Chapter 8: Make Happiness

11.4K 1.1K 141
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

Kuy jangan ya lupa fitur vote dan komen digunakan baik-baik sebelum dan sesudah membaca🤭 (Kek sejenis tulisan kadaluwarsa makanan ya😭🙏)

-Happy Reading-

05.00 AM, Rose Hospital

Rafka tiba-tiba membuka matanya ketika badannya bergerak, si kecil ingin buang air kecil. Mata bulat menggemaskan itu bergerak kesana kemari.

"Eunghh.."lenguhan yang begitu lirih dari Rafka dengan mata yang menatap ke arah Grace dan ketiga pria yang masih terlelap dalam tidurnya.

Mata bulat menggemaskan itu mulai berkaca-kaca, ingin sekali ia berteriak atau bangun dari posisi berbaringnya tapi kondisi tubuhnya saat ini sangat tidak memungkinkan hingga tiba-tiba si kecil merasa bagian bawahnya terasa basah.

"Hikss..hiks.." akhirnya Rafka terisak dan merasa tubuhnya tidak nyaman. Kedua tangan pendeknya terlihat menggenggam selimut yang terkena air kencingnya. Tubuh mungil itu mengeliat kecil karena merasa tidak nyaman dan kedua matanya terus menatap keempat orang itu berharap mereka membantu si kecil.

"Hikss..hiks..."

Dari keempat orang itu hanya Sergio yang mulai tersadar. Pria itu mengernyitkan keningnya ketika telinganya mendengar sesuatu dan seketika pria itu dengan mudahnya tersadar dari tidurnya kemudian matanya langsung mengarah ke arah brankar Rafka.

Sergio langsung berjalan mendekati Rafka dengan tubuh yang sedikit terhuyung akibat terkejut dan tiba-tiba tersadar dari tidurnya.

"Sht..sht.. kenapa baby Rafka?" Tanya Sergio dengan suara seraknya karena baru saja bangun dari tidur. Kedua mata pria itu terlihat khawatir karena mata si kecil tertutup tapi bisa ia lihat ada air mata yang terus mengalir dari sudut matanya di tambah isak tangis masih keluar dari mulut kecil itu.

Rafka perlahan membuka matanya dan melihat Sergio yang kini tersenyum ke arahnya dengan tatapan yang begitu teduh. Isak tangis yang sedari tadi terdengar lirih malah semakin kuat sampai membuat Tony, Grace dan Brown terbangun.

"Kenapa baby Rafka?" Sama seperti Sergio Grace langsung mendekati brankar dan melihat pangeran kecilnya tengah menangis keras.

"Apa yang kau lakukan Sergio?!" Tanya Tony dengan nada marahnya bahkan menatap Sergio dengan sorot mata yang begitu tajam.

Sergio menghela napasnya seolah tatapan dari sang ayah sama sekalo tidak menakutkan baginya. "Aku terbangun karena mendengar baby Rafka menangis" ucap Sergio dan membuat Tony seketika bungkam.

Beralih ke Rafka yang kini menggeliat tidak nyaman sambil menatap ke arah bagian vitalnya. Dan tidak lama kemudian mereka sadar ada bau yang tidak sedap dari tubuh Rafka.

Grace, orang pertama yang paham dengan situasi saat ini sehingga wanita paruh baya itu mengambil satu tangan Rafka yang menggenggam selimut yang menyelimuti tubuh kecil itu.

Semesta Rafka (END)Where stories live. Discover now