Bab 14

13.9K 938 32
                                    

Di perjalanan Alex tak henti-hentinya menenangkan Daniel yang masih menangis. Suhu tubuh Daniel juga naik membuat Alex harus menempelkan baybay fever pada kening Daniel. Awalnya Alex ingin membawa Daniel ke rumah sakit. Namun Daniel menolak dengan dinginnya.

"Sutt, baby... jangan menangis ya" ucap Alex menenangkan Daniel. Namun hal itu tak berhasil Daniel memang tak mengeluarkan suara namun air matanya sangat deras membuat Alex tau seberapa sakitnya Daniel.

Karena tak ingin membuat kondisi Daniel semakin buruk, Alex meminta Sehan untuk membawa mereka menuju mansion utama Wiradinata. Disana ada twins yang akan menemani Daniel yang dalam mode little nya. Karena Alex yakin hal itu pasti akan terjadi. Sebab bik suri melaporkan padanya bahwa Daniel sakit. Saat Alex menanyakan tentang Daniel yang dalam keadaan little atau tidak. Bik Suri mengatakan tidak. Hal itu membuat Alex berasumsi bahwa Daniel pasti menahan agar little space nya tak kambuh.

Alex mengelus lembut punggung Daniel ia mencoba menenangkannya.

"Tak apa biarkan dia keluar" bisik Alex di telinga Daniel. Daniel hanya mengangguk ia lalu tertidur di pelukan Alex.

Sesampainya di kawasan mansion utama Wiradinata Sehan langsung membukakan pintu mobil untuk Alex. Dengan perlahan Alex mengangkat Daniel.Ia memasuki mansion dengan langkah perlahan. Karena ia takut Daniel terbangun.

Tin!!!!

Saat berada di depan pintu tiba tiba suara klakson mobil membangunkan Daniel. Hal itu mampu membuat Alex panik sendiri. Ia melihat bahwa Daniel akan menangis.

"Hmm, kenapa berisik~" lirih Daniel.

"Sst, baby tidur lagi ya" ucap Alex menepuk lembut punggung Daniel ah tidak tapi Luca.

"Tidak bisa dadyyy" pecah sudah tangisan Luca.

Hal itu mampu membuat Jaegar dan twins yang keluar dari mobil menjadi penasaran.

"Bang, kak Daniel kenapa?" Tanya Rafael.

"Luca" jawab Alex.

"Ooo, ASTAGAAA, bang cepet bawa Luca ke mansion di dalem ada Lego aku baru beli" ucap Rafael dengan cepat.

Alex membawa Luca ke dalam dengan di ikuti Rafael di belakangnya. Merasa terabaikan Jaegar melihat kearah Rakael untuk meminta penjelasan. Namun Rakael hanya mengangkat bahu acuh dan berlalu masuk ke dalam.

"Hadehh punya anak balok es semua" ucap Jaegar tak sadar diri. Apakah ia tidak berkaca?

Sampainya di ruang tamu Alex segera mendudukkan Luca yang masih terisak di sofa. Ia menunggu Rafael untuk membawa Lego untuk Luca.
Jaegar yang melihat tingkah putra sulungnya itu merasa aneh. Karena dulu mantan pacar anak itu saja tak pernah di bawa kemansion nya apalagi kemansion utama. Tapi lihatlah sekarang ia membawa kekasih kecilnya ini kemansion utama tanpa bertanya dulu padanya.

"Alex" panggil Jaegar dan menduduki sofa single di sana.

"Ada apa dad?" jawab Alex namun masih sibuk memeluk dan menenangkan Luca.

"Bang ini mainannya" Rafael menyerahkan satu set Lego pada Alex.

Alex menerima Lego itu lalu melepas pelukannya pada Luca. Terlihat wajah imut Luca yang membuat semua orang gemas. Tidak terkecuali untuk Jaegar.

"Baby lihat, daddy ada mainan" ucap Alex menunjukkan Lego yang ia pegang.

Luca yang melihat mainan itu memberhentikan isakan nya. Matanya berbinar melihat kearah Lego yang dipegang oleh Alex.

"Apa itu untuk Luca?" Tanya Luca lirih.

"Iya tapi Luca jangan nangis lagi ya" bukan Alex yang menjawab melainkan Rakael. Rakael sangat suka jika Daniel sudah dalam keadaan little nya. Tapi ia lebih berharap calon kakak iparnya itu akan menjadi imut tanpa harus mengalami syndrom little space ini.

[BL] Light In Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang