Part 2

4K 204 11
                                    


"Mas lihat deh aku sekarang gendutan ya? Aku jadi ga pede mau keluar buat jalan jalan," Salma menghadapkan dirinya pada Rony yang baru saja keluar dari kamar mandi. Lelaki tampan itu berjalan mendekati istrinya lalu mengecup singkat pipi tembam Salma.

"Ga gendut kok, gemoy. Gembul gitu, bul bul gembul," Rony menekan pipi istrinya gemas.

"Ih tuh kan gendutan. Gembul tuh gendut tau, kamu malah bikin aku makin ga pede deh. Males ah aku ga jadi ikut jalan, kamu sendirian aja sana." Salma mendudukkan dirinya pada kursi depan kaca. Ah suaminya itu masih saja menyebalkan.

"Bercanda sayang, gendut juga ga papa tau itu artinya kamu beneran bahagia hidup sama aku. Aku terima kamu apa adanya, semua bentuk diri kamu aku terima. Udah yuk bul jalan, ini mumpung aku lagi free loh masa harus digagalin gitu aja." Rony memasukkan tubuh istrinya kedalam pelukan pada pinggangnya, mengusap lembut punggung Salma untuk meredamkan kekesalan wanita itu.

"Kok kamu malah panggil aku bul?" Salma mendongak untuk melihat wajah tesuh suaminya.

"Lucu tau, itu jadi panggilan kesayangan aku mulai sekarang. Ayok ah buruan, aku tunggu di bawah ya sayang," Salma mengangguk dalam pelukan lelakinya.

***

"Hari ini kamu mau perginya ke mana aja sayang?"

"Terserah,"

"Masih kesel ya? Kamu cantik kok, di mataku selamanya kamu tetap cantik." Tangan sebelah Rony yang tak lagi sedang menyetir terulur untuk mengusap pipi sang istri. Entahlah sejak kapan pipi tembam itu menjadi bagian favoritnya. Lucu, istrinya itu benar benar menggemaskan.

"Ih kamu jangan gombal gitu, geli."

"Geli kok pipinya merah, blushing tuh."

"Ini tuh bulsh on, bukan blushing. Masa gitu doang aku salting? Engga, emang aku cewe apaan,"

"Blush on? Oke aku percaya," Rony menganggukkan kepalanya. Entah sedang kenapa istrinya itu karena tiba tiba menjadi wanita yang begitu sesitif. Seingat Rony sekarang bukanlah waktunya Salma mengalami apa yang namanya PMS. Tapi tak apa. Selagi wanita itu Salma istrinya, apapun akan Rony lakukan dan hadapi dengan kesabaran. Mengalah adalah satu satunya cara untuk menghentikan peredebatan yang sedikit menyebalkan ini.

"Kita ke dufan aja mau ga?" Tanya Rony mengelus tangan sang istri yang ada dalam genggamannya. Berharap rasa kesal itu segera memudar dari diri Salma.

"Mauu!!!! Aku udah lama ga ke dufan. Lets go kita kesana," seru Salma terdengar begitu riang. Entah kapan terkahir kali wanita itu pergi ke wahana bermain itu, yang jelas kembali mendatangi tempat menyenangkan itu bersama dengan orang terkasihnya terbayang begitu indah bagi Salma. Ah ia jadi tak sabar.

"Okee gas kita ke sana."

Tak lama dari itu keduanya telah sampai pada wahana bermain yang begitu ramai pengunjung. Bagaimana tidak, hari ini memang hari minggu. Hari dimana akan ada banyak manusia yang memilih untuk menikmati hari libur dengan mengunjungi beberapa tempat yang menyenangkan. Entah seorang diri, atau bersama dengan sang pujaan hati.

Berbagai macam wahana sudah Salma dan Rony coba.
"Sayang kok kamu kuat sih naik semua wahana itu, aku aja mual loh." Rony memustuskan untuk duduk di salah satu bangku dekat wahana Kora kora. Ia benar benar lemas sekarang, perutnya bergejolak rasa ingin muntah.

"Yah Ron masa gitu aja kamu lemah," Salma ikut mendudukkan dirinya di sebelah sang suami. Membuka tutup botol yang ia bawa untuk ia berikan pada Rony.

"Bul, call me 'Mas' not 'Ron'. Aku ga suka kamu panggil aku nama kaya gitu," lelaki itu protes dengan menyadarkan kepalanya pada pundak sang istri.

GEMURUH RASA 2Where stories live. Discover now