31

9 0 0
                                    

Happy reading...

Mobil Alfarezel berhenti didepan rumah Ainara, sudah sepuluh menit lebih mereka berada disana namun Ainara tak kunjung turun.

"Kenapa lagi si dek?" tanyanya.

"Gua sebenarnya males banget bang pulang kerumah apalagi didalam udah ada Mas Aiden," kata Ainara sambil melihat mobil milik suaminya terparkir dihalaman rumahnya.

Alfarezel mengusap punggung adeknya itu ia tahu saat ini Ainara sedang merasa bingung dan tidak mungkin juga membiarkan Ainara menginap ditempat kerjanya.

"Dek ini rumah kalian kalau ada masalah jangan main kabur-kaburan kaya gini, kalian udah sama-sama dewasa jadi Abang harap kalian bisa cari jalan keluarnya," katanya.

"Hmm yaudah bang, kalau gitu gua masuk dulu ya, makasih udah mau gua repotin seharian ini," kata Ainara yang di angguki oleh Alfarezel.

Setelah mobil milik Alfarezel pergi Ainara melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah, rasanya berat sekali melangkah kedalam apalagi mengingat ada Aiden didalam.

Mata Ainara melihat sosok Aiden yang sedang duduk diruang tamu sambil bermain laptop namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya dan berjalan begitu saja.

"Masih ingat pulang?" tanya Aiden yang menghentikan langkah Ainara, detik berikutnya Ainara kembali menuju ke kamarnya tanpa menjawab pertanyaan suaminya.

Ainara duduk diatas ranjangnya sambil membayangkan kejadian di pantai itu, ia melirik dirinya dipantulan cermin ada luka memar dipipinya Aiden menamparnya begitu keras sehingga membuat pipinya lebam.

"Mas gak suka sikap kamu yang tadi!" ucap Aiden masuk begitu saja didalam kamar.

"Kamu udah kelewatan sama Amanda!, Kamu nuduh dia gak jelas terus kamu nyakitin dia didepan orang-orang jahat banget kamu!" kata Aiden.

"Mas?! Amanda itu yang ngurung aku di toilet aku sempat ngeliat dia senyum pas aku lagi ketakutan mas!" ucap Ainara dengan suara yang bergetar.

"Gak mungkin, Saat kamu ketoilet Amanda cuman pamit beli kepala muda aja dan mas masih ngeliat dia berdiri terus balik lagi ke tempat kita, setelah itu mas Sadar kalau kamu gak balik-balik makanya Mas sama Amanda nyariin kamu," jelas Aiden.

"Mas mau, kamu minta maaf sama Amanda!" kata Aiden lagi.

"Enggak mas, aku gak mau".

"Kamu kenapa kaya gini sih? kamu kelewatan banget tau gak!" marah Aiden.

"Kamu yang kelewatan! demi bela perempuan itu kamu sampai rela nampar aku didepan orang-orang!" teriak Ainara air matanya sudah tak dapat dibendung lagi.

Aiden terdiam ia melihat bekas tamparan diwajah istrinya itu, rasa bersalah merasuki hatinya ia meraih Ainara masuk kedalam pelukannya namun istrinya itu menolak dan mengusirnya.

"Tinggalin aku sendiri mas," ucapnya tanpa menatap Aiden.

Dengan berat hati Aiden meninggalkan Ainara sendirian ia memberikan waktu untuk Ainara menenangkan dirinya Aiden berharap istrinya itu segera sadar akan kesalahannya.

***

Seminggu telah berlalu hubungan Aiden dan Ainara masih terasa dingin, mereka berbicara jika ada perlu saja Aiden yang juga ikut diam membuat Ainara yang notabenenya mempunyai gengsi yang tinggi pun ikut diam.

pantrologimata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang