Bab 16

13.1K 888 17
                                    

Malam ini suasana tegang dialami oleh twins Wiradinata. Siapa lagi kalau bukan Rafael dan Rakael. Saat ini mereka tengah ditatap tajam oleh Alex, sedangkan Daniel ia hanya diam sambil memakan buah alpukat yang dibawakan oleh Alex.

"Sekarang Abang tanya, kenapa kalian ke kampus kak Daniel?" Tanya Alex tegas.

"Emmm, kami bosan" jawab Rafael gugup.

"Dengan siapa kalian pergi?" Tanya Alex lagi.

"Sendiri" cicit mereka berdua.

Alex memijat pangkal hidungnya. Ia sangat pusing menghadapi kedua adiknya ini. Bagaimana jika mereka bertemu dengan musuh Wiradinata. Alex tak mau kejadian malam itu terulang lagi.

"Bagaimana jika kalian kenapa-kenapa?" Ucap Alex khawatir.

Twins memang mengetahui kalau mereka salah. Mereka menunduk takut. Mereka takut kalau Abang mereka ini marah.

"Maaf Abang" ucap twins bersamaan.

Suasana hening, mereka semua diam. Hanya ada suara dentingan sendok dan piring Daniel yang masih berisikan beberapa potongan alpukat.

"Sudahlah ini sudah malam, kalian tidurlah besok sekolah" ucap Daniel lembut.

Twins hanya mengangguk dan pergi kekamar mereka. Twins bersyukur Daniel tak marah pada mereka. Karena jika iya, pasti mereka akan sangat kesulitan menghadapi kemarahan Alex.

Kini hanya tersisa Alex dan Daniel. Dapat Daniel lihat Alex yang sepertinya sedang banyak masalah di kantor dan langsung mendapatkan berita kalau kedua adiknya pergi tanpa pengawalan.

"Sudahlah jangan terlalu keras pada mereka, mereka itu masih remaja" ucap Daniel.

"Aku tau, tapi aku khawatir" ucap Alex memeluk Daniel.

"Aku tau kau khawatir, tapi mereka masih remaja, mereka ingin bermain dengan bebas" ucap Daniel membalas pelukan Alex.

"Alex" panggil Daniel.

"Daddy, panggil aku daddy!" ucap Alex tak suka ketika Daniel memanggilnya dengan nama, sangat berbeda dengan Luca.

"Terserah ku" ucap Daniel datar.

"Ada apa?" Tanya Alex yang kini duduk menghadap Daniel.

"Aku bukan pria spesial" ucap Daniel lirih.

"Maksudmu?"

"Alex, aku tak bisa memberi keturunan untukmu, aku bukan pria spesial yang bisa hamil" ucap Daniel dengan air mata yang sudah jatuh.

"Hey, mengapa kamu menangis, kita bahkan belum mencobanya" ucap Alex.

"Aku sudah tau, aku sudah ke dokter untuk memastikan, namun ia mengatakan aku tak memiliki rahim"

Yah Daniel diam diam pergi ke dokter untuk memeriksa apakah ia memiliki rahim. Namun hasilnya nihil, Daniel bukanlah pria yang spesial. Dokter itu mengerti, karena ada beberapa pria yang bisa mengandung yang datang kepadanya.

Dokter itu menyarankan untuk mengadopsi anak. Namun Daniel tak mau karena pasti keluarga seperti Wiradinata tak menginginkan orang luar menjadi penerus.

"Dengarkan aku, aku tak masalah dengan itu, kita masih bisa adopsi anak jadi jangan pernah merasa bahwa kau tak berguna bagi ku" ucap Alex memeluk Daniel yang sudah menangis.

Kebiasaan Daniel saat menangis membuat Alex khawatir. Yaitu menangis tanpa suara. Alex sedikit takut, ada niatan untuk membawa Daniel ke psikiater namun Daniel selalu menolak.

Alex memeluk tubuh Daniel sangat erat. Sesekali ia mencium kening Daniel untuk menenangkan pemuda itu.

Sibuk dengan acara berpelukan, mereka sampai tak melihat dua orang yang sejak tadi melihat adegan romantis itu.

"Ekhm"

Suara itu membuat Daniel dan Alex mengalihkan perhatian mereka. Dan dapat mereka lihat Jaegar dan Elbara yang menggendong bayi. Alex dan Daniel yang penasaran pun langsung duduk seperti awal.

"Dad" panggil Alex.

"Daddy akan menjelaskan" ucap Jaegar. Ia membawa bayi itu dan duduk di sofa single. Sebelumnya Jaegar meminta Elbara untuk menyuruh maid membuatkan susu.

"Sekarang jelaskan dad" ucap Alex.

"Ini adalah anak dari Elsa sepupumu" ucap Jaegar.

Alex yang mendengar itu tentu saja terkejut. Mengapa daddy nya membawa bayi sepupunya. Seharusnya bayi itu berada di rumah sakit. Agar jika sang ibu siuman dia bisa melihatnya.

"Dad, kau gila ya, bagaimana jika kak Elsa siuman dia tak melihat anaknya? Dia pasti sedih" ucap Alex tak habis pikir.

"Elsa telah tiada" ucap Jaegar, menatap sendu bayi itu.

"Dad kau pasti bercanda kan?" Tanya Alex memastikan, tapi tidak terlihat kebohongan di wajah sang daddy.

" k-kak Elsa tiada" ucap Alex lirih.

Runtuh sudah pertahanan Alex. Ia sudah kehilangan ibunya dan kini kehilangan kakak yang selalu ada untuknya. Alex menangis di pelukan Daniel.

Daniel tak pernah melihat Alex serapuh ini. Ia melihat kearah bayi yang sedang meminum susu itu. Ada ide yang cukup beresiko untuk nya. Tapi ini semua demi bayi malang itu.

"Alex bagaimana jika kita mengangkat bayi ini jadi anak kita, boleh tidak?" Ucapan Daniel membuat Alex memikirkannya.

Benar yang dikatakan Daniel. Walaupun ia tak bisa menjaga Elsa. Setidaknya ia bisa menjaga bayinya. Alex mengangguk setuju atas saran Daniel.

"Bolehkah dad?" Tanya Alex pada Jaegar.

"Boleh saja, tapi kalian tak boleh menyembunyikan tentang orang tua kandungnya" ucap Jaegar menyetujui.

Daniel dan Alex sangat senang, di saat Daniel yang memikirkan bagaimana mereka memiliki anak. Namun kakak sepupu Alex menitipkan anaknya pada mereka. Daniel berjanji akan menjaga bayi ini.

"Apakah kalian tak mau memberikan nya nama?" Tanya Jaegar.

"Dia belum punya nama?" Ucap Daniel, dijawab gelengan kepala oleh Jaegar.

"Bagaimana dengan 'King Leo Wiradinata' " ucap Alex.

"Nama yang bagus" ucap Jaegar memberikan king pada Daniel.

" Jagalah bayi ini, jika kalian sibuk minta tolong pada bi Suri untuk menjaganya" ucap Jaegar lalu ia pergi kekamarnya.

Mereka berdua juga pergi membawa king kekamar Alex. Karena masih berada di mansion Jaegar maka Daniel tidur sekamar dengan Alex.

Dengan perlahan Daniel membaringkan tubuh kecil king di tempat tidur. Ia memandang wajah menggemaskan bayi kecil itu.

"Kau adalah titipan terindah" ucap Daniel.

Alex yang melihat senyuman Daniel sungguh sangat senang apa lagi kehadiran king adalah titipan paling membahagiakan baginya.

"Tidurlah, aku harus mandi" ucap Alex memasuki kamar mandi.

15 menit Alex di kamar mandi, kini ia Sudak keluar dengan menggunakan piyama. Dapat ia lihat Daniel dan king yang sudah tertidur pulas. King tidur dengan bantal guling yang mengelilingi nya. Ah mungkin Alex sekarang harus berbagi dengan bayi kecil ini.

Alex berjalan menuju balkon, ia duduk di kursi yang memang berada di sana. Memandangi langit gelap namun diterangi bintang.

'Alex janji kak, Alex bakalan jagain king sampai ia jadi sukses' batin Alex memandang langit yang di penuhi bintang.

Alex juga tak akan egois, suatu saat nanti king harus tau siapa orang tuanya. Namun untuk saat ini biarlah mereka berdua yang menjaga king.







______________________________________

Halo semua aku up lagi nih semoga suka ya.

Maaf ya mungkin aku gak bisa duble up karena aku baru pulang sore dan baru sempet nulis. Jadi aku juga minta maaf kalau ceritanya kurang nyambung.

Temen aku juga lagi ada acara kemah Pramuka jadi dia sibuk deh.

Jangan lupa vote ya

Arigato gozaimashita 🥰🥰🥰🥰

[BL] Light In Heart ✓Where stories live. Discover now