Bab 38

4.8K 381 11
                                    

Di ruangan yang terlihat serba putih dan berbau obat-obatan. Terdapat seorang pemuda yang terbaring dengan jarum infus yang tertancap di tangannya. Seorang pemuda lain sedang menunggu pemuda itu siuman.

"Engh." Lenguhan dari pemuda yang berada di atas hospital bed. Hal itu membuat pemuda yang duduk di sofa segera menghampirinya.

"Daniel, lu gak kenapa-kenapa?" Pertanyaan dari pemuda itu membuat Daniel tersadar dan melihat sekeliling.

"Dimana?" Tanya Daniel pada pemuda itu.

"Di rumah sakit." Jawabnya.

"Kenapa di sini? Ngapain Nico?" Pertanyaan Daniel tentu membuat Nico sedikit kesal.

"Lupa lu, pingsan di jalan. Udah gitu terluka. Masih mau nanya lagi kenapa kita ada di sini!"  Ucap Nico sewot.

Orang yang menolong Daniel adalah Nico. Saat Nico  dengan santai mengendarai mobilnya, ia mendengar suara ledakan di pinggir jalan. Nico pikir bahwa kedua mobil itu saling tabrak maka ia hanya acuh saja. Lagi pula banyak orang yang sudah berkumpul tak jauh dari tempat kejadian.

Namun saat ia hampir sampai di universitas, dapat ia lihat seorang pemuda yang jatuh pingsan. Jika dilihat dari motornya, pemuda itu adalah Daniel. Dengan cepat Nico memberhentikan mobilnya dan keluar dari mobil dengan buru-buru.

"DANIEL!"

"Aduh... Daniel woi sadar dong..." Dengan panik Nico membuka helm yang dipakai Daniel.

Dengan perlahan ia memapah Daniel untuk masuk ke mobil. Tujuannya saat ini adalah rumah sakit. Untuk motor Daniel, Nico akan meminta bawahan papah nya untuk membawa motor itu.

.
.

"Lu tau gak sih, betapa paniknya gua pas nemuin lu pingsan. Di tengah jalan lagi."  Sungguh drama sekali pemuda satu ini.

"Hm, terimakasih." Ucap Daniel.

"Eh, tapi lu bisa pingsan di situ karena apa?" Tanya Nico. Ia mulai penasaran, karena tidak mungkin Daniel hanya jatuh saja kan.

"Di tabrak sama dua mobil." Jawab daniel.

"Hah? Mobil yang tabrakan itu?" Pertanyaan Nico, membuat Daniel mampu menutupi aksinya tadi.

"Mana ku tau, mereka yang ugal-ugalan." Ucap Daniel acuh.

"Berarti, ada kemungkinan besar mereka musuh. Lalu kejar-kejaran dan saling serang gitu?" Ucap Nico menebak.

"Mungkin." Jawab Daniel seadanya.

"Jadi luka tembak di kaki lu itu?" Tanya Nico penasaran. Daniel sangat frustasi saat ini, kenapa temannya itu sangat kepo.

"Ditembak sama mereka." Jawab Daniel acuh. Karena memang benarkan dia di tembak.

" Orang yang musuhan lu yang babak belur. Wah apes banget lu"  ucap Nico dengan nada remeh di akhir.

Daniel yang mendengar ucapan Nico, tentu saja kesal. Lihatlah wajah tengil anak itu. Ingin rasanya Daniel cakar.

Sibuk dengan rasa kesalnya, Daniel tak sadar jika seorang dokter masuk dengan raut wajah khawatir.
Nico yang sadar langsung mempersilahkan dokter itu. Tapi kenapa dokternya berbeda dengan yang tadi?

"Daniel!"

Mendengar nada khawatir dari seseorang yang sangat familiar, membuat Daniel sedikit terkejut. Karena dokter itu adalah Nathan.

"Kamu kenapa bisa sampe terluka gini?" Nathan panik melihat orang yang berada di ruang ini adalah adiknya.

Awalnya ia hanya dimintai tolong oleh temannya untuk memeriksa pasien yang berada di ruangan ini. Dan ternyata pasien itu adalah adiknya sendiri.

[BL] Light In Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang