Chapter 13: Rafka's Feeling

15.8K 1.3K 104
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.







Jangan lupa fitur vote dan komentar digunakan ya readers🙏, ayo ramaikan cerita baby Rafka🙌











-Happy Reading-
•●•●•

"Sht..sht.. maafkan kami baby Rafka" ucap Sergio dan membuat pria itu dengan hati-hati menggendong tubuh mungil itu. Sedangkan Arsen dan Brown tengah memasang ekspresi melongo ketika Rafka dengan mudahnya menerima gendongan Sergio.

"Hiks..hiks.." Sergio mengusap pelan punggung kecil itu dengan lembut, sedangkan Rafka masih terisak dengan kedua tangan kecilnya yang mengenggam baju bagian pundak Sergio.

"Kak Sergio tahu baby Rafka merasa sedih karena keinginan adik kakak tidak terpenuhi, maafkan kak Sergio ya.. baby Rafka mau menunggu sebentar sampai mommy selesai membuat susu? Kita ganti menghisap dot susu saja ya.." jelas Sergio ketika isak tangis si kecil mereda.

"Mimimimimi...hiks.. hikss." Ketiga kakaknya saling bertukar pandang ketika mereka mendengar baby Rafka bersuara walaupun itu hanyalah ¹babbling seorang balita.

Rafka tengah menahan tangisannya dengan memasukkan tangan kecil ke dalam mulut dan hal itu benar-benar terlihat menggemaskan.

"Mom! Dad! Apa kau mendengar baby Rafka berbicara?!" Seru Brown yang terlihat antusias, raut wajah yang tadi terlihat seperti orang bodoh kini tersenyum bahagia. Begitu juga Grace yang langsung berjalan mendekati si kecil.

"Baby Rafka memanggil mommy?" Tanya Grace memastikan kembali bahwa tadi Rafka tengah memanggilnya.

"Eungg..hiks..hiks.." Tony yang berdiri di samping Grace hanya tersenyum tipis melihat bagaimana Rafka yang tadi menangis berhenti sejenak melihat para wajah mereka yang kini tengah menunggunya berbicara namun tidak lama kemudian isak tangis itu kembali terdengar.

"Sergio, coba ubah posisi baby Rafka menghadap mommy" ucap Grace dan di balas anggukan Sergio, pria itu pun perlahan membalikkan tubuh mungil menjadi membelakanginya. Satu tangannya menahan pantat Rafka, satu tangannya lagi menahan dada si kecil agar adiknya itu bisa bersandar padanya.

"Ayo diminum sayang" ucap Grace sambil mendekatkan nipple dot tersebut pada Rafka dan tentu tanpa membuang waktu si kecil langsung melahapnya.

Raut wajah menangis itu tergantikan dengan ekspresi polos Rafka. Mata bulat menggemaskan itu menatap satu persatu kke arah mereka dengan mulut yang tetap menghisap dot tersebut.

Dulu ketika Rafka menangis tidak ada yang mempedulikannya, sekarang situasi telah berbeda hingga membuat si kecil kebingungan. Kenapa mereka berbeda dengan yang lainnya?. Entahlah Rafka juga bingung dengan suasana yang terlihat berbeda saat ini.

Kriett..

Pintu keluar menampakkan sosok si bungsu Leonardo yang kini telah tergantikan posisinya oleh Rafka.

Semesta Rafka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang