Part 7

3.2K 226 8
                                    

Tidak ada yang bisa mengalahkanmu, kamu pemenangnya saat ini, nanti, bahkan selamanya. Salmaku, Istriku🕊
~Varuzka Rony

Sepasang manusia itu duduk dalam keheningan di dalam kamar mereka. Salma yang berusaha menahan amarahnya, dan Rony yang mencoba menyusun ribuan kalimat dalam kepalanya agar Salma mau mengerti apa yang akan ia ucapkan setelah ini.

"Sal," tanpa menghiraukan Rony, Salma beranjak dari kamarnya. Berjalan menuju kamar yang terletak di sebelah kanan kamar miliknya dengan Rony. Kamar ini harusnya menjadi kamar sang buah hati mereka kelak, namun mereka belum menyiapkan apapun sehingga kamar bercat putih itu masih nampak seperti kamar tamu.

"Sal kamu mau kemana? Kenapa ke kamar ini." Tetap dengan diamnya, Salma masuk kemudian menutup pintu itu. Dengan cepat Rony menahannya, ia menahan pintu itu agar tak tertutup dengan sempurna.

"Sayang jangan gini dong, dengerin dulu penjelasan aku." Rony menatap istrinya itu dengan sorot mata yang penuh permohonan.

"Mas kasih aku waktu sendiri sebentar, aku ga akan bisa nerima segala penjelasan kamu dengan keadaan aku yang sekarang. Tolong kasih aku waktu,"

"Sayang tapi kamu harus janji sama aku jangan nangis lagi ya, jangan kepikiran banyak hal lagi. Kamu lagi hamil sayang aku ga mau kalian kenapa kenapa. Aku ada di kamar kita kalo kamu butuh sesuatu."

Ceklek

Pintu itu tertutup dengan sempurna tanpa jawaban dari Salma atas ucapan suaminya, Rony menundukkan kepalanya dalam. Menahan sesak dalam hatinya ketika lagi lagi ia membuat wanita tercintanya itu merasakan kesakitan akibat ulahnya.

***

Semalaman Salma tak keluar dari kamar itu, bahkan wanita itu melewatkan makan malan dan susu hamilnya. Mendengar laporan itu dari asisten rumah tangganya, tentu saja Rony kacau. Lelaki itu amat sangat khawatir dengan istrinya. Ia takut Salma dan anaknya kenapa kenapa.

Sementara di sisi lain, Salma baru saja bangun dari tidurnya. Waktu menunjukkan pukul setengah 10 pagi setelah memustuskan untuk tidur setelah Sholat subuh, semalam wanita itu begitu sulit untuk tertidur, air mata senantiasa mengalir dari mata cantiknya hingga ketika terbangun kini, mata itu terlihat begitu sembab.

"Kenapa aku tiba tiba pengen spaghetti ya, duh mana lagi males keluar kamar. Dek, ini kamu ya yang pengen? Ibun jadi ngiler bayangin makanan itu. Tapi ibun belum siap kalo harus ketemu baba pagi ini. Tapi kan sekarang udah jam setengah sepuluh, baba pasti udah berangkat ke kantor kan ya? Tapi kalo iya, siapa dong yang tadi pagi nyiapin pakaian kantornya baba, sarapannya, tas kerjanya. Maaf Ya Tuhan hari ini Salma jadi istri durhaka dulu sebentar, Salma masih marah sama mas Rony."

Merasa bahwa suaminya itu benar benar sudah berangkat kerja, Salma beranjak dari ranjangnya untuk menuju dapur. Meminta tolong pada mbok surti untuk membuatkan Sphagetti yang kini terbayang begitu menarik di kepalanya. Ah, sepertinya wanita itu sedang mengidam dan tak sabar untuk mencoba makanan yang saat ini tengah ia idam idamkan itu.

Membuka pintu, Salma menolehkan kepalanya ke kanan kiri. Setelah memastikan bahwa Rony benar benar sudah tak ada dalam rumah besar ini, Salma berjalan menuruni tangga tanpa menyadari bahwa seorang lelaki kini telah mengikuti setiap langkahnya tanpa suara di belakangnya.

"Tumben dapur sepi banget, biasanya jam segini mbok surti lagi beres beres habis masak. Mbok, dimans? Sal lagi pengen Sphagetti Carbonara nih" Panggil Salma berharap asistennya itu segera datang menemuinya. Kamar asistennya itu terletak dibelakang dapur, tak mungkin jika wanita itu tak mendengar ucapan Salma kali ini.

Namun Nihil, tak ada tanda tanda asistennya itu datang memasuki dapur. Hingga saat Salma hendak beranjak untuk pergi ke kamar, seorang lelaki terlebih dahulu melewati tubuhnya kemudian mengambil beberapa peralatan untuk membuat Sphagetti dengan gerakan yang begitu cekatan. Melihat itu, Salma hanya mampu membeku ketika melihat suaminya begitu lihai menghadap kompor untuk menyiapkan makanan yang tengah ia mau.

GEMURUH RASA 2Where stories live. Discover now