Mention of Dead, Suicide.
----Hari ini aku memutuskan untuk meminta ijin kepada Jeffryan agar dia mau memberikanku ijin bekerja setengah hari karena Aqilla yang sedang rewel-rewelnya. Aku sangat memaklumi itu karena dia yang baru saja sembuh dari sakit.
Cuaca yang sedang tidak menentu beberapa hari belakangan membuat kondisi tubuh gampang sekali terkena virus. Bukan hanya anak kecil, orang dewasa pun juga mengalami hal yang serupa seperti apa yang dialami oleh Jeffry.
Beberapa hari belakangan aku memergoki dirinya yang sering memijat pelipisnya begitu pun dengan dia yang mengenakan masker karena sedang terkena flu. Anehnya aku merasa Jeffry dan Aqilla seperti melakukan kontak batin. Mengapa Aqilla dan Jefrry bisa sakit secara bersamaan?
Tidak, bukannya aku merasa peduli dengannya. Aku sama sekali tidak merasa khawatir sedikitpun. Kalau pun dia mati, itu justru yang aku harapkan. Aku tidak perlu bersusah payah melakukan apapun untuk membalas dendam. Iya kan?
Beberapa kali aku meyakinkan diri bahwa Aqilla bukanlah anak dari pria tak tahu diri seperti Jeffry. Sayangnya hanya kenyataan pahit yang justru aku terima.
Aqilla memang anak kandung dari Jeffry, terbukti dengan golongan darahnya yang berjenis AB negatif sedangkan Jeffryan memiliki golongan darah A negatif. Lalu aku memiliki jenis golongan darah B tanpa reshus.
Beberapa hal lain yang meyakinkan Dimas bahwa Aqilla merupakan anak kandung dari Jeffry, bukan hanya soal kemiripan tapi karena aku dan Jefrry melakukannya pada saat aku dalam masa subur.
Aku masih ingat, saat aku melayani beberapa koleganya, Jeffry selalu memaksaku untuk meminum pil pencegah kehamilan. Dia sendiri yang memastikan aku mengkonsumsinya secara teratur.
Aku juga masih mengingat dimana pertama kalinya Dimas berpikir untuk membawaku kabur, namun harus gagal karena Jeffry yang lebih dulu membawaku pergi ke Hawaii. Selama beberapa Minggu kami menetap di sana sampai kejadian itu tak terelakkan lagi. Aku yang hampir menenggelamkan diri ke laut membuat Jeffry murka hingga dirinya seperti sedang kesetanan, dia memaksaku untuk melakukan hal yang tidak pernah aku ijinkan. Sialnya, aku tidak pernah memikirkan untuk mengkonsumsi obat itu lagi karena pada saat itu fokusku hanya satu : pergi menjauh dari hidupnya.
Bohong jika aku tidak gila setelah mengetahui fakta bahwa aku sedang mengandung. Berkali-kali aku mencoba untuk meminum ramuan agar janin itu menghilang, tapi lagi-lagi gagal karena Dimas.
"Jangan gila! Dia sama sekali nggak berdosa, Sya."
"Aku nggak mau ada darah dia yang mengalir di janin ini."
"Sya, jangan sampai kamu menyesal. Dia layak hidup, janin ini layak diperjuangkan, Sya. Terlepas dari bagaimana gilanya perilaku ayahnya. Anak ini, nggak berdosa. Aku janji bakal bantu kamu. Kita rawat anak ini sama-sama ya? Jeffry nggak akan tahu kalau kamu mengandung dan melahirkan anaknya. Aku bisa pastiin itu, Sya."
"Gimana bisa Dim? Janin ini selalu ngingetin aku sama laki-laki brengsek itu."
"Kamu seorang ibu, kamu yang lebih tahu bagaimana perasaan kamu. Dari lubuk hati kamu yang paling dalam. Kamu pasti menyayangi dia kan? Mungkin dia hadir di waktu yang nggak tepat, tapi kehadiran dia bisa jadi sumber kebahagiaan kamu nanti, Sya."
"Biar aku yang jadi Papanya. Kamu nggak perlu khawatir."
"Kenapa kamu ngelakuin ini? Kenapa kamu baik banget sama aku?"
"Aku bersalah sama kamu, Sya. Hampir aja aku ngelakuin hal bejat ke kamu. Maka dari itu, biarin aku menebus rasa bersalahku ya? Kita besarkan anak ini sama-sama. Mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST IMAGINES JUNG JAEHYUN
FanfictionWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As dan Jaehyun Imagines. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum...