7

252 26 0
                                    

umur first dan khaotung suda menginjak 9 tahun, neo meliat bagaimana adek dan sahabatnya tumbuh bersama, mereka berdua selalu bersama di mana pun itu

khaotung berada di rumah first kerana ibu first sedang tidak di rumah 

" aku ingin berbicara denganmuu, aku sangat sedih " 

khaotung mempoutkan bibirnya dengan mata yang berair, khaotung memeluk first erat begitu juga first, dia tau apa yang terjadi yang ia tau pasti hal yang buruk

" besok akan pindah keluar negri, ayah ku akan brkerja di sana " 

tangisan khaotung pecah air matanya sedikit demi sedikit jatuh, rencana khaotung dia tidak ingin mengeluarkan air matanya tetapi begitula

" kita akan berpisah firstt, bagaimana ini? aku tidak mau kehilangamu "

" kau jangan menangis, bagaimana jika nanti aku menjadi seorang aktor supaya kau mengenaliku dan kita kembali seperti semula "

" kau berjanji ? akan melakukannya ? "

" aku janji "

kenapa khaotung tidak mengenali first lagi kerana waktu berada di luar negri dia mempunyai banyak teman dan sejak itu tidak ada memberitahu kabar first dan keluarga jadi khaotung terlupa 

flashback off

khaotung sedari tadi diam dia menatap first yang sedang makan daging sapi sembari membakar untuknya, first yang merasa diperati menatap khaotung balik 

" kenapa ? kau ingin apa ? "tanya first sembari mengunyah makanan di dalam mulutnya

khaotung diam dia meliat dging sapi yang suda masak lalu mengambil sumpitnya dan mengambil daging sapi itu ingin menyuap first

" aku ingat sekarang, kalau begitu kau menyukai ku bukan ? "

first tersenyum menatap khaotung lalu menerima suapan daging sapi yang di suap khaotung , first menatap khaotung lama sembari mengunyah

" kau tau itu, kenapa menanyakannya ? "

" tapi sangat sayang aku hanya menganggapmu sebagai seorang aktor, tidak ingin menjalani hubungan dengan aktor seperti mu "

" kau hanya berkata kata saja, makanla nanti perutmu akan sakit karna tidak makan "

khaotung meliat sekeliling tidak terlalu ramai orang, di tempat ini juga tidak ada hanya mereka berdua saja, khaotung memakan daging yang suda masak . mengunyahnya sembari mengangkat telfon dari ohm

' kau dimana ? Ada harus ku bicarakan '

" lain kali saja, aku sedang sibuk "

' kau sedang bersama first ? '

" iya kami sedang bersama "

' KENAP- '

' diamla aku akan menjelaskannya denganmu nanti "

khaotung mematikan panggilan telfon mereka lalu menatap first yang sedang menatapnya 

" apa yang kau liat, kau juga makan la "

setelah habis memakan daging sapi bersama mereka pergi ke parkiran, tidak meliat siapa siapa hanya mereka berdua, lampu di parkiran mereka sedang mati jadi first menemani khaotung dia ingin membukan pintu mobilnya tetapi khaotung menolaknya perlahan ke pinTu mobil first yang belom terbuka

khaotung mendekatkan wajahnya ke wajah khaotung, dia menjinjitkan kakinya mencium bibir first beberapa saat lalu melepaskannya 

" ingin bersama ? 

sebagai pacar " sambung khaotung sembari memegang dada first

first menukarkan posisi mereka khaotung berada di pintu mobil, first mencium bibir khaotung kasar sehingga luka, khaotung hanya mengikuti permainan aktor di hadapannya . yang tadi berciuman di bibir khaotung kini mencium leher putih milik khaotung lama 

I Though It's Was A Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang