Bab 18

138 30 12
                                    

Di suatu tempat, ruangan yang berisi beberapa orang berjas di dalamnya, terlihat sedang mendiskusikan sesuatu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Di suatu tempat, ruangan yang berisi beberapa orang berjas di dalamnya, terlihat sedang mendiskusikan sesuatu.

"Bagaimana kita akan menggunakan mereka?" Ujar Pria dewasa dengan anjing yang di pangkuannya.

"Itu biar menjadi keputusan dewan, dan lagi bisakah kau tidak membawa peliharaanmu ke dalam ruangan ini? Cih, aku benci bulu hewan," Cibirnya, menatap jijik pada hewan berbulu itu.

Pria dewasa dengan anjing itu melempar pulpen yang berada di sakunya, "Bilang apa kau pada puppy ku?" Selidiknya.

"Peliharaanmu itu hewan berbulu menjijikan."

"Sialan, jangan beraninya kau berbicara kotor pada puppy kesayanganku."

"Para dewan akan datang, jangan berisik!" Sela laki-laki yang paling muda di antara mereka.

"Padahal langkah kaki mereka tidak terdengar, kemampuan pelacak mu makin hebat ya, Rui," Ujar laki-laki lain kepada Rui.

"Tidak sehebat dirimu kakak," Ucap Rui dengan senyum tipis.

Laki-laki yang di panggil kakak oleh Rui tertawa, "Kemampuanku bukan potensi seperti dirimu Rui, kau tau itu kan."

"Aku tau kakak."

Pintu pun terbuka memperlihatkan tiga orang dewasa, spontan mereka yang berada di dalam langsung menunduk sopan, mereka terlihat sangat menghormati ketiganya, apalagi laki-laki paruh baya dengan tongkat yang berada di tengah keduanya.

"Reida apa laporan kamu?"

"Selamat siang pak. Jadi, pada objek uji coba 101, kami masih belum bisa membuat sampel dengan potensinya, dan 101 sudah hampir mati, kita harus mencari pengganti 101"

Mendengar hal itu laki-laki paruh baya tersebut memukul mejanya keras, "Kenapa selalu gagal, kerja kalian ini becus gak sih!" Bentaknya.

"Maaf pak, saya akan berusaha lagi."

"Ck, bagaimana kita bisa mencari pengganti 101, potensi yang dimilikinya itu sangat langka," Geram laki-laki itu.

"Sialan, ini semua gara-gara Mahawira dan organisasi sialannya itu, kita jadi kehilangan harta berharga," Lanjutnya.

Laki-laki paruh baya itu mendengus kesal, "Saya mau laporan berikutnya kabar baik."

"Program Kelas Unggulan berjalan lancar pak, saya yakin tidak akan kacau seperti 5 tahun lalu." Lapornya, membuat lelaki paruh baya itu tersenyum kemenangan.

"Banyak dari mereka sudah memperlihatkan kekuatannya, dan salah satu dari mereka ada yang mempunyai potensi technology manipulation"

Laki-laki paruh baya itu tertawa, "Bagus, aku sudah tidak sabar memanennya, dan mencari wadah yang sempurna sepertimu, Reida."

Reida tersenyum simpul mendapat pujian secara tidak langsung, "Terima kasih banyak pak."

Laki-laki paruh baya itu menatap ke arah Rui, "Rui, sampaikan pada dokter Ryker, bahwa dia akan mendapat mainan baru."

Rui mengangguk dan pergi dari ruangan itu menuju ruangan dokter Ryker.

Sesampainya di sana ia melihat dokter Ryker yang tangannya di penuhi darah, menatap jijik pada apa yang sedang dokter Ryker kerjakan.

"Dokter, sampai kapan bakal terus bermain dengan tubuh anjing yang sudah hampir membusuk?" Ujar Rui.

"Hei, ini namanya uji coba bukan sekedar bermain," Kata dokter Ryker tidak terima.

"Itu kan hanya kedok dokter aja, biar bisa main sepuasnya dengan darah dan organ-organ itu?"

"Yah, memang hanya Rui yang paling mengenal saya."

Dokter Ryker tertawa membuat Rui memutar bola matanya malas.

"Jadi, kenapa kamu kesini Rui?" Tanya dokter.

"Kata Dewan, dokter harus mempersiapkan semuanya, gak lama lagi mainan dokter akan sampai," Jawabnya, membuat dokter Ryker menerbitkan senyum lebar.

"Aku masih punya banyak urusan, aku pergi dulu dokter." Rui melangkah pergi dari ruangan berbau amis itu. Ia tidak betah lama-lama berada di sana.

Kelas Unggulan Donde viven las historias. Descúbrelo ahora