Bab 1

639 58 10
                                    

Banyak siswa-siswi yang membicarakan tentang program baru di Biantara High School, Cukup mengejutkan karena program tersebut di tutup 5 tahun lalu, entah karena apa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Banyak siswa-siswi yang membicarakan tentang program baru di Biantara High School, Cukup mengejutkan karena program tersebut di tutup 5 tahun lalu, entah karena apa. Tapi sekarang program tersebut telah di buka kembali, siswa-siswi Biantara High School berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri ke dalam program baru tersebut, yang dinamakan program Kelas Unggulan.

Dari namanya saja sudah jelas bukan bahwa program itu di peruntukkan untuk siswa-siswi yang genius. Dan program tersebut sebenarnya cukup mendiskriminasi, karena jika siswa-siswi yang di terima di Kelas Unggulan tersebut akan mendapat fasilitas khusus dari sekolah seperti asrama, biaya hidup gratis dan beasiswa full ke salah satu kampus ternama di negeri sebrang.

Aku, notabenenya siswi yang malas dan setiap harinya hanya tidur di kelas tidak mungkin untuk mendaftarkan diri di program tersebut. Bahkan mungkin saat salah seorang guru melihat namanya di salah satu lembaran pendaftaran program itu, namanya akan langsung di coret.

"Ayo dong Raya, ikut program Kelas Unggulan, lumayan banget tau kita dapet asrama gratis dan biaya hidup di tanggung sekolah," Ujar Gwen, salah satu teman Raya yang paling bersemangat tentang program Kelas Unggulan itu.

"Iya nih, gue sama Gwen aja mau daftar masa lo gak, ayok dong katanya kita sahabat," Ujar Kiola, teman Raya yang lain.

Raya menghela nafas gusar. "Ck, yang bener aja lah, gue ni di kelas kerjaannya tidur, gue gak ngerti apapun sama yang di jelasin guru di kelas. Gimana bisa gue ikutan program buat anak-anak genius, jangan aneh-aneh deh lo pada." Gwen dan Kiola yang mendengarnya mengerucutkan bibirnya.

Harus dengan cara apa lagi agar Raya ingin mendaftarkan dirinya di program tersebut. Gwen dan Kiola yakin bahwa Raya juga salah satu anak genius, pintar. Hanya saja Raya ini tidak mau belajar.

Bell pun berbunyi, siswa-siswi Biantara High School berlarian ke kelasnya masing-masing, termasuk Raya, Gwen dan Kiola. Karena pagi ini adalah kelasnya bu Ruby, salah satu guru yang sangat tidak Raya sukai. Bahkan ia yakin banyak yang tidak suka padanya. Buru-buru mereka berlari ke dalam kelas.

Saat memasuki kelas banyak yang sudah duduk rapi di tempatnya masing-masing, bangku pun hanya tersisa empat, dua paling depan dan dua paling belakang. Dan Raya putuskan ia akan duduk di belakang sendirian, biarlah dua temannya ini duduk bersama di depan.

"Ih gak mau Raya, pokoknya kita bertiga harus duduk deketan," Rengek Kiola yang di angguki oleh Gwen.

"Ck, cuma perkara duduk doang. Gak papa kalian di depan aja berdua, biar gue sendiri disini," Ujar Raya.

Tidak kehabisan akal Kiola pun bertanya pada orang yang duduk di depan Raya "Mau tukeran tempat duduk g—" Perkataannya langsung di potong oleh seorang wanita paruh baya yang masuk ke dalam kelas.

"Heh Kiola dan Gwen, kenapa masih berdiri disitu? gak liat saya udah masuk kelas."

Nada menyebalkan yang selalu keluar dari mulut salah seorang guru yang bernama bu Ruby.

Buru-buru Gwen dan Kiola duduk di bangku barisan paling depan dengan wajah tertekuk. Raya pun menjatuhkan kepalanya ke lipatan tangan, bersiap untuk tidur. Bu Ruby yang melihatnya hanya melihat tidak peduli, itu sudah sangat biasa, pikirnya.

"Oke, jadi kalian udah tau kan bakalan ada program baru di sekolah ini?" Serentak siswa-siswi di kelas tersebut menjawab iya.

"Jadi, pak kepala sekolah sudah mengganti kebijakan untuk program tersebut wajib diikuti oleh Siswa-siswi di Biantara High School. Dan ujian itu akan di laksanakan besok." Kelas yang tadinya hening menjadi ricuh.

Bahkan Raya yang ingin memasuki dunia mimpinya ditarik kembali ke dunia nyata. "Hell, apa apaan ini? merepotkan," Batinnya. Ia melihat ke arah Gwen dan Kiola yang menatapnya dengan senyum yang sangat lebar.

Raya hanya memalingkan pandangannya dan bersikap tidak peduli. Yah, lagian ia tidak akan di terima di program Kelas Unggulan.

"Bu, kok besok sih? kita jadi gak punya waktu belajar banyak untuk tes ujiannya. Kita juga gak tau materi apa yang akan keluar besok," Ujar salah satu siswa yang di setujui siswa-siswi lainnya.

"Hm, kalo soal itu ibu kurang paham. Pokoknya kalian belajar aja yang bener, masa soal buat tes gitu aja kalian gak bisa," Murid di dalam kelas hanya mendengus mendengarnya.

Pelajaran bu Ruby pun di mulai, Raya pun sudah memasuki alam mimpinya, tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat sampai waktu menunjukkan pukul 11.30 siang.

"Rayaa, bangunn," Samar-samar Raya mendengar seseorang membangunkannya, ia cukup malas membuka matanya.

"Rayaaa cepett udah pulang."

Mendengar kata pulang Raya dengan cepat membuka matanya.

"Nah denger kata pulang aja bangun lo," Ujar Gwen. Raya melihat jam di arloji nya dan mengernyitkan dahinya, menatap Gwen dan Kiola seolah bertanya.

"Hari ini kita di pulangin cepet, karena besok bakal ada ujian buat masuk Kelas Unggulan," Ujar Kiola. Raya langsung merapikan rambutnya yang berantakan dan mengambil tasnya lalu melangkah pergi.

"Ih Rayaa tungguinn, kebiasaan deh suka ninggalin," Sebal Kiola menarik Gwen dan berjalan mengikuti Raya.

To be continued...

Kelas Unggulan Donde viven las historias. Descúbrelo ahora