Penutup

13 4 4
                                    

Library, Rhea City, Serena Island, Acallaris Kingdom.

Dear Dean, aku Wilson.

Ada orang yang datang mengantarkan barangmu ke kabin kita. Isinya sekantong batu berkilau, juga buku jurnalmu. Kamu pasti tahu, kalau aku tidak mungkin bisa membacanya, apalagi menulis ini. Jadi aku meminta bantuan salah satu staff nona Wilona di perpustakaan.

Jujur, Dean. Saat kamu meminta ijin pergi berpetualang bersama bajak laut, aku tidak pernah setuju. Tapi aku bisa apa? Wajah dan senyum bahagiamu saat itu, aku tak berani menghapusnya dengan penolakanku. Aku hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik untukmu.

Jurnalmu datang setelah tiga bulan kepergianmu. Dalam waktu itu, ada banyak peristiwa yang terjadi. Aku akan bercerita sedikit.

Satu minggu setelah kamu berangkat, ada petugas keamanan yang datang dan mengabari kalau ayahmu meninggal karena dikeroyok orang pasar Troist. Kata mereka, ayahmu terlihat ingin menculik anak balita salah satu pedagang di sana.

Aku pergi ke alamat rumahmu yang diberi oleh petugas. Di sana, lebih banyak lagi informasi yang kudapat. Pasangan ayahmu yang sekarang, sedang sakit parah, tapi tetangga sekitar tak ada yang mau mendekat. Kata mereka, wanita itu dikenal punya ilmu hitam. Jadi tidak ada yang mau membantunya sekarang.

Sejak wanita itu sakit, ayahmu sudah seperti orang gila. Tiap hari, yang dilakukannya hanya berteriak mencarimu. Iya, kamu. Semua orang yang ditemuinya, selalu kamu yang ditanyakan. Kamu bukan anak yang dibuang, Dean. Mungkin ayahmu memang diguna-guna wanita itu agar lupa padamu.

Mengenai kotak berhargamu, aku akan menguburnya di makam dekat ibu dan nenekmu. Tentang isinya, aku sudah melihatnya. Sepatu yang cantik, Dean. Ibumu pasti membayangkan kamu dewasa dan memakai sepatu itu menuju altar. Maaf, aku ikut mengubur sepatu itu. Aku tak tega menjualnya.

Mengenai batu berkilaumu, aku memberi setengahnya pada perpustakaan. Mereka berjanji akan memanfaatkan untuk donasi dan bantuan pengajaran baca tulis gratis untuk orang yang tidak mampu. Sisanya aku belikan kapal nelayan yang akan kunamai dengan namamu. Aku ingin membuatmu selalu berpetualangan di laut.

Jurnal ini, akan aku sumbangkan untuk perpustakaan. Agar mereka mengenal petualanganmu yang berani. Agar mereka tahu, ada petarung tak diperhitungkan di arena, tapi berani mengikuti sayembara bajak laut yang terkenal. The Holy Serpent.

Akhir kata, kucantumkan nama asli yang ditulis cantik oleh ibumu. Semoga kedamaian selalu bersamamu.

Diana Smith.

For FREEDOMWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu