part 12

19 4 2
                                    

Happy Reading...

Aiden berdiri di depan pintu kamar Ainara sambil menyapu pandangannya kesetiap sudut kamar itu, tidak ada yang mencurigakan tapi kenapa Ainara terlihat panik, itu yang membuat Aiden bingung.

Laki-laki itu membalikkan badannya melihat Ainara yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya Aiden semakin mengerutkan keningnya.

"Ada apa sih?" tanya Aiden membuat Ainara menurunkan telapak tangan yang ada di wajahnya.

Ainara kembali memperhatikan kondisi kamarnya tidak ada tanda-tanda keberadaan Alister.

"Dia kemana ya?" batin Ainara.

"Kamu nyembunyiin sesuatu?" tanya Aiden lagi. Ainara gelagapan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "aaa ituu tadi ada anuu," Ainara tidak dapat melanjutkan perkataannya sebab dirinya sedang panik.

"Apaaa, ada apa?? Ngomong yang jelas!" ucap Aiden mulai kesal.

"Udah lupain ajaa kalau mau mandi silahkan! gua mau ke ibu," ujar Ainara menghilang dari pandangan Aiden.

***

"Kami pulang dulu ya," ucap kedua ibu itu.

Ainara dan Aiden tersenyum, "salam buat ayah-ayah aku sama Abang ziel yaa," ucap Ainara.

"Iya sayang".

"Kalian berdua beneran gamau di anterin?" tanya Aiden. Kedua orang itu menggeleng menolak dengan halus tawaran Aiden.

"Yasudah kalian berdua hati-hati yaa kabarin kalau udah sampe rumah," ucapnya.

Taksi online yang di pesan oleh orang tuanya sudah tiba di depan rumah Aiden. Mereka berdua langsung masuk dan meninggalkan rumah anaknya.

"Kamu kenapa?" tanya Aiden yang memperhatikan mimik wajah Ainara yang terlihat murung.

"Gua kangen aja sama Abang," ucapnya.

"Samperin lah kalau kangen gitu aja ribet," ujar Aiden melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Ainara mendelik kesal ia menatap punggung suaminya " ribet apaan sih gua cuma bilang kangen yaaa," teriaknya dan langsung menyusul Aiden kedalam.

"Lo ngeselin banget!" kesal Ainara mencubit punggung suaminya yang tengah menonton tv.

"Saya ngeselin? Perasaan enggak, kamu aja yang berlebihan" .

Tanpa mengatakan apapun Ainara langsung melempar Aiden dengan bantal kursi membuat laki-laki itu terkejut dan berdiri dari duduknya.

"Eh ini namanya KDRT," ucapnya sambil bertolak pinggang.

"Bodoamat! Siapa suruh ngeselin wlee," ucap Ainara menjulurkan lidahnya.

"Wahh ada yang nantangin saya nih!" Aiden berjalan pelan mendekati Ainara membuat istrinya itu melangkah mundur.

"Mau ngapain Lo? Jangan macam-macam yaaa," ancamnya sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Kenapa hm? Takut?" ucapnya lagi.

"Diem di situ!" kata Ainara pada Aiden yang terus berjalan ke arahnya. Dengan cepat Aiden menarik pinggang Ainara dan menggelitiknya membuat perempuan itu merasa sangat geli.

"Ahahahahahaha geliiii udah plisss geli banget hahahahahaha," ujar Ainara berteriak sambil tertawa.

"Ini pembalasan karena kamu sering usilin saya!" kata Aiden masih terus menggelitik istrinya.

"Hahahaha udah ihhh geli woi" .

Ainara terus berusaha melepaskan dirinya ia mencoba untuk menggigit lengan Aiden sehingga laki-laki itu melepaskan dirinya, merasa ada kesempatan Ainara berlari menuju kamar Aiden namun Aiden tidak menyerah ia malah mengejar Ainara kedalam kamarnya.

Rumah itu seketika berisik karena suara tawa dari pasangan suami istri itu, mata Ainara berkaca-kaca karena tak sanggup menahan geli namun Aiden seakan enggan untuk mengampuninya.

Saat Ainara ingin berlari Aiden menarik tangannya sehingga mereka berdua jatuh di atas kasur berwarna abu-abu itu. Tidak ada lagi gelitikan di perutnya namun masalahnya sekarang berada pada jantungnya yang terus berdegup kencang apalagi dengan posisi Aiden yang berada di atasnya.

Mereka bertatapan cukup lama sehingga Ainara merasa benda kenyal sedang menyentuh bibirnya, tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku suhu di kamar itu tiba-tiba menjadi panas.

Ainara memejamkan matanya tatkala tangan kekar milik Aiden memegang leher hingga kepipinya, Aiden terus saja melumat bibirnya dan entah kenapa tidak ada penolakan dari Ainara perempuan itu terus saja membiarkan Aiden menjamah bibirnya yang mungil itu bahkan sesekali perempuan itu membuka mulutnya memberikan akses pada lidah Aiden yang ingin merasakan lebih jauh lagi.

Suara dering telepon dari hp Ainara membuat perempuan itu ingin menghentikan semuanya namun tubuhnya di tahan oleh Aiden.

Ainara mengigit bibir bawahnya ketika bibir Aiden mengecup leher jenjangnya, jantungnya semakin tidak karuan apa Ainara akan memberikan itu pada suaminya sekarang? Tapi bagaimana dengan Alister?, Apa Alister akan marah dan meninggalkannya??. Pernyataan itu muncul begitu saja di benaknya membuatnya bingung.

"Sekarang saja ya," kata Aiden dengan suara seraknya. Ainara menatap manik mata Aiden terlihat jelas laki-laki itu menatapnya dengan sayu dan penuh pengharapan.

"Enggakkk," ucap Ainara mendorong Aiden agar ia bisa bangun.

"Kenapa?".

"Gu-gua lagi ha-halangan," ucapnya.

Bohong! Aiden tentu tahu kalau Ainara telah selesai halangan empat hari yang lalu, wajah Aiden memerah seketika, malu, kesal, semuanya bercampur diperasaanya.
Tanpa mengatakan apapun Aiden keluar dari kamarnya namun Ainara hanya memandang suaminya, ada rasa bersalah merasuki tubuh Ainara.

"Gua harus jaga kehormatan gua untuk Alister, karena gua yakin suatu saat gua sama dia akan bersama lagi," gumamnya.

Seeu in the next part 🙌

pantrologimata Where stories live. Discover now