HARI KETIGA

169 24 17
                                    

   Gemericik air memenuhi ruangan, di iringi senandung ceria dari seorang gadis cantik yang kini baru saja menyelesaikan tugas nya. Zuji mematikan keran westafel, bibir pink nya melengkung ke atas menandakan betapa bahagianya dia hari ini. Bagaimana tidak, baru dua hari bekerja tiba-tiba sudah di sodorkan lembaran-lembaran cantik dengan beberapa angka nol di belakang nya. Apalagi kalau bukan uang yang banyak nya bukan main, Dante bilang itu sebagai hadiah untuk nya, karna berhasil membuat kevin, si anak kesayangan tuan nya itu menyukainya.

Baru gini aja udah di kasi uang, lama-lama aku bisa kaya tujuh turunan, tujuh belas belokan, tujuh puluh tanjakan, tujuh ratus tikungan, kalau kerja di sini sampai tua.

Senyum gadis itu kembali mekar, kali ini lebih lebar di banding sebelum nya, belum pernah dia merasakan harum uang sebanyak ini. Benar kata pepatah 'uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang' kalau pusing tinggal tempelin aja uang di dahi di jamin pusing ilang, hatipun ikut senang.

Rasanya baru kemarin dia berjalan tak tentu arah, menyusuri kota yang luas nya bukan main, duduk berjam-jam di bawah teriknya sinar matahari yang membakar kulit, dengan mie instan yang setia menemani. Jika di ingat-ingat bukan kah gadis itu harus berterimakasih dengan mie instan? jika saja malam itu dia lebih memilih tidur dengan perut kelaparan, tidak mungkin bau harum uang bisa ia rasakan saat ini.

Zuji bersenandung lebih kencang, kini mulut nya mulai terbuka menyanyikan bait demi bait lirik lagu, bahkan tangan dan kaki nya ikut bergoyang menikmati setiap lirik yang di ucapkan oleh mulut nya. Hingga tanpa sadar gadis itu mulai berjalan menjauh dari westafel, dengan tubuh yang masih setia mengikuti irama gadis itu berputar gembira di atas lantai seolah ia adalah balerina yang tengah menampilkan tarian nya di atas panggung di depan jutaan penonton yang tengah terpukau dengan pertunjukannya. Namun semua itu terpaksa luntur dari bayangan Zuji saat tanpa sengaja wajah cantik milik nya menabrak sesuatu yang keras, yang bahkan mungkin bisa mematahkan tulang hidung gadis itu jika dibenturkan sekali lagi.

Zuji mengelus pelan hidung nya, rasa nyeri yang ia rasakan membuat mata nya mengkilat marah baru saja hendak memaki benda di hadapan nya, tetapi saat mengadahkan kepala nya melihat apa yang dia tabrak nyali gadis itu menciut, bahkan kini dia merasa takut.

"A-anu tuan maaf, astaga apa yang aku lakukan?!" Panik Zuji, tangan yang tadi ia gunakan untuk mengelus hidung nya kini beralih menyentuh dada bidang milik Dante yang sedang menatap datar gadis di hadapan nya. Mata tajam pria itu seolah menghunus tajam, membuat Zuji meneguk kasar ludah nya, baru saja dia senang karna uang, kenapa sekarang malah menghancurkan reputasi di hadapan sumber uang?!

Antara aku yang tolol
atau emang takdir yang jahat.

Dante berdeham kecil, membuat Zuji kembali mengadahkan kepalanya namun kembali menunduk saat mata tajam Dante bersitatap dengan manik mata miliknya. "Sesuka itu sama dada saya, sampai tidak mau di lepas?"

Zuji tersentak lantas melepaskan telapak tangan nya yang sejak tadi mengelus lembut dada bidang milik Tuan nya.

Guoblok nya bukan maen!

"Maaf Tuan, itu tadi anu jadi saya mau anuin yang anu tapi malah keliatan kaya nganu, tapi sebenarnya saya enggak mau nganu cuma keanu aja tadi." Jelas gadis itu yang terdengar sangat tidak jelas.

Dante mengerutkan dahinya, apa dia salah memilih orang? kenapa gadis polos yang kemarin dia pekerjakan dalam semalam berubah menjadi gadis mesum yang tidak jelas, bahkan terlihat sedikit tidak waras?

Zuji yang mengerti letak kebingungan pria dia hadapan nya kembali merutuki kebodohan nya sendiri. Kenapa tiba-tiba dia tidak jelas, bahkan untuk meminta maaf saja dia tidak lulus. Bukan nya memperbaiki kesalahan justru sekarang dia malah menambah-nambah masalah.

Ibarat udah jatuh ketimpa meteor, masuk selokan, keinjek gajah lagi. Naas bat hidup ku, lama-lama resign juga dari bumi.

Batin gadis itu

Dante menghela napas panjang, lantas menatap gadis di hadapannya. Terlihat sangat jelas jika gadis itu tengah ketakutan, bodoh jika Dante bilang dia tidak tahu penyebabnya. Pria itu diam beberapa saat, sebelum akhirnya sebuah ide nakal terlintas di otak nya. Dante tersenyum jahil, lalu beralih berjalan mendekati gadis di depan nya. Seolah menyadari keberadaan Dante yang semakin mendekat Zuji mengangkat wajah nya di susul kedua bola matanya yang membulat sempurna, saat tangan kanan nya di tarik kembali menyentuh dada bidang pria itu. "Kalau mau modus jangan setengah-setengah," Ujar Dante menjeda kalimat nya, Pria itu memajukan wajah nya mendekati Zuji yang kini mulai bergerak mundur perlahan. "Kalau udah puas bilang, biar kita gantian." Sambung Pria itu di susul kekehan kecil, rasa senang menjalar di hatinya saat melihat ekspresi salah tingkah Zuji di sertai semburat merah di kedua pipinya.

PRANG!!

Suara pecahan gelas memenuhi ruangan tersebut, membuat atensi keduanya beralih menuju sumber suara, Zuji dan Dante membulatkan matanya tampak terkejut melihat sosok mungil yang kini tengah berdiri mematung di tempat nya. Silan bagaimana Dante bisa lupa jika dia membesarkan tuyul di dalam rumah?

"PAPA JANGAN AMBIL PACAR KEVIN?!"

-----------------

HALOO SEMUANYAA
siapa yang kangen saya?
apa gak ada, yaudah si aing mau sedih aja di pojokan sambil pasang sound suara empedu istri :v

maaf ya baru up, setelah sekian lama akhirnya ni akun bisa kebuka lagi ehehe....

lama yaa? engga lah masih cepetan ini dari pada nunggu rasa dia balik ke kamu, ehek:)

seperti biasa jangan lupa Vote, iya itu bintang kecil, supaya author bisa semangat (boong kalau mager ya mager mau di kasi gocap juga mager)

Ini segini dulu, besok aku up lebih banyak udah banyak stok nya nih tinggal tunggu di up aja tiap malam ehehehe....

dadahh semuanyaa
muachhh😘 (serius kalau di bagian ini alay silakan kalian hujat, soal nya pas di baca ulang aku juga jijik ama diri sendiri)












DANTE [Ongoing]Where stories live. Discover now