part 14

17 4 1
                                    

Happy Reading...

"Lo kepala batu banget sih! Lo itu baru keluar dari rumah sakit jadi biar gua yang nyetir," kesal Ainara sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Gak usah alay! Saya udah gak apa-apa," ujarnya santai. "Gaboleh!" Ucapnya lagi sambil merampas kunci mobil yang ada di tangan Suaminya.

"Cepet naik!" kata Ainara. Aiden hanya menghela nafasnya pasrah akan tingkah laku istri nya itu.

Mobil sport hitam itu melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah mereka, suasana hening tidak ada yang membuka pembicaraan. Ainara fokus dengan jalanan sedangkan Aiden sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Oh iya tau dari mana kamu kalau saya ada di rumah sakit?" tanya Aiden. Ainara melirik sebentar lalu kembali fokus kejalanan. "Gua telepon Lo terus yang angkat suster yaudah dia ngasih tau gua,". Aiden hanya ber oh ria mendengar jawaban Ainara.

"Masalah ini jangan sampe ibu sama ayah tau," kata Aiden membuat Ainara mengerutkan keningnya bingung "kenapa?".

"Saya gak mau mereka khawatir ibu kalau udah menyangkut kesehatan pasti ribet banget,"

***

"

Akhirnya sampai rumah juga," kata Ainara.

"Capek?" tanya Aiden sambil menatap istrinya itu. "Dikit, gua mandi dulu yaa gerah banget". Ainara meninggalkan Aiden sendirian di ruang tamu.

Aiden merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk memejamkan matanya sejenak ia merasa badannya terasa pegal, apalagi sejak Ainara tidur di sampingnya dan menjadikan lengannya sebagai bantal dan memeluk tubuhnya ia benar-benar tidak bisa bergerak.

Ponselnya tiba-tiba berdering ada panggilan masuk dari orang kantor, ternyata yang menelepon itu adalah Windi  sekertarisnya di kantor.

"Halo pak, selamat pagi".

"Iya pagi, ada apa?".

"Maaf pak ini ada beberapa berkas yang butuh tandatangan bapak, tapi sepertinya bapak tidak ada di kantor?".

"Ah iya maaf hari ini saya gak masuk kantor dulu jadi, untuk berkasnya nanti anterin kerumah saya," kata Aiden.

"Bapak kenapa gak masuk? Bapak sakit?".

"Saya tutup teleponnya ya, berkasnya saya tunggu".

Tut..

Aiden memutuskan teleponnya secara sepihak membuat Windi kesal sebenarnya Windi memiliki perasaan khusus untuk Aiden semenjak ia menjadi karyawan baru disana namun hati Aiden begitu keras.

"Telepon dari siapa?" tanya Ainara yang baru saja selesai mandi ia masih mengenakan handuk putih dan rambut yang sangat basah.

"Ck, kamu ngapain pakai handuk keruang tamu?!" kesal Aiden.

"Yaa emang kenapa? Masih pakai handuk bukan telanjang," sewot Ainara.

"Orang kantor saya mau datang bawa berkas nanti mereka lihat kamu seperti ini! Sana masuk!" kesal Aiden sambil menunjuk kamarnya.

"Iya-iya bawel Lo".

Jam menunjukkan pukul dua belas siang Ainara dan Aiden sedang makan siang bersama, setelah menandatangani beberapa berkas tiba-tiba saja perut Aiden keroncongan merasa sangat lapar.

"Tumben nasi goreng hari ini cuma satu warna, rasanya pas," kata Aiden sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Liat tutorial YouTube tadi kalau enak berarti berhasil dong ya?" tanya Ainara. Aiden hanya manggut-manggut.

"Tambah lagi ga?" tanya Ainara saat melihat makanan di piring suaminya itu habis tak tersisa. "Engga usah saya udah kenyang".

"Kita udah nikah kurang lebih enam bulan, dan makanan yang kamu kasih ke saya selama ini telor dadar kecap sama nasi goreng doang, besok-besok menunya ganti," simpel namun bagi Ainara suaminya itu sedang meledeknya.

"Makanya nikah sama chef biar Lo bisa makan enak tiap hari!" kesalnya membersihkan piring-piring kotor dan membawanya kedapur.

"Baperan saya cuma ngasih saran apa salah?" gumam Aiden.

***

"Gua bosen banget di rumah, kita keluar yuk mau gak?" ajak Ainara.

Mereka berdua sedang menonton tv di ruang tamu namun hal itu membuat Ainara sangat bosan. "Mau kemana?" tanya Aiden.

"Ke mall aja gak sih? Atau nonton bioskop? Gua pengen nonton film horor," kata Ainara.

"Yaudah ayo," kata Aiden membuat Ainara menjerit kesenangan.

"Terimakasih suamikuuuuu," ucap Ainara beberapa detik setelah itu ia baru sadar dengan ucapannya. Dengan wajah yang memerah ia berlari ke kamarnya Aiden yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah 15 menit mereka sudah siap ingin pergi saat Ainara membuka pintu tiba-tiba seorang perempuan cantik dengan senyuman yang manis berdiri depan pintu mereka.

"Maaf siapa ya?" tanya Ainara namun perempuan itu tidak meresponnya ia malah celingak-celinguk melihat kedalam rumah Ainara dan tepat saat Aiden turun dari tangga perempuan itu kembali tersenyum dan masuk begitu saja seolah-olah tidak ada Ainara disana.

"Haiiii, akhirnya kita ketemu lagi aku kangen banget sama kamu," ucapnya memeluk Aiden dengan erat.

Seeu in the next part 🙌



pantrologimata Where stories live. Discover now