part 22

12 4 2
                                    

Happy Reading...

"Kenapa sih Lo selalu muncul disaat-saat gua sama S.u.a.m.i gua itu lagi berduaan?" kesal Ainara.

"Loh ini kebetulan aja Ainara kamu jangan Negative thinking gitu dong!" marah Amanda.

"Iya sayang mungkin ini cuma kebetulan aja kita ketemu Amanda," ucap Aiden menenangkan istrinya.

Ainara tipikal orang yang kalau First impression dengan orang yang baru itu buruk maka seterusnya ia akan membenci orang itu, terlebih lagi saat ia begitu lancang membicarakan tentang rumah tangganya dengan mertuanya.

"Ngapain di sini?" tanya Aiden mencoba untuk mencairkan suasana.

"Tadi aku lagi mesen sate, tapi uang cash aku ternyata gak cukup jadi ke ATM dulu deh," jelasnya.

"Oh jadi kamu yang borong satenya?" tanya Aiden lagi.

"Iya hehe, soalnya dirumah tuh lagi tamu aku bingung mau masak apa jadi beli sate aja biar simpel".

"Eh kalian kesini jalan kaki?" tanya Amanda.

"Iya," balas Ainara cuek.

"Gimana kalau aku anterin kalian pulang?" tanya Amanda.

Aiden melirik Ainara untuk meminta persetujuan istrinya itu, Ainara mendengus kesal seandainya saja sejak awal Aiden memilih naik mobil pasti Ainara tidak akan terjebak disituasi seperti ini.

"Gimana?" tanya Amanda.

"Hmm yaudah daripada jalan kaki," kata Ainara menatap suaminya dengan sinis namun yang ditatap hanya tersenyum.

Di perjalanan menuju rumah mereka Ainara sibuk memainkan ponselnya sedangkan Aiden yang berada di sampingnya terus mengganggunya dengan terus mencubit lengannya.

"Maaaaas sakit," ucapnya untuk yang kesekian kalinya, mereka berdua mengabaikan Amanda yang sedang menyetir sambil sesekali melirik mereka dari kaca mobilnya.

Entah mengapa melihat itu Amanda menjadi kesal refleks saja perempuan itu langsung menginjak remnya secara mendadak.

"Ada apa?" tanya Aiden.

"Maaf tadi ada kucing lewat terus aku kaget makanya langsung ngerem, kalian gak apa-apa kan?" tanya Amanda membalikkan badannya.

"Iya ga apa-apa kok," ucap Aiden.

Aiden melirik Ainara yang memegang dahinya mungkin terasa ngilu karena terbentur. Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk mengusap kening istrinya.

***

Jam menunjukkan pukul setengah empat pagi Aiden meregangkan otot-otot tubuhnya diatas tempat tidur, ia melirik Ainara yang tertidur pulas dengan mulut yang sedikit terbuka. Laki-laki itu menatap Ainara sangat lama tangannya bergerak untuk menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajahnya.

"Pantesan aja hari ini kaya singa tau-tau nya lagi datang bulan," ucapnya pelan sambil tersenyum mengingat Ainara seharian ini selalu saja mengomel padanya.

Aiden bangun dari tidurnya laki-laki itu memutuskan untuk mandi sebelum melakukan sholat subuh sendirian dikarenakan Ainara sedang berhalangan.

pantrologimata Where stories live. Discover now