28

12 2 6
                                    

Happy reading...

Suara sendok yang terdengar diruang makan, dirumah orang tua Ainara sedang kumpul bersama dan sarapan bersama ada Aiden juga disana.

"Tambah lagi gak?" tanya Ainara pada suaminya. Aiden menggeleng sambil menyuapi nasi terakhir kedalam mulutnya.

"Kerjaan gimana bro?" tanya Alfarezel.

"Alhamdulillah lancar, ini lagi ngurusin proyek di jepang," kata Aiden.

"Waduh kamu bakalan ke jepang dong?" tanya Anggi.

"Enggak Bu kan aku punya banyak karyawan kepercayaan yang emang udah sering ngurus proyek kaya gini," ucapnya.

Mereka semua hanya manggut-manggut, setelah sarapan Alfarezel meminta izin kepada keluarganya untuk berangkat ke kampus.

Ainara dan Aiden sedang berada di dalam kamar, mereka asik dengan ponsel mereka Ainara melirik jam dan baru menyadari kalau Aiden tidak berangkat ke kantor.

"Mas gak kerja?" tanya Ainara.

"Mas lagi males masuk kantor," ucapnya membuat Ainara bingung.

"Mas pengen hari ini berduaan terus sama kamu, mas gak mau jauh-jauh dari kamu," ucapnya membuat Ainara menahan senyumannya.

Aiden meletakkan ponselnya dan memeluk tubuh mungil istrinya itu, Ainara merasa geli saat nafas Aiden menyentuh lehernya, tangan Ainara bergerak untuk mengelus rambut suaminya dengan pelan.

"Mas, kenapa?" tanya Ainara jantungnya tiba-tiba berdenyut tidak normal.

"Masih belum boleh ya?" tanya Aiden.

Ainara tentu paham apa yang di maksud oleh suaminya itu, ia juga merasa bersalah selama ini tidak melakukan kewajibannya seorang istri, Ainara merasa berdosa membuat suaminya menunggu selama itu.

"Kamu belum bisa buka hati buat mas? Kamu belum bisa lupain Alister?" tanya Aiden masih dengan posisi yang sama.

"Enggak gitu Mas.." ucap Ainara.

"Terus gimana? bahkan ini udah lewat enam bulan sayang, kamu jujur aja sama Mas, Mas gak masalah kalau emang kamu belum bisa buka hati," ujar Aiden.

Ainara melepas pelukan Aiden dan menuntun Aiden untuk duduk di hadapannya.

"Mas dengerin aku, kamu salah besar kalu mikir aku masih ada perasaan sama Alister atau sama laki-laki lain, kamu salah besar kalau kamu mikir aku belum bisa buka hati buat kamu, aku sebaliknya mas! Aku udah hapus semua tentang Alister di hidup aku, sekarang yang ada di hati aku cuma kamu, suami aku!" kata Ainara sambil memegang pipi Aiden dengan kedua tangannya.

"Respon aku pas denger kamu ngomong gini tuh gimana ya? Apa aku harus seneng, sedih, terharu atau apa?" tanya Aiden mengejek Ainara.

"Aaaa Maaaas jangan gitu, aku serius loh ngomongnya," kata Ainara menutup wajah Aiden.

"Ahahahaha iya-iya, Mas bersyukur kalau apa yang ada di pikiran Mas itu salah maafin Mas karena udah mikir yang macem-macem," kata Aiden.

Ainara memeluk Aiden sambil berbisik. "Jangan sekarang ya Mas, masih pagi soalnya," ucapnya.

"Berarti kalau malam boleh?" tanya Aiden yang di angguki oleh Ainara, Ainara membulatkan matanya saat Aiden berdiri dan melompat-lompat diatas kasur layaknya anak kecil.

pantrologimata Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu