⨳ 017 :: �

1.4K 71 3
                                    

Marvin mengeraskan rahangnya begitu mendengar kabar bahwa berlian yang berhasil dia ambil kembali ternyata itu hanya berlian palsu. Giginya bergemelatuk menahan emosinya yang menggebu-gebu. James benar-benar menguji kesabarannya.

"Sialan, James." Umpat Marvin lalu melangkah lebar pergi meninggalkan para anak buahnya yang menunduk takut. Jika Marvin sudah marah seperti ini tidak akan ada yang berani dengannya. Bahkan Jasmine sekalipun tidak berani berucap apapun. Karena dia sama terkejutnya saat mengetahui bahwa semua ini hanya sia-sia.

Marvin membawa mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa tujuan yang jelas. Terdengar suara guntur yang menandakan akan turunnya hujan. Marvin menghentikan mobilnya setelah dirinya cukup lelah berkendara tanpa tujuan. Dia memukul beberapa kali stir mobil melampiaskan emosinya.

"Ayah.. maaf aku tidak bisa menjaganya dengan baik." Gumam Marvin yang hampir tidak terdengar. Punggungnya dia sandarkan pada kursi sambil memejamkan matanya. Hujan kini sudah turun membasahi kota. Marvin masih tidak bergeming ditempatnya.

Namun tiba-tiba sebuah suara membuatnya terbangun. Dia mengerutkan keningnya mencoba memperjelas pendengarannya, karena suara hujan deras menutupi membuat suaranya tidak jelas. Dia membuka pintu mobilnya untuk keluar mencari darimana sumber suara itu berasal, mengabaikan pakaiannya yang kini sudah basah.

Ada seekor kucing yang berteduh dibawah mobilnya menggigil kedinginan. Marvin segera menggendongnya dan membawa masuk ke dalam mobil. Dia menaruh kucing itu dikursi sampingnya lalu segera membawa mobilnya untuk pulang.

"Jasmine!" Panggil Marvin setelah sampai di mansionnya dengan keadaan basah sambil menggendong kucing yang dia temukan. Tak lama Jasmine turun dari lantai 2 berjalan menghampiri Marvin dengan raut kebingungan.

"Tolong bersihkan dia, aku akan mandi." Marvin langsung memberikan kucing tersebut pada Jasmine membuat Jasmine terkejut saat tiba-tiba dirinya diberikan kucing yang sama sekali tidak dia kenal.

"Hei! Ini kucing milik siapa Marvin?" Pekik Jasmine menatap punggung Marvin yang mulai menjauh menaiki tangga. Dia berdecak kesal saat Marvin tidak menjawab apapun. Dengan terpaksa Jasmine mengikuti ucapan Marvin membersihkan kucing tersebut.

Setelah membersihkan tubuhnya, Marvin melingkarkan handuk kecil dilehernya sambil berjalan keluar dari kamarnya menuruni tangga untuk mencari kucingnya. Dia tersenyum kecil saat melihat Jasmine yang sedang bermain dengan kucing tersebut yang kini sudah lebih bersih dari sebelumnya.

Tanpa mengatakan apapun, Marvin langsung menggendong kucing tersebut. Jasmine melipat tangannya didada menatap Marvin keheranan, dia pergi dengan perasaan yang marah. Sekarang tiba-tiba dia pulang membawa seekor kucing yang tidak tahu ada pemiliknya atau tidak. Bagaimana jika ternyata kucing itu ada pemiliknya?

Jasmine berdiri disamping Marvin lalu menarik handuk yang terlampir dileher Marvin. Dia mengusak lembut rambut Marvin yang masih basah berniat untuk mengeringkannya. Dan Marvin sama sekali tidak terusik dengan itu, dia masih asik dengan kucing digendongannya.

Setelah selesai mengeringkan rambut Marvin, Jasmine hendak beranjak pergi namun Marvin tiba-tiba menariknya. Hal itu membuat Jasmine terduduk dipangkuan Marvin dengan raut terkejut.

Marvin memeluk Jasmine dan menyandarkan kepala pada pundak Jasmine. Tidak tahu kapan Marvin melepaskan kucing tadi, sekarang Marvin justru sibuk melingkarkan tangannya dipinggang Jasmine. Walaupun mereka adalah sepasang sepupu, namun terkadang Marvin memang memperlakukan Jasmine sepertinya kekasihnya sendiri.

Marvin sibuk mendusel-duselkan wajahnya diperpotongan leher Jasmine. Akhirnya Jasmine hanya terdiam sambil mengusap punggung Marvin lembut.

⌑ 𖣯 ⌑

Disisi lain James sibuk memandangi berlian yang sudah dia ambil kembali yang sebelumnya dia sembunyikan di suatu tempat. Dia masih memikirkan mengenai kejadian yang terjadi di mansionnya beberapa hari yang lalu. Dia sedang menunggu proses Grey yang mencari tahu data-data mengenai siapa pemilik berlian itu.

Pintu ruangan kerjanya diketuk. Grey masuk ke dalam ruangannya sambil membawa beberapa berkas yang sudah James tunggu-tunggu. Dia melihat dengan seksama berkas yang diberikan Grey, semua mengenai beberapa biodata Marvin disana.

"Marvin Gonzaga? Aku tidak tahu jika dia seorang mafia yang cukup disegani. Apakah benar-benar tidak bisa mendapatkan fotonya?" James mendongakkan kepalanya menatap anak buahnya satu persatu.

"Kami sudah berusaha, namun belum bisa menemukan seperti apa gambaran Marvin." Ujar Grey. Hal itu membuat James mendengus kasar dan meletakkan kembali berkas tersebut.

James sempat terdiam memikirkan sesuatu, semua anak buahnya terdiam menatap apa yang akan James katakan. "Kita jual berlian tersebut." Kata James membuat para anak buah menatapnya tak percaya.

"Apakah boss yakin? Kita begitu sulit untuk mendapatkannya." Axel angkat bicara. Dia begitu tidak senang mendapatkan keputusan dari boss nya, karena mengingat berlian itu yang begitu langka dan sulit untuk mendapatkannya. Sekarang tiba-tiba James ingin menjualnya? Tentu itu hal yang mengejutkan.

"Jika memang tidak menjualnya, kalian harus secepatnya mendapatkan gambaran siapa Marvin tersebut." Kata James penuh penekanan menatap Axel.

"Kenapa anak buah yang sebelumnya kita perintah ke mansion tersebut tidak diberikan perintah mengenai ini?" Lanjut James bertanya. Sebenarnya ini juga termasuk kebodohannya dulu, yang dia tahu hanya ada berlian yang tersembunyi dinegaranya. Saat telah mendapatkan letak berlian tersebut, tanpa berpikir panjang dia meminta beberapa anak buahnya untuk bekerja disana.

Yang sayangnya, dia sama sekali tidak terpikirkan rupa pemilik berlian tersebut. Seharusnya jika seperti ini dia meminta pada anak buah yang akan bekerja tersebut untuk diam-diam mengambil gambar mafia itu. Sekarang James kebingungan begitu mengetahui informasi bahwa mafia yang dia hadapi bukan mafia biasa seperti yang dia tahu.

"Apakah anak buah yang bekerja disana sekarang masih ada?" Lanjut James bertanya karena tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sebelumnya.

"Mereka semua sudah berhasil ditangkap oleh para mafia itu." Grey yang menjawab. James mengumpat kecil begitu mendengar ucapan itu, benar-benar dalam masalah dia saat ini.

"Aku tidak peduli, perusahaan aku sedang mengalami penurunan. Aku ingin menjual berlian tersebut, cari pelanggan yang akan membayar berlian tersebut dengan nominal yang mahal." Final James sebelum berdiri melangkah lebar meninggalkan ruangan tersebut.

"Bagaimana bisa menangkap anak buahku tanpa aku sadari, bahkan kini merusak mansionku." Gumam James mengingat kembali pada kejadian beberapa malam lalu. Saat dia terbangun dan turun, betapa terkejutnya saat mengetahui mansionnya sudah berantakan dan banyak anak buahnya yang terluka.

James juga mendapatkan sepucuk surat yang mengatakan bahwa Jasmine diculik oleh para anak buah mafia tersebut. Tapi James tidak terlalu peduli pada hal itu, pikirannya saat ini dia harus segera melarikan dari sini. Karena James yakin mafia itu akan kembali datang untuk mengambil kembali berliannya.

Saat ini nyawanya tiba-tiba terasa terancam. Apalagi saat mengingat perusahaan dia yang sudah mengalami penurunan yang begitu pesat. Saat ini James hanya butuh Helena, tanpa pikir panjang James segera pergi ke apartemen Helena.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) MAFIA | markhyuckWhere stories live. Discover now