, sungguh. Rony menatap cincin pernikahan yang tersemat dalam jari manis Salma, lalu beralih menatap wajah yang terlihat begitu teduh meski dalam keadaan terpejam. Betapa ia merasa beruntung memiliki wanita ini dalam hidupnya, betapa ia merasa beruntung menerima cinta yang begitu besar nan tulus dari wanita ini, betapa ia beruntung ditemani dalam segala keadaan oleh wanita cantik ini. Ia beruntung, sangat. Salma adalah anugerah terbesar nan terindah yang pernah Rony punya setelah keluarganya.

Rony mencoba mengingat kembali kepingan kepingan ingatannya beberapa tahun silam. Di mana ia dipertemukan oleh Salma hanya untuk menjalin hubungan sebagai sebatas teman, dan rekan kerja. Dijodoh jodohkan oleh netizen yang awalnya tak begitu Rony sukai perihal itu. Ya, karena lelaki itu masih menjadi milik Bianca pada saat itu.

Bertemu dalam waktu yang panjang dengan torehan luka yang Rony berikan tanpa sadar dan sengaja pada Salma masih terekam begitu jelas dalam ingatannya. Hingga pada akhirnya Salma terlihat lelah dengan rasa sepihaknya. Meski setelah itu, segala ketulusan dan perjuangan Salma terlihat di mata Rony. Kehadiran Salma seakan mampu menarik Rony dari sebuah kegelapan rasa masalalu yang tak berujung. Pada akhirnya dengan segala bantuan wanitanya, Rony sadar dengan rasanya, meski terlambat. Kalian pasti ingat bagaimana jahatnya Rony dan segala kisah pelik mereka pada cerita Gemuruh Rasa yang sebelumnya.

Siapa yang menyangka kini ia akan ada pada titik ini? Titik dimana orang yang dulu Rony sia siakan, sekarang menjadi satu satunya manusia yang sangat Rony butuhkan dalam hidupnya. Bisa apa ia tanpa Salma? Jika seluruh hidupnya sekarang ia serahkan penuh pada wanita itu. Ah, meski mungkin tidak hanya tentang Salma lagi mulai saat ini. Karena sepertinya, segala rasa dan hidupnya akan mulai terbagi pada sosok lain. Sosok yang baru saja hadir di tengah tengah mereka. Malaikat kecil yang baru saja Rony ketahui keberadaannya. Malaikat kecil yang akan membuat kehidupan pernikahannya akan terasa jauh lebih indah dan sempurna.

Ya, Salma hamil.
Sakit perut yang wanita itu alami tadi merupakan bentuk keprotesan sang bayi kepada sang ibu yang terlalu kelelahan dalam melakukan banyak aktivitas. Apalagi istrinya itu sempat terkejut karena mengalami kecelakaan kecil.

Rony mencium tangan Salma yang masih ada dalam genggamannya, mengelus perlahan jari lentik itu dengan jempol miliknya.
"Aku tau kesalahanku di masalalu begitu banyak Sal, aku sungguh minta maaf atas segala rasa sakit itu. Aku tidak bisa ber andai dan memutar waktu untuk memperbaiki itu semua, tapi aku harap pada saat ini dan di waktu mendatang aku akan selalu mampu untuk menjadi sumber kebahagiaan kamu. Love u bul, aku ga bisa janji untuk selalu membahagiakanmu karena aku takut suatu saat akan mengingkarinya, tapi aku akan mengusahakan keras hal itu semampu aku. Kamu harus bahagia lebih dari yang aku mau bul," Belum sempat Rony melanjutkan kalimatnya, sang istri terlihat menggeliat dalam tidurnya. Hingga mata itu perlahan terbuka, dan Salma mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi padanya.

"Kok aku bisa di sini mas?" Bau obat obat an uang menyengat masuk ke indra penciuman wanita itu.

"Minum dulu, sayang." Rony memberika segelas air putih pada istrinya. Kemudia tangan pria itu terangkat untuk mengelus puncak kepala wanitanya.