All For You (7) 🔞

173 15 2
                                    

Pagi itu ruangan yang cukup besar mendadak ricuh setelah kedatangan empat preman yang menagih janji

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Pagi itu ruangan yang cukup besar mendadak ricuh setelah kedatangan empat preman yang menagih janji. Semalam memang Xavier mengakui bahwa dirinya berjanji akan menceritakan apa yang terjadi setelah dirinya menarik paksa sang mantan dari bar milik Joni.

"Yaelah, masih pagi. Pada nggak kerja apa?" ujar Xavier jengah. Masih terlalu pagi dirinya harus membeberkan kisah percintaannya apalagi dia merasa malu dengan hal konyol yang dia lakukan semalam.

"Nggak usah basa-basi," terang Yudhis.

Yudhis merupakan orang yang paling tidak sabar menunggu cerita yang keluar dari mulut Xavier langsung.

"Bisa-bisanya lo nyulik anak orang? Asal lo tahu, gimana pusingnya adeknya Bang Devan nyariin si Naura. Untung aja Bang Devan ngasih tahu Galeno kalau Naura pulang sama elo," kata Joni. 

"Berhasil cetak gol?" tanya Yudhis semakin gemas. Xavier sama sekali belum memulai cerita mengingat dia tahu bakal kemana arah pembicaraan.

"Dilihat dari raut wajahnya sih, sepertinya berhasil," sahut Theo.

"Brengsek  juga ya lo jadi cowok," timpal Joni kepada Xavier. Yang disudutkan pun hanya bisa tertawa. Jarang-jarang dia mengerjai ke empat temannya.

"Udah gila kali gue,"

"Lo pikir, elo waras? Habis bikin sakit hati anak orang, terus seenak jidat datang lagi ke kehidupannya. Mana asal nyelup."

"Mulut lo sampis banget, Yud. Nggak sampai ke arah sana ya. Nggak setega itu gue ngehancurin hidup Naura."

Theo berkedip. Rasa penasarannya semakin membuncah. "Bentar, bentar bukannya kemarin lo bilang kalau Naura yang mancing-mancing lo terus? Dia sendiri kan yang minta buat dinakalin?"

"Emang, tapi nggak sampai ke situ. Lo semua aja yang punya pikiran kotor." Xavier mendadak kesal. Sebrengsek apapun, dirinya tidak mungkin menghancurkan hidup anak orang.

"Kuat juga iman lo, Bang." Juan menepuk bahu Xavier pelan. Terlihat bangga dengan aksi yang dilakukan oleh Xavier.

Yudhis mencebik, "Yah, nggak seru!"

Xavier memang membawa Naura untuk menginap di hotel semalam. Memesan satu kamar untuk mereka tidur malam itu. Hanya sebatas tidur, tidak lebih. Tidak ada hal lain yang mereka lakukan selain berciuman dan berpelukan.

Pria yang sedang tersenyum penuh arti itu mendadak teringat wajah frustasi Naura saat sedang tinggi-tingginya. Dirinya yang tidak tega melihatnya dengan terpaksa mengikat tangan Naura dengan dasi, lalu mengunci gadis itu di kamar mandi. Biarlah Naura berendam air dingin sampai obat perangsang itu hilang dengan sendirinya.

"Xav, aku capek."

Itu kali terakhir Xavier mendengar suara Naura. Detik berikutnya gadis itu sudah tertidur lemas di dalam dekapannya.

JUST IMAGINES JUNG JAEHYUNHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin